7 Sebab Gagalnya Teknik Age Regression Dalam Praktik Hipnoterapi
Daftar Isi
Sebagai sebuah proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis, hipnoterapi memberikan beberapa opsi teknik terapi untuk difasilitasi pada seseorang ketika ia berada dalam kondisi hipnosis, untuk menghasilkan rekonsolidasi memori, resolusi trauma dan restrukturisasi pada program yang ada di pikiran bawah sadar.
Ya, sebagaimana sudah pernah dituliskan di artikel sebelumnya, hipnoterapi bukanlah proses terapi menggunakan hipnosis, melainkan proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis. Jika Anda, bukan sebuah kebetulan, belum membaca artikel tersebut, maka Anda bisa menemukannya di artikel ‘Mengenal Hipnosis & Hipnoterapi’.
Sebagai sebuah kondisi perpindahan level kesadaran, hipnosis memberikan kita beberapa kemungkinan – atau keistimewaan – yang lebih bisa membantu untuk mendapatkan resolusi atas sebuah permasalahan, yang tidak bisa dilakukan dalam kondisi kesadaran biasa.
Salah satu keistimewaan yang bisa difasilitasi dalam kondisi hipnosis adalah terjadinya peningkatan reseptivitas dalam menerima sugesti, yang menjadikan sugesti positif lebih mudah diterima oleh seseorang, dimana nantinya sugesti positif ini diharapkan bisa menggantikan program lama bernuansa negatif dalam pikiran bawah sadar, yang menjadikan seseorang mengalami permasalahan.
Namun demikian, sebagaimana sudah dibahas di artikel ‘Hipnoanalisis & 7 Simtom Psikodinamika’, selalu ada kemungkinan permasalahan dalam diri seseorang melibatkan aspek yang lebih kompleks dan tidak mempan untuk diselesaikan hanya dengan sugesti, disinilah teknik hipnoterapi tingkat lanjut yang melibatkan proses penelusuran dan pembersihan akar masalah dibutuhkan, dimana Age Regression menjadi salah satu opsi yang memberikan kemungkinan ini.
Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan dinamika Age Regression dan kendala yang menyebabkannya gagal, Anda akan mendapati ada berbagai sisipan informasi artikel lain di beberapa titik tulisan ini, hal ini karena memang pemahaman Age Regression terbentuk dari pemahaman yang solid atas berbagai pemahaman fundamental lainnya, jika Anda belum berkesempatan membaca berbagai artikel itu sebelumnya dan masih asing dengan bahasannya, maka saya merekomendasikan Anda untuk menyempatkan diri membaca berbagai artikel lainyang saya rujuk tersebut.
DINAMIKA AGE REGRESSION
Age regression dalam sesi hipnoterapi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menemukan akar masalah penyebab gejala masalah klien saat ini dengan mengeksplorasi memori masa lalunya di pikiran bawah sadar.
Bahasan lebih lengkap seputar Age Regression sudah pernah saya tuliskan di artikel khusus ‘Teknik Age Regression Dalam Hipnoterapi’, jika Anda tergolong baru mengenal atau belum terlalu familiar dengan teknik ini, saya mengundang Anda untuk juga membaca artikel itu terlebih dahulu.
Age Regression menjadi sebuah teknik yang cukup menantang karena ia mensyaratkan kompetensi spesifik dari praktisi yang memfasilitasi jalannya prosesnya, tanpa kompetensi spesifik ini maka dikhawatirkan malah terjadi hal yang tidak diinginkan dan memicu permasalahan yang lebih besar dalam diri klien nantinya.
Ketika dilakukan dengan tepat, Age Regression memberikan kita keistimewaan untuk memadamkan api (akar masalah) tepat di sumbernya (kejadian penyebab), sehingga asapnya (gejala masalah) pun bisa dihilangkan dengan efektif.
Namun demikian, disini juga terletak kompleksitas berikutnya, Age Regression bukanlah teknik yang mudah untuk dilakukan, terutama oleh mereka yang masih awal mempelajari hipnoterapi.
Saya mendapati bahkan mereka yang bahkan sudah cukup lama mendalami hipnoterapi pun ada kalanya mengalami kesulitan ketika mempraktikkan teknik Age Regression ini, yang menjadikan jalannya sesi tidak berjalan sesuai harapan.
