6 Prinsip Sugesti Hipnosis Efektif
Daftar Isi
Suatu hari seorang rekan lama menghubungi saya melalui media sosial dan menanyakan metodologi untuk melakukan terapi pada sebuah kasus, dengan bersemangat saya menguraikan langkah demi langkah yang bisa ia lakukan untuk menangani masalah calon kliennya.
Tak lama berselang tibalah jawaban darinya, “Kalau pakai sugesti saja apakah bisa selesai? Saya agak kurang paham uraian yang kamu jelaskan tadi.”
Seketika jawaban itu membuat saya mengerutkan kening, bukan karena kekurangpahamannya tentang teknik hipnoterapi, melainkan pemahamanannya bahwa sugesti bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah apapun.
Untuk keterangan tambahan, rekan lama saya ini pernah berkeinginan mengikuti pelatihan Clinical Hypnotherapy Intensive (CHI) yang saya adakan, namun atas pertimbangan waktu ia kemudian memutuskan mengikuti pelatihan lain yang lebih singkat.
Pikiran saya pun kembali ke jaman ketika awal mempelajari hipnoterapi 2011 lalu, berbagai pelatihan pernah saya ikuti, dari mulai yang singkat sampai yang memakan waktu lama, berbagai literatur hipnoterapi berbahasa Inggris tak luput saya lahap untuk bisa memahaminya secara klinis dan profesional.
Berkaca dari pengalaman pribadi, saya bisa memaklumi apa yang rekan saya alami, saya menyimpulkan pelatihan yang diikutinya adalah pelatihan singkat yang mengedepankan sugesti hipnosis (hypnotic suggestion) sebagai modalitas utama terapi.
Tidak ada yang salah dengan ini, bahkan dalam pelatihan hipnoterapi profesional yang saya adakan pun di modul-modul awal peserta diwajibkan memahami prinsip sugesti ini secara menyeluruh, namun bukan berarti menguasai hal ini saja cukup, karena ada pendekatan terapi lain yang lebih penting untuk dikuasai!
Alasannya sederhana, ketika seseorang mengalami masalah emosional-psikologis, dari sudut pandang hipnoterapi ada sebuah akar masalah (silakan membaca artikel ‘Tercipanya Masalah di Pikiran Bawah Sadar’ untuk mendapatkan uraian lebih jelasnya) yang membuat masalah itu muncul ke permukaan sebagai masalah emosional-psikologis, maka seorang hipnoterapis wajib menguasai berbagai jenis insight therapy untuk bisa menemukan dan menetralkan akar masalah yang ada dalam diri klien, dimana prosesi insight therapy ini terdiri dari 4 tahap:
- Discovering the root cause: tahapan dimana terapis melakukan penelusuran untuk menemukan akar masalah, bisa menggunakan teknik age regression atau parts therapy.
- Forgiveness/Release: tahapan menetralkan akar masalah, bisa dengan menggunakan proses forgiveness atau melakukan imagery sebagai media pelepasan akar masalah.
- Relearning: tahapan pembelajaran baru dimana klien diajak memetik hikmah dari peristiwa yang dialaminya dan diajak melihat peristiwa itu menggunakan sudut pandang yang lebih bermanfaat.
- Post hypnotic suggestion: tahapan dimana sugesti pasca hipnosis diberikan untuk melakukan beberapa perubahan mendasar dan memperkuat efek perubahan tersebut.
MENGAPA SUGESTI SAJA TIDAK EFEKTIF?
Charless Tebbets, seorang legenda hipnoterapis mengungkapkan terapi berbasis sugesti saja cenderung tidak efektif dan diibaratkan sebagai ‘terapi plester’ (band aid therapy)
Bayangkan seseorang terluka dan mengalami pendarahan, pertolongan yang diberikan adalah menggunakan plester untuk menutupi lukanya, apa yang terjadi? Dari luar luka itu nampak baik-baik saja, namun di dalam ada kebusukan yang terjadi karena luka itu tidak dibersihkan terlebih dahulu.
Begitu juga masalah emosional, jika akar masalahnya tidak dinetralkan telebih dahulu maka besar kemungkinan efek dari sugesti tersebut tidak permanen karena luka emosi yang belum terungkap itu belum terobati dan akan kembali muncul ke permukaan.
Hipnoterapis lainnya, Calvin Banyan, menganalogikan jika ingin menanam bunga yang cantik di sebuah taman maka pastikan taman tersebut bersih dari benalu. Jika tidak, maka secantik apa pun bunga yang ditanam hanya akan rusak digerogoti benalu.
Itulah fungsi utama dari insight therapy, menetralkan akar masalah yang berada di lapisan terdalam sehingga ketika sugesti penguatan diberikan ia akan diterima dengan lebih mudah. Anggap saja Anda memiliki seember air kotor, jika air kotor itu ditambahkan air bersih apa yang terjadi? Perlu waktu yang lama dan upaya terus menerus agar air bersih itu bisa mengeluarkan air yang kotor, maka cara tercepat adalah kuras air kotornya, bersihkan embernya dan isikan air bersih.
Apakah berarti semua pendekatan hipnoterapi harus menelusuri akar permasalahan? Tidak juga. Dalam hal ini seorang terapis harus bisa menganalisa kebutuhan dan pendekatan terapi yang akan digunakan. Seperti apa cara mengetahuinya? Simak contoh kasus di bawah ini:
Contoh kasus: Seorang klien mendatangi hipnoterapis dan mengungkapkan bahwa ia ingin meningkatkan kepercayaan dirinya untuk berbicara di depan umum.
Skenario A: dari sesi pre-talk diketahui bahwa klien memiliki masalah krisis kepercayaan diri, ketika tampil ada perasaan takut, cemas dan grogi. Maka dalam hal ini hipnoterapis perlu melakukan penelusuran akar masalah untuk menemukan sumber emosi negatifnya, menetralkannya dan baru kemudian memperkuat perubahan dengan sugesti.
Skenario B: dari sesi pre-talk diketahui bahwa klien tidak memiliki masalah apapun yang berkaitan dengan kepercayaan diri, ia baik-baik saja dan hanya ingin bisa tampil dengan lebih memukau. Dalam hal ini hipnoterapis tidak perlu melakukan penelusuran akar masalah, melainkan cukup mengkreasikan rangkaian sugesti yang bisa memberikan dampak perubahan efektif senyata mungkin.
Kesimpulannya, seorang hipnoterapis wajib memiliki kemampuan untuk menemukan dan menetralkan akar masalah dalam diri klien, ditambah dengan kemampuan menarasikan sugesti yang efektif untuk bisa memperkuat efek perubahan baru dalam diri klien.
Melalui sesi pre-talk, biasanya terapis sudah cukup mendapatkan kejelasan tentang masalah yang dihadapi klien dan bisa mulai menyiapkan sugesti yang diperlukan klien dalam kasus yang dialaminya.
Namun demikian fenomena lain yang tidak jarang terjadi adalah apa yang diperkirakan di awal ketika pre-alk tidak berjalan sebagaimana mestinya. Apa yang klien sampaikan di sesi hypnoanalysis bisa saja mengungkapkan berbagai lapisan emosi yang jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan dalam sesi pre-talk, sehingga skrip yang sudah disiapkan menjadi tidak sesuai. Tanpa pemahaman yang memadai bisa jadi skrip sugesti spontan yang dibuat menjadi asal dan malah tidak memberikan efek maksimal untuk menunjang perubahan yang diperoleh dari insight therapy.