MASALAH UMUM DALAM AGE REGRESSION
Tujuan dari Age Regression dalam prosesi terapi adalah menelusuri dan menemukan akar masalah yang tersimpan di pikiran bawah sadar.
Age Regression bukanlah sebuah teknik terapi, ia merupakan sebuah cara untuk menemukan sebab-akibat yang membentuk permasalahan dalam diri seseorang.
Setelah penyebab spesifik dari permasalahan ini ditemukan, barulah proses intervensi dan restrukturisasi dilakukan untuk menetralkan dampak dari kejadian itu pada diri seseorang. Karena dampak dari kejadian itu dinetralkan tepat di sumbernya (api sudah dipadamkan), maka penyelesaian itu akan langsung membawa resolusi pada diri seseorang (asap pun hilang).
Tapi justru karena tujuan dari Age Regression adalah menemukan akar masalah, disinilah beberapa masalah bisa muncul dan merintangi jalannya proses ini, yang menyebabkan akar masalah itu tidak ditemukan.
Dua masalah yang kerap terjadi yaitu:
Pertama, klien tidak bisa dipandu mengalami Age Regression, yang biasanya terjadi:
- Klien tidak bisa dibawa mundur ke masa lalu, malah menunjukkan reaksi seperti tertidur ketika akan dibawa ke masa lalu, tidak merespon sugesti.
- Klien tidak melihat apa pun di kejadian yang diasumsikan sebagai peristiwa masa lalu dalam hidupnya itu.
- Klien bisa masuk ke sebuah peristiwa di masa lalu, tapi peristiwa yang klien lihat tidak jelas, seperti buram.
- Klien bisa masuk ke sebuah peristiwa di masa lalu, tapi kepayahan untuk menjalaninya, seperti berat, atau bahkan seperti merasakan kesakitan (muncul sensasi sakit pada bagian tubuh tertentu dalam prosesnya).
- Klien tidak merespon dengan ideal, beberapa contohnya: merespon tapi menunjukkan reaksi mengingat (nampak analitis), tidak spontan menceritakan yang terjadi sebagaimana sedang terjadi apa adanya, atau menceritakan yang terjadi tapi ekspresi yang diceritakan tidak sejalan (misalnya peristiwanya menakutkan, tapi ekspresi klien malah biasa saja), istilah yang menaungi kelompok ini yaitu klien tidak memasuki mode refifivication dengan ideal, melainkan hanya sebatas hypermnesia (jika dua hal ini dirasa asing silakan temukan jawabannya di artikel ‘Teknik Age Regression Dalam Hipnoterapi’)
Kedua, akar masalah ditemukan dan diselesaikan, tapi ternyata itu bukan akar masalah yang sebenarnya, sehingga meski kejadian yang ditemukan itu sudah dinetralisir di pikiran bawah sadar, gejala masalah dalam diri klien masih tersisa.
7 SEBAB GAGALNYA AGE REGRESSION DALAM SESI HIPNOTERAPI
Dari pengalaman belajar dan berpraktik selama ini, saya mendapati tujuh sebab yang menjadikan Age Regression tidak berjalan efektif dan memunculkan berbagai kendala seperti dibahas di atas.
Faktor Pertama, Keyakinan Diri Hipnoterapis
Sebuah teknik baru akan berjalan ideal kalau penggunanya merasa yakin dengan cara kerja dan efektivitas dari teknik yang akan dipraktikkannnya.
Ketika Hipnoterapis sendiri merasa tidak yakin bahwa ia mampu memfasilitasi Age Regression maka hal ini akan mempengaruhi sikapnya dalam memandu jalannya prosesi tersebut, yang berdampak pada menurunnya efektivitas dari tekniknya.
Ketidakyakinan ini bisa bermula dari:
- Hipnoterapis tidak yakin bahwa Age Regression adalah teknik yang tepat atau aman.
- Hipnoterapis tidak yakin bahwa ia bisa memandu Age Regression dengan tepat.
- Hipnoterapis tidak yakin bahwa ia bisa mengawal jalannya Age Regression dengan aman, hal ini karena prosesi Age Regression akan melibatkan fenomena abreaksi (abnormal-reaksi), yang mensyaratkan kaidah penanganan sendrii agar prosesnya berjalan dengan aman, disinilah banyak Hipnoterapis merasa khawatir akan apa yang mungkin terjadi dan merasa takut ia tidak bisa mengawal proses abreaksi itu, yang menurunkan kualitasnya dalam memandu proses Age Regression.
Mempelajari Age Regression mensyaratkan format pembelajaran tersendiri, format pembelajaran yang memadai dan memungkinkan pesertanya untuk mempelajari dan mempraktikkannya secara bertahap serta aman, melalui hal inilah kepercayaan diri dan keluwesan mereka terbangun dalam memfasilitasi prosesnya.
Faktor Kedua, Stamina Fisik Klien Tidak Memadai
Age Regression akan menyita energi psikis yang cukup besar, dimana hal ini mensyaratkan klien untuk berada di kondisi yang cukup bugar.
Klien yang menjalani Age Regression dalam kondisi belum makan/lapar, kurang beristirahat/lelah secara fisik, akan mengalami kesulitan untuk memproses sugesti yang diberikan dalam proses Age Regression.
Dalam salah satu jalannya praktik yang saya fasilitasi dulu, saya pernah mencoba memandu Age Regression pada seorang klien dan berkali-kali berakhir gagal, klien ini menunjukkan reaksi seperti pingsan atau tertidur atau merasa gelap setiap kali sugesti Age Regression ini diberikan.
Hal ini sangatlah mengherankan, karena di sesi sebelumnya klien ini bisa melalui Age Regression dengan baik dan akar masalahnya pun bisa ditemukan sampai terselesaikan dengan baik (klien ini menjalani sesi lain untuk penanganan masalah lain kal iini).
Selidik punya selidik, saya menyadari ada ekspresi lemas dalam diri klien (yang ternyata belum makan), maka saya pun mengembalikannya ke kondisi kesadaran biasa, lalu memberinya kesempatan untuk makan dan beristirahat sejenak untuk memulihkan staminanya.
Selepas staminanya pulih ia bisa mengikuti panduan yang diberikan dengan baik, Age Regression pun berjalan lancar dan akar masalah dalam dirinya bisa terselesaikan dengan baik.
Analisa stamina fisik klien ini sangatlah penting bagi seorang Hipnoterapis, karena ia akan mempengaruhi banyak hal dalam jalannya sesi, kalau pun klien bisa dipandu mengalami Age Regression dengan baik dan akar masalahnya ditemukan, ketidakmampuan stamina fisiknya ini akan menyebabkan proses abreaksinya beresiko, karena kemampuannya untuk mengekspresikan emosi secara aman akan terganggu.
Fenomena klien merasa “gelap” ketika melakukan Age Regression merupakan fenomena yang tidak asing, disinilah kita memerlukan serangkaian teknik investigasi yang tepat untuk mencermati proses yang berjalan apakah gelap ini terjadi karena (1) klien berada di akar masalah di dalam kandungan sebagai janin yang belum lahir, (2) stamina fisik yang tidak mendukung jalannya proses Age Regression, (3) ada sabotase dari personality parts yang tidak ingin klien menjalani Age Regression, bahasan ini akan diulas secara spesifik di faktor ketujuh nanti.
Faktor Ketiga, Level Kedalaman Trance Tidak Memadai
Age Regression menjadi teknik yang akan memerlukan kedalaman trance yang memadai, dimana level yang paling tepat untuk memfasilitasi teknik ini adalah Profound Somnambulism.
Level kedalaman yang tidak memadai akan menjadikan area kritis klien masih cukup aktif dan membuatnya mengkritisi/mempertanyakan prosesnya.
Masih cukup aktifnya area kritis ini akan menjadikan pemusatan atensi yang terjadi dalam Age Regression berkurang, jika diibaratkan semprotan air, semprotan yang semula terpusat dan tekanannya menghujam sekarang jadi melebar dan efek tekanannya berkurang, hal ini yang kemudian mengganggu jalannya proses penelusuran akar masalah karena atensi klien melebar ke aspek lain yang tidak berhubungan dan membuat prosesnya berantakan.
Untuk bisa menciptakan level kedalaman trance yang memadai ini maka seorang Hipnoterapis harus menguasai keahlian induksi dan deepening yang tepat, yang bisa membawa klien masuk ke kondisi Profound Somnambulism dengan efektif dan memastikan dengan presisi bahwa ia sudah berada di level kedalaman itu sebelum memfasilitasi jalannya Age Regression.
Faktor Keempat, Teknik Age Regression Yang Digunakan Salah
Age Regression bukan sebuah teknik tunggal, istilah Age Regression mengacu kepada kategori teknik yang dimaksudkan untuk menelusuri dan menemukan akar masalah.