Anda bisa mempelajari kemampuan menemukan dan menetralkan akar masalah di berbagai pelatihan hipnoterapi yang sekarang ini sudah cukup populer. Memang ada beberapa pendekatan terapi lain yang tidak mempersoalkan ‘akar masalah’ dan fokus pada intervensi langsung menghilangkan perasaan yang mengganggu, seperti terapi berbasis Neuro-Linguistic Programming (NLP), Emotional Freedom Technique (EFT), atau Solution Focused Brief Therapy (SFBT) dan bahkan STRAIGHT Resolution Method (SRM) yang saya kembangkan, namun selalu ada baiknya memiliki pemahaman lebih, terutama karena inti bahasan artikel ini adalah hipnoterapi.
Sampai sejauh ini saya mengasumsikan bahwa Anda memahami prinsip penting menetralkan akar masalah dengan aman dan efektif (jika belum, Anda bisa juga membacanya di ‘Tahapan Dalam Sesi Hipnoterapi‘) oleh karenanya bahasan lanjutan dari artikel ini akan fokus membahas bagaimana memahami 6 prinsip efektif sugesti untuk bisa menciptakan skrip sugesti sendiri secara mandiri, spontan dan efektif.
6 PRINSIP DASAR SUGESTI HIPNOSIS EFEKTIF
Sebelum memasuki 6 prinsip efektif pembuatan sugesti yang saya kembangkan, terlebih dahulu saya ingin mengajak Anda memahami prinsip umum yang paling mendasar dari dikembangkannya sebuah sugesti, yaitu:
- Positive – diungkapkan dalam bentuk kalimat positif, jika Anda ingin mengatakan “Anda tidak akan merokok lagi”, maka kalimat ini mengacu kepada kalimat negatif dengan adanya kata ‘tidak akan’. Meski kalimat negatif pun memiliki efek sugestif, disarankan menggunakan kalimat positif agar mudah diaplikasikan, contoh pada kalimat di atas bisa menjadi “Anda membuang rokok jauh-jauh dari kehidupan Anda.”
- Simple – upayakan agar kalimat sugesti yang Anda berikan sederhana dan merupakan sesuatu yang bisa dibayangkan terjadi oleh klien. Hindari penggunaan kalimat-kalimat yang terkesan rumit dan menyita nalar, karena berpotensi membangkitkan area kritis (critical area) untuk menghalangi masuknya sugesti.
- Measurable – adanya indikator yang terukur dari sugesti yang diberikan akan membuat efek yang lebih nyata dalam perubahan itu, contoh termudah dapat ditemukan dalam hal fobia, pada binatang misalnya. Apa indikator bahwa fobianya sudah hilang? Yaitu klien berani menghadapi objek yang semula ditakutinya. Demikian juga sugesti yang diberikan disesuaikan untuk bisa memenuhi kebutuhan itu.
- Present or always tense – lebih baik menggunakan pendekatan kalimat saat ini atau sekarang daripada kalimat ‘akan’. Misalnya “Mulai hari dan selamanya ini Anda berhenti merokok.” Daripada mengatakan “Anda akan berhenti merokok mulai hari ini.” Menghilangkan kalimat ‘akan’ cenderung mempertegas efek dari pesan yang ingin disampaikan bahwa perubahan sudah terjadi.
- Rewards – penghargaan atau imbalan, dalam hal ini diutamakan yang bersifat emosional, karena manusia adalah makhluk yang senantiasa mencari pemenuhan kebutuhan emosional. Kalimat yang diuraikan bisa sebagai berikut “Ketika Anda makan ada sebuah kesadaran baru yang muncul berupa sinyal dari tubuh Anda, ketika sinyal itu mengatakan ‘cukup’ maka Anda bisa dengan mudah berhenti makan dan meletakkan alat makan Anda dengan tenang sambil tersenyum. Ketika Anda melakukannya, perasaan puas dan bahagia memenuhi seluruh diri Anda karena Anda berhasil membuktikan bahwa Anda memegang kendali penuh atas diri Anda dan kebiasaan Anda makan.”
Poin-poin di atas adalah prinsip mendasar yang banyak digunakan para hipnoterapis. Paling tidak Anda wajib menguasai penggunaan dan pemahaman poin tersebut untuk sebuah skrip sederhana, sebelum mulai melanjutkan ke bahasan prinsip sugesti hipnosis tingkat lanjut yang Anda gunakan di bagian berikutnya.
6 PRINSIP LANJUTAN SUGESTI HIPNOSIS EFEKTIF
Pertama-tama, mari pahami struktur dari sebuah sugesti agar Anda paham inti dari bagian ini. Secara sederhana sebuah sugesti dapat dibagi atas dua bagian, yaitu primary suggestion (sugesti primer) dan secondary suggestion (sugesti sekunder).
Primary suggestion berfungsi sebagai pernyataan kesimpulan hasil terapi dan mempertegas pesan bahwa proses terapi sudah memberikan hasil. Kalimat yang dikeluarkan biasanya sederhana namun tegas, misalnya “Hari ini Anda memutuskan menjadi seseorang yang tenang dan memegang kendali penuh atas diri Anda…Anda memtuuskan untuk siap menghadapi berbagai situasi apapun yang terjadi dalam hidup Anda…”
Secondary suggestion adalah sugesti yang diberikan dimana efeknya banyak memberikan dampak selepas klien menjalani sesi terapi dan menjalani kehidupannya, dalam istilah lain dikenal dengan nama post-hypnotic suggestion (sugesti pasca hipnosis).
Pembuatan primary suggestion tidaklah terlalu rumit, selama Anda bisa menyimpulkan pesan inti dari terapi itu maka Anda bisa merangkai sebuah kalimat sederhana dan tegas sebagai bentuk primary suggestion, Anda disarankan mengulanginya sebanyak tiga kali untuk memepertegas pesan yang disampaikan.
Namun lain halnya dengan secondary suggestion, karena isinya yang cukup panjang maka dibutuhkan keterampilan khusus untuk bisa merangkainya menjadi sebuah uraian sugesti yang berkualitas. Itulah yang saya rangkum menjadi enam prinsip efektif ini.
Enam prinsip efektif membuat sugesti ini saya tuliskan dan rumuskan berdasarkan pengalaman saya dan tim dalam melakukan terapi klinis pada banyak klien di ruang terapi klinik kami, perlu diingat bahwa keenam panduan di bawah ini dibuat dengan tetap melibatkan prinsip dasar sugesti yang sudah dituliskan di bagian sebelumnya.
Catatan: keenam prinsip ini akan bekerja dengan sangat efektif jika akar masalah dalam diri klien sudah dinetralkan dengan baik.
PRINSIP PERTAMA:
BENEFIT APPROACH & COMPOUNDING SUGGESTION
Benefit approach dalam hal ini adalah manfaat yang diperoleh klien selepas menjalani sesi terapi. Bagian ini memiliki keterkaitan yang erat dengan sesi pre-talk. Dalam sesi pre-talk hipnoterapis wajib mengetahui apa saja manfaat yang menurut klien akan ia peroleh selepas menjalani sesi terapi bersama hipnoterapis.
Di protokol yang saya jalankan, saya mensyaratkan klien untuk mampu menyebutkan minimal lima manfaat yang akan diperoleh jika ia terbebas dari masalahnya. Tujuan pertama dari hal ini adalah mengidentifikasi kesiapan/motivasi klien untuk berubah, jika klien mampu menyebutkannya berarti ia memang serius untuk terlepas dari masalahnya, namun jika ia terbata-bata dan kebingungan bisa jadi ia sendiri tidak tahu apa manfaat yang kan diperolehnya selepas sesi terapi, dengan kata lain ia kekurangan motivasi untuk bisa sembuh.