Jenis dari teknik Age Regression sendiri bisa beragam, seperti Regression to Specific Event, Affect Bridge, Regression by Calendar, Progressive Regression, Regression-Progression by Birth, Regression Through Personality-Parts, atau Regression by Timeline.
Lain teknik maka lain juga peruntukkannya, kesalahan dalam memadupadankan teknik Age Regression akan berdampak pada tidak efektifnya jalannya Age Regression dan tidak efektifnya juga proses penelusuran dan penemuan akar masalah ini.
Saya pribadi hanya menggunakan empat jenis Age Regression yang saya dapati efektif dan memang sudah teruji dalam jalannya praktik yang saya fasilitasi pada para klien, keempat jenis Age Regression ini pun sudah saya kategorikan sehingga memudahkan untuk tahu (1) kapan, (2) untuk situasi spesifik seperti apa teknik ini digunakan, dan (3) bagaimana memastikan prosesnya berjalan aman dan efektif.
Masih sehubungan dengan penggunaan teknik, salah satu masalah lain yang kerap kali membuat Age Regression tidak berjalan optimal adalah karena Hipnoterapis sendiri tidak bisa melekatkan ekspresi yang tepat dalam memandu prosesnya (intonasi, tekanan suara dll, dalam keilmuan NLP kita biasa menyebutnya sebagai hypnotic voice skills).
Age Regression bukan hanya sebuah teknik, ia merupakan sebuah seni, ia mensyaratkan kita untuk menghayati prosesnya dan menunjukkan ekspresi yang bisa klien ikut rasakan, yang bisa membantunya untuk ikut menghayati prosesnya dan membantunya untuk mundur ke masa lalu dengan efektif, sesuai arahan yang kita berikan.
Faktor Kelima, Respon Mental Klien Tidak Siap Untuk Menjalani Age Regression
Stamina fisik – yang kita bahas di faktor kedua tadi – dan respon mental adalah dua hal yang berbeda.
Stamina fisik menunjukkan kemampuan dan ketahanan fisik klien untuk bisa merespon sugesti, dimana hal ini akan berhubungan dengan kondisi fisiknya.
Tapi klien yang datang dengan kondisi fisik yang bugar sekali pun bisa saja tetap tidak merespon Age Regression dengan baik, hal ini karena mentalnya tidak memahami konsep dari sugesti yang diberikan.
Terdapat rangkaian teknik pengkondisian yang seorang Hipnoterapis harus kuasai untuk menyiapkan respon mental klien agar nantinya bisa merespon proses Age Regression dengan baik.
Tanpa adanya proses pengkondisian ini maka Age Regression hanya akan menjadi sebuah teknik yang dipahami oleh Hipnoterapis, tapi tidak dipahami oleh respon mental klien, sehingga meski Hipnoterapis memandu prosesnya dengan baik sekali pun tetap saja respon mental klien tidak bisa mengikuti arahan itu dan Age Regression tidak bekerja.
Faktor Kenam, Kesalahan Semantik
Mari asumsikan proses Age Regression berjalan benar dan klien bisa mundur ke masa lalunya dengan baik, sampai menemukan akar masalah yang menjadikan munculnya gejala masalah dalam dirinya saat ini, masih ada satu faktor lagi yang bisa menyebabkan prosesnya buyar, yaitu kesalahan semantik atau penyusunan kata/sugesti.
Kesalahan semantik ini biasanya bukan menjadikan Age Regression tidak terjadi, tapi menjadikan akar masalah yang ditemukan salah.
Jangan melupakan bahwa hipnosis adalah kondisi dimana terjadinya peningkatan reseptivitas dalam menerima sugesti, dalam hal ini perlu kita ingat bahwa setiap kalimat yang kita ucapkan dalam proses hipnosis adalah sugesti.
Tiga kesalahan umum yang kerap terjadi dalam proses Age Regression adalah:
Kesalahan pertama, Hipnoterapis salah dalam menujukan panggilan pada klien, misalnya klien sudah berada di usia kecilnya, tapi Hipnoterapis lalu memanggil klien dengan sebutan “Bapak/Ibu” atau panggilan dewasa lain yang memang digunakan untuk menyapa klien dalam pembicaraan formal sehari-hari.