Tujuan kedua, lima manfaat yang disebutkan klien di awal pre-talk ini lah yang kemudian dirubah menjadi sugesti. Misalnya klien mengatakan manfaat yang diperolehnya dari berhenti merokok adalah ‘menjadi pribadi yang lebih sehat’, maka kalimat tersebut bisa diuraikan menjadi sugesti spontan “Anda menjalani hari demi hari dengan tubuh yang semakin sehat dan semakin bugar.”
Tidak cukup sampai di situ, kalimat benefit approach tersebut akan semakin dahsyat jika kita kemas menjadi sebuah compounding suggestion.
Compounding suggestion adalah sebuah sugesti yang diberikan berulang-ulang dan direspon oleh klien setiap kalinya. Jika sebuah sugesti diberikan berulang kali tanpa direspon maka teknik sugesti ini disebut direct drive. Compounding suggestion memiliki efek kekuatan yang berlipat-lipat dibanding sugesti biasa.
Contoh sederhana dari compounding suggestion adalah kita memberikan sebuah sugesti dan meminta klien mengulangi sugesti tersebut dalam hati, ketika klien mengulangi sugesti tersebut maka ia merespon sugesti tersebut dan membuat efek kekuatan sugesti tersebut meresap berkali-kali lipat ke dalam program pikirannya.
PRINSIP KEDUA:
SPESIFIK DAN EKOLOGIS
Perlu diingat bahwa sebuah proses terapi bukan hanya harus berjalan efektif dan memberi perubahan positif, namun juga tidak mengakibatkan dampak negatif apa pun dalam aspek kehidupan klien, dalam NLP hal ini disebut ekologis.
Misalnya saja contoh pemberian sugesti peningkatan kepercayaan diri, jika tidak didesain dengan baik maka sugesti ini bisa saja memberi dampak negatif, yaitu si klien menjadi over confidence atau terlalu percaya diri dan sikapnya membuat ia tidak disukai teman-temannya.
Contoh sugesti yang berpotensi tidak ekologis:
“Mulai sekarang dan seterusnya…Anda adalah pribadi yang percaya diri…Anda mampu menyikapi segala hal dengan keyakinan diri yang positif dalam apapun yang Anda lakukan…”
Dikhawatirkan kalimat ‘apapun yang Anda lakukan’ ini membuat klien menjadi percaya diri berlebihan, bahkan dalam hal yang merugikan orang lain sekali pun (percayalah ini pernah terjadi sebagai kasus nyata di salah satu rekan sejawat saya, dari kasus itulah saya melakukan evaluasi).
Contoh sugesti yang sama dengan format yang ekologis:
“Mulai sekarang dan seterusnya…Anda adalah pribadi yang percaya diri…Anda mampu menyikapi segala hal dengan keyakinan diri yang positif dalam apapun yang Anda lakukan…dengan tetap menjadi pribadi yang bermanfaat dan menjaga sikap-perilaku di hadapan orang lain.”
Nyata bedanya bukan?
PRINSIP KETIGA:
HUBUNGKAN DENGAN INSIGHT THERAPY
Kapan saat terbaik memasukkan sugesti? Yaitu ketika klien baru saja melalui sesi insight therapy untuk menetralkan akar masalahnya, misalnya selepas melalui age regression, informed child technique, forgiveness atau parts mediation, dalam kondisi ini klien berada dalam kondisi hiper-sugestif untuk menerima sugesti dan menjadikannya bagian permanen dari program pikirannya.
Namun bukan sekedar sugesti, sugesti yang diberikan harus terhubung dengan insight yang ia dapatkan agar memberikan efek maksimal.
Berikut adalah contoh sugesti positif yang bisa diberikan selepas klien menyelesaikan proses forgiveness dan bersedia melepaskan amarahnya dengan memaafkan orang yang menyakiti dirinya, perhatikan bagaimana sugesti dibuat dengan menghubungkan itikad baik klien dengan hasil positif yang bisa ia peroleh:
“Semua pembelajaran yang sudah Anda peroleh kali ini menjadi suatu awal baru dalam hidup Anda…dengan ikhlas memaafkan orang yang menyakiti Anda berarti Anda pun ikhlas dan siap menerima berbagai perubahan positif dalam hidup Anda…segala rasa marah yang Anda lepaskan kali ini mendatangkan lebih banyak peluang bagi berkah Tuhan untuk mengisi diri Anda…”
PRINSIP KEEMPAT:
LIBATKAN FUTURE PROGRESSION ANTISIPATIF
Sugesti yang diberikan akan menjadi lebih nyata jika klien diajak melakukan visualisasi ke masa depannya tentang bagaimana ia melalui skenario kehidupannya dengan perubahan barunya tersebut, dan mengantisipasi pemikiran yang muncul, yang mungkin menyabotase hasil terapi.
Akan lebih baik jika skenario yang diberikan tersebut dapat klien terjemahkan senyata mungkin dalam pikirannya, maka pastikan Anda mengetahui indikator masalah klien dan libatkan sedikit masalah dalam skenario tersebut dan sugestikan bagaimana klien melalui masalah tersebut sampai kemudian ia betul-betul berubah sepenuhnya.
Contoh sugesti yang bisa diberikan dalam kasus berhenti merokok yang indikltor dalam hal ini adalah klien sulit menahan keinginan untuk berhenti merokok ketika bekerja lembur dan merasa suntuk:
“Dan sekarang bayangkan diri Anda bekerja lembur seperti biasa…perhatikan tempat Anda bekerja…perhatikan meja di depan Anda…amati tumpukan pekerjaan yang ada di hadapan Anda…ya, inilah yang biasa Anda temui…sekarang fokuslah pada diri Anda…pada apa yang Anda rasakan…rasakan bagaimana perasaan suntuk mulai muncul dalam diri Anda…namun ada sesuatu yang berbeda kali ini…ada sebuah ketenangan dalam diri Anda…jika biasanya rasa suntuk ini memicu perasaan ingin merokok maka kali ini Anda justru heran karena Anda merasa baik-baik saja tanpa rokok…karena Anda sudah memutuskan untuk berhenti merokok dan itulah yang Anda lakukan…
Rasakan waktu berlalu…mungkin ada kalanya muncul perasaan atau pikiran iseng dalam diri Anda yang seolah memancing diri untuk merokok…namun kali ini begitu berbeda…ada sebuah kemantapan hati dalam diri Anda untuk meyakini bahwa Anda baik-baik saja tanpa rokok…Anda pun menyadari bahwa rasa ingin merokok sering kali muncul karena Anda suntuk…maka Anda segera berdiri…menggerakkan badan…berjalan-jalan kecil di sekitar tempat kerja… mengambil segelas air putih dan kemudian meminumnya perlahan-lahan…Anda mengambil nafas panjang…menghembuskannya dan tersenyum penuh kelegaan…Anda memegang kendali diri sepenuhnya dan bebas dari rokok sepanjang hidup Anda…”
Jika Anda amati dalam skenario di atas, ada tambahan opsi berjalan-jalan kecil, minum dan mengambil nafas. Ini adalah rangkaian aktifitas pengganti kebiasaan merokok. Pada dasarnya kebiasaan merokok telah menjadi sebuah pola bagi klien untuk menghilangkan suntuk, jika pola ini tiba-tiba dirubah dengan drastis akan muncul perlawanan yang kemudian berpotensi merusak hasil terapi, maka sebaiknya jangan mengubah pola kebiasaan ini secara drastis melainkan berikan alternatif perilaku pengganti yang lebih bermanfaat yang bisa memenuhi kebutuhan emosi klien dalam situasi yang dihadapinya.
PRINSIP KELIMA:
GUNAKAN NEURO-LOGICAL LEVEL
Neuro-logical level of change adalah skema yang digunakan Gregory Bateson untuk menggambarkan level perubahan cara berpikir dalam diri manusia (lebih jelasnya bisa dibaca di artikel ‘Identitas, Penentu Kualitas Hidup Anda‘).