Hal ini akan mengaktifkan kembali kesadaran dewasa klien dan mengeluarkannya dari kondisi regressed-nya, atensi klien yang semula terpusat dalam memori dan pengalaman masa lalunya akan terbagi dengan atensi kesadaran dewasanya yang teraktifkan kembali dan menjadikan kualitas serta intensitas dari pengalaman yang sedang terakses berkurang.
Kesalahan kedua, Hipnoterapis salah dalam mengarahkan atau menjaga fokus klien dalam menjalani Age Regression, hal ini biasanya terjadi dalam prosesi Affect Bridge dimana klien dipandu untuk terhubung dengan emosi yang dirasakannya dan mengikuti emosi itu mundur ke masa lalu, menuju kejadian yang menyebabkan emosi itu muncul pertama kali.
Contoh kesalahan dalam proses ini (kita menggunakan rasa “takut” sebagai contoh dari emosi negatif yang akan ditangani, yaitu Hipnoterapis mengatakan “Ingat”, yaitu: “Ingat ketika rasa takut ini dirasakan pertama kalinya dalam hidup.”
Frasa “Ingat” akan mengaktifkan kembali area kritis, yang menjadikan klien keluar dari pengalaman masa lalunya dan memasuki kembali mode masa kini untuk mengingat yang dialaminya, sebagaimana sugesti yang diterimanya, kalau pun klien bisa mengakses memori masa lalu maka ia akan sebatas berada di mode hypermnesia yang menjadikan proses analisa tidak berjalan efektif untuk memastikan apakah kejadian itu merupakan akar masalah sebenarnya atau bukan.
Contoh kesalahan lain yaitu Hipnoterapis tidak mengarahkan fokus klien pada emosi dan sensasi spesifik yang dirasakannya, melainkan memberikan arahan yang ambigu yang membuat klien keluar dari mode regressed-nya yang seharusnya membawanya ke akar masalah yang sebenarnya.
Misalnya, Hipnoterapis mengatakan “Ikuti perasaan ini, dan mundur ke masa dimana rasa takut dirasakan pertama kali dalam hidup,” jika Anda peka mencermati semantik Anda akan bisa mencermati bahwa dalam sugesti itu terdapat dua sugesti yang tidak sejalan.
Sugesti pertama adalah “Ikuti perasaan ini…,” sementara sugesti kedua yaitu “…mundur ke masa dimana rasa takut dirasakan pertama kali dalam hidup.”
Sugesti “Ikuti perasaan ini…,” mengacu pada emosi takut spesifik yang klien rasakan, yang menjadi masalah baginya, tapi sugesti “…mundur ke masa dimana rasa takut dirasakan pertama kali dalam hidup,” mengacu pada rasa takut secara umum, dimana hal ini akan mengaburkan jalannya proses dan membuat pikiran bawah sadar bingung dalam menjalankan instruksi yang diberikan.
Sugesti yang seharusnya lebih tepat diberikan adalah “Ikuti perasaan ini dan mundur ke masa dimana rasa takut yang sedang dirasakan ini dirasakan pertama kali dalam hidup,” meski hanya sepele dan menambahkan empat kata sederhana “yang sedang dirasakan ini”, hal ini membuat perbedaan besar bagi cara pikiran bawah sadar menjalankan sugesti itu.
Nantinya masih ada tiga faktor kunci lain yang harus ada dan disebutkan dalam sugesti mengarahkan Age Regression ini, untuk memastikan arahan itu membawa klien menemukan akar masalah yang tepat, tapi untuk saat ini kita cukupkan dulu sampai sejauh itu kompleksitasnya.
Kesalahan ketiga, Hipnoterapis salah dalam mengajukan pertanyaan, sebut saja klien sudah tiba di akar masalahnya (biasa disebut sebagai Initial Sensitizing Event atau ISE dalam hipnoterapi), tapi Hipnoterapis salah mengajukan pertanyaan, yang semula mengumpulkan informasi malah jadi memberi sugesti.
Misalnya di akar masalah yang klien masuki klien sedang berada di sebuah kejadian bersama orangtuanya, alih-alih bertnya “Apa yang terjadi” Hipnoterapis malah bertanya “Apa yang Papa/Mama lakukan pada kamu?”
Dalam hal ini dampak dari pertanyaan yang asumtif ini bisa fatal, bisa saja dalam kejadian aslinya klien tidak mengalami masalah yang berhubungan dengan orangtuanya, murni hanya sebagai wujud kekagetan atau ketidaksiapan seorang anak kecil, dan kebetulan saja orangtuanya sedang turut berada di sana.
Kalimat “Apa yang Papa/Mama lakukan padamu?” ini justru memberi potensi untuk mengarahkan pikiran bawah sadar menghadirkan sebuah skenario dimana orangtua klien melakukan sesuatu padanya, meski dalam kenyataannya itu tidak terjadi, alhasil Hipnoterapis malah memunculkan masalah baru dalam diri klien yang jadinya dihubungkan dengan orangtuanya, meski dalam kenyataannya hal itu tidak pernah terjadi, inilah yang disebut sebagai Pseudo Regression.
Faktor Ketujuh, Tidak Terantisipasinya Isu Yang Muncul Dari Personality Parts
Bahkan bagi mereka yang sudah berpengalaman sekali pun, memfasilitasi Age Regression tidak selalu lancar adanya, ada kalanya muncul sabotase dari personality parts dalam diri klien yang menyebabkan terjadinya kendala dalam proses ini, biasanya kendala ini membuat klien merasa gelap dan tidak bisa melihat atau merasakan apa pun dalam proses Age Regression yang sedang dijalaninya.
Sekedar catatan, untuk lebih jelasnya mengenai personality parts bisa Anda temukan di artikel ‘Mengenal Bagian-Bagian Kepribadian Diri (Personality Parts)’, artikel kali ini akan fokus menyoal Age Regression dan kendala yang berhubungan dengan proses ini.
Terdapat tiga hambatan yang bisa terjadi sehubungan dengan faktor yang satu ini.
Pertama, karena ada personality parts dalam diri klien yang tidak ingin klien dipandu melalui Age Regression, bisa karena personality parts ini tidak ingin klien mengalami rasa sakit yang pernah dirasakannya dulu dan mencoba melindungi klien agar tidak mengalami kembali peristiwa itu, yang kemudian menjadikan proses Age Regression tidak bisa dilakukan.
Kedua, karena ada personality parts yang tidak ingin klien lepas dari masalahnya, personality parts ini ingin klien terus mengalami masalah ini, bisa sebagai bentuk penghukuman bagi klien, bisa juga karena personality parts ini melihat ada manfaat tersembunyi (secondary gain) di balik permsalahan yang klien alami, sehingga personality parts ini tidak setuju klien lepas dari masalahnya dan mengaburkan jalannya prosesi Age Regression.
Untuk lebih jelasnya mengenai bahasan secondary gain ini silakan temukan ulasannya di artikel ‘Secondary Gain, Si ‘Biang Kerok’ Penghambat Perubahan’.
Ketiga, karena ada entitas dari luar (Other Personalized Introject, atau disingkat OPI) yang selama ini menempel pada diri klien dan tidak ingin klien lepas dari masalahnya, karena jika klien lepas dari masalahnya maka ia kehilangan sumber energi yang membuatnya bisa tetap ada.
OPI atau entitas gaib adalah sebuah fenomena tersendiri dalam dunia hipnoterapi, dimana keberadaan dari OPI ini bisa mengacaukan jalannya sesi Age Regression dengan memunculkan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu dalam prosesnya, sehingga klien tidak bisa fokus pada jalannya sesi dan membuat Age Regression tidak bisa bekerja dengan baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai OPI ini bisa Anda temukan di artikel ‘Mengenal Other Personalized Introject (OPI)’.
KUNCI AGE REGRESSION EFEKTIF
Demikianlah, Age Regression menjadi teknik yang paling banyak digunakan dalam proses Hipnoterapi klinis, tapi bisa kita cermati bahwa ternyata ada banyak faktor kunci yang menentukan efektivitas prosesnya.
Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan hambatan yang umum dalam proses Age Regression, maka kunci dari Age Regression efektif bisa kita dapatkan dengan memastikan berbagai hambatan itu bisa kita atasi.
Dengan kata lain, pastikan sebagai Hipnoterapis kita memiliki kemampuan yang memadai untuk mengatasi ketujuh hambatan itu, maka kita sudah berada di jalur yang tepat untuk memastikan jalannya Age Regression yang efektif.
Apakah Anda seorang Hipnoterapis yang mempraktikkan Age Regression dalam praktik yang Anda fasilitasi? Jika ya, saya ingin mengetahui kesan-kesan Anda terhadap apa yang dibahas di artikel ini, silakan tinggalkan komentar Anda di bawah tulisan ini.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.