Dalam skema logical level of changes, diperoleh keterhubungan cara berpikir seperti di bawah ini:
- Spiritual: Dedikasi kita dalam melakukan sesuatu (demi siapa).
- Identity: Cara pandang kita atas diri dalam melakukan sesuatu.
- Value: Apa yang kita anggap penting dalam melakukan sesuatu.
- Belief: Apa yang kita yakini ketika melakukan sesuatu.
- Skill: Keahlian yang kita miliki ketika melakukan sesuatu.
- Behavior: Perilaku yang kita tunjukkan ketika melakukan sesuatu.
- Environment: Lingkungan untuk melakukan apa yang kita lakukan.
Menurut konsep neuro-logical level, perubahan cara berpikir yang terjadi di level bawah (perilaku dan lingkungan) tidak akan selanggeng perubahan cara berpikir yang terjadi di level atas (identitas, nilai dan keyakinan).
Contohnya seorang yang ingin langsing dan melakukan diet (behavior/perilaku), kebanyakan tidak berjalan lancar karena meski ia berperilaku melangsing, dalam pikirannya ia masih memandang dirinya sebagai seorang yang gemuk (identity/identitas).
Maka untuk mendapatkan perubahan permanen, sugesti yang diberikan bukan hanya sekedar meliputi aspek perilaku, melainkan identitas, agar klien mampu memandang dirinya sebagai sosok yang baru.
Untuk mendapatkan motivasi yang kuat untuk berubah klien juga harus diajak menyadari sosok yang penting dalam hidupnya yang ia anggap menjadi alasan terbaik untuk berubah, inilah yang dimaksud spiritual. Karena itu dalam sesi pre talk, hipnoterapis wajib menggali sumber motivasi klien untuk berubah sejelas mungkin.
Yang saya lakukan biasanya menggunakan sugesti berdasarkan neuro-logical level dari level paling atas yaitu identitas, naik ke spiritual, turun ke bawah sampai lingkungan dan kembali ke atas sampai spiritual, contohnya seperti berikut ini dalam kasus berhenti merokok:
“Hari ini…adalah hari yang baru dalam hidup Anda…hari dimana Anda memutuskan menjadi sosok Anda yang baru…sosok Anda yang sehat seutuhnya (identitas)…Anda tahu kesehatan Anda berarti bagi orang yang Anda cintai…anak Anda…istri Anda…ya, bukankah demi mereka (spiritual) Anda rela melakukan segalanya? Maka inilah diri Anda sekarang, diri Anda yang baru…yang sehat…bersih dari segala kotoran, rokok dan racun dalam rokok (identitas)…Anda menyadari ada berbagai hal penting dalam hidup Anda yang lebih layak Anda jadikan prioritas hidup…kesehatan…keluarga…masa depan yang cerah (nilai-nilai)…untuk itu tanamkan sebuah keyakinan baru dalam diri Anda…yakini bahwa Anda layak lepas dari rokok…Anda layak bebas dari benda kecil bernama rokok yang sama sekali tidak berhak mengendalikan hidup Anda (keyakinan)…maka keyakinan ini akan membantu Anda mengetahui cara terbaik untuk bisa mengendalikan diri Anda (keahlian) mulai saat ini dan seterusnya…hari demi hari yang Anda lalui menjadi begitu berbeda karena Anda melakukan segala cara terbaik yang Anda bisa untuk menjauhi rokok dan mengendalikan diri Anda sepenuhnya (perilaku)…semua hal ini mendorong Anda untuk bergaul dengan lingkungan yang tepat…lingkungan yang sehat dan jauh dari rokok…
Anda mengendalikan diri dengan baik…ketika seseorang menawari Anda rokok Anda bisa menolaknya dengan tenang dan sopan (perilaku)…semakin jauh Anda melakukannya setiap hari maka Anda semakin menguasai diri untuk menjadi semakin sehat (keahlian)… karena Anda meyakini bahwa keputusan Anda hari ini untuk berhenti merokok adalah keputusan yang tepat (keyakinan)…segala hal penting dalam hidup Anda…kesehatan…keluarga…masa depan yang cerah (nilai-nilai) menjadi begitu mudah Anda pertahankan… inilah Anda…yang baru…Anda yang sehat…Anda yang memegang kendali diri sepenuhnya (identitas) …demi mereka yang Anda cintai (spiritual)…
Perhatikan bahwa sugesti di atas didesain untuk meliputi level perubahan cara berpikir secara menyeluruh. Saya sendiri tidak pernah menghapalkan atau memiliki skrip khusus untuk neuro-logical level, yang penting kalimat sugesti tersebut mewakili esensi dari perubahan cara berpikir yang kita tanamkan.
PRINSIP KEENAM:
LIBATKAN IMAGERY
Secara mendasar, pikiran bawah sadar bekerja dengan mengutamakan gambar dan suara. Itulah kenapa ketika saya mengatakan ‘sapi’, maka saat ini pun dengan mudah dalam benak Anda tergambar sesosok sapi berwarna hitam putih yang mengibas-ngibaskan ekornya…ngomong-ngomong bukankah itu tadi pun merupakan sugesti bagi Anda?
Tunggu dulu…saya tidak demikian! Mungkin ada juga beberapa dari Anda yang mengucapkan seperti itu dalam hati. Intinya, tetap saja kata sapi memiliki arti tersendiri bagi Anda bukan?
Imagery adalah memberdayakan imajinasi untuk bisa lebih mudah menanamkan efek perubahan dalam pikiran bawah sadar. Sehabis melakukan insight therapy dan ‘membombardir’ klien dengan serangkaian sugesti berkualitas tidak ada salahnya melibatkan proses imagery ini untuk melipatgandakan efek perubahan yang dirasakan klien.
Tidak ada batasan untuk memberdayakan imagery ini, kreatifitas Anda adalah batasnya. Saya sering melibatkan imagery ini ketika akan melakukan emerging atau membawa klien kembali ke kesadaran normal.
Berikut adalah contohnya:
“Anda menjalani proses terapi dengan sangat baik…semua perubahan dan manfaat positif yang Anda sepakati telah menjadi bagian dari diri Anda secara permanen…Anda boleh memilih untuk mengingat semua yang terjadi dalam proses tadi, atau Anda bisa memilih untuk melupakannya…tidak masalah apakah Anda memilih mengingat atau melupakannya, semua perubahan positif yang Anda sepakati tetap menjadi bagian permanen dari hidup anda sekarang dan selamanya…
Dan sekarang bayangkan di depan Anda ada sebuah lorong cahaya yang mengarah naik ke atas…saya ingin Anda masuki lorong cahaya ini sekarang…saya akan mengajak Anda melalui lorong ini…ketika Anda bergerak menyusuri lorong ini terus naik ke atas mengikuti arahan saya Anda akan merasakan betapa pancaran cahaya dari lorong ini memberikan kesegaran yang begitu nyaman bagi Anda…
Bersiaplah…saya akan mulai membimbing anda dengan menghitung naik dari satu sampai sepuluh…setiap hitungan naik yanga Anda dengar akan membawa Anda melalui lorong cahaya ini bergerak naik ke atas…melipat gandakan semua manfaat dan perubahan positif yang sudah Anda rasakan dan membuat tubuh Anda semakin segar dan sehat…
Pada hitungan kesepuluh Anda akan berada di ujung lorong cahaya itu…kembali bersama saya…membuka mata…bangun dengan segar …merasa rileks… merasa nyaman seutuhnya…dalam kesehatan yang sempurna…dan sadar sepenuhnya…
Kita mulai sekarang… satu…” (teruskan menghitung sambil menyelipkan sugesti-sugesti penguatan di sela setiap hitungan).
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.