Desain Penanganan Dalam Resource Therapy & Counselling (RTC)
Sejauh ini dua minggu sudah berlalu pasca pembelajaran Resource Therapy & Counselling (RTC) dalam format tatap muka yang diadakan di Bandung, para peserta saat ini sedang dalam fase mempraktikkan yang dipelajarinya, sambil juga berdiskusi secara intensif di grup Telegram yang ditujukan sebagai ajang komunikasi dan pembinaan para alumni.
Bagi Anda yang tergolong baru dan belum terlalu familiar dengan RTC, kumpulan tulisan yang membahaa RTC bisa Anda temukan dengan klik di sini.
Dari berbagai pertanyaan yang bermunculan dalam proses diskusi para peserta, satu pertanyaan yang boleh dikatakan mendapatkan perhatian khusus adalah pertanyaan “Bagaimana merancang desain penanganan klien dari sesi ke sesi?”
Hal ini sangat wajar, terlepas dari apa pun teknik yang digunakan untuk memfasilitasi penanganan pada klien, hendaknya kita mengingat bahwa ‘teknik penanganan’ adalah bagian dari ‘kerangka penanganan’.
Membicarakan teknik akan mengajak kita membicarakan sebuah pelaksanaan, tapi membicarakan kerangka akan mengajak kita membicarakan yang lebih jauh dari itu, yaitu perencanaan.
Perencanaan ini juga akan berhubungan dengan cara kita mengemas layanan, apakah sebatas terapi, ataukah melibatkan konseling dan coaching.
Sebagai seorang Coach, RTC menjadi sebuah teknik yang selalu menjadi bagian dari prosesi coaching yang saya fasilitasi pada para klien saya, utamanya ketika saya mendapati klien memerlukan bantuan interventif untuk menyelesaikan persoalan konflik internal dalam dirinya, yang melatari masalah emosi, perilaku dan psikosomatisnya.
Sedikit catatan: lain Coach akan lain cara pandangnya dalam memfasilitasi penanganan, tidak semua Coach menyetujui adanya proses terapi/intervensi dalam proses coaching, saya pribadi termasuk yang tidak mempermasalahkan hal ini, selama yang saya sediakan bisa membantu klien bertumbuh menjadi lebih baik dalam hidupnya maka hal itu akan saya fasilitasi.
FASE A.C.A.R DALAM RT PROCESS
RTC adalah modalitas terapi dan transformasi berbasis Psikodinamika yang ditujukan untuk membantu klien berada di state yang tepat, yang sesuai dengan tuntutan situasi di luar dirinya, dimana state spesifik ini diwakili oleh Resource State spesifik.
Artinya, dalam memfasilitasi penanganan atau proses intervensi, alih-alih melakukan pengumpulan informasi yang bisa melebar kemana-mana seperti halnya psikoterapi konvensional, dalam RTC kita cukup melakukan pengumpulan informasi spesifik yang sekiranya relevan dengan kebutuhan perubahan klien.
Fase pertama dalam memulai Resource Therapy Process (A.C.A.R) diawali dengan fase Aim, dimana di fase ini klien menetapkan arah perubahan yang ingin dirasakannya melalui penanganan bersama kita.
Satu pertanyaan sederhana yang memudahkan kita dalam melakukan proses Aim adalah “Hal apa yang Anda ingin atasi melalui sesi bersama saya kali ini?”
Melalui pertanyaan inilah kita lantas mengerucutkan penanganan untuk memfasilitasi perubahan klien:
- Memastikan kejelasan akan situasi spesifik yang klien hadapi, yang dirasanya menjadi masalah karena di situasi spesifik itu ia belum bisa menunjukkan respon ideal sebagaimana harapannya, sambil juga memastikan RTC boleh dilakukan pada kondisi klien.
- Memastikan derajat permasalahan klien dan zona dimana ia berada dari kualitas respon yang ditampilkannya saat ini, yaitu apakah klien sedang berada di zona disfungsional dan ingin bergerak menuju zona fungsional, ataukah ia sudah berada di zona fungsional saat ini dan ingin bergerak menuju zona eksepsional.
Dari jawaban klien atas harapan perubahannya, kita bisa kemudian mengarahkan pengumpulan informasi yang hanya relevan dengan jenis masalah yang ingin diselesaikannya.
Beberapa modalitas psikoterapi klasik memfokuskan eksplorasinya pada banyak aspek dalam masa lalu seseorang, sehingga pengumpulan informasi ini bisa saja melebar kemana-mana, RTC hanya memfokuskan pengumpulan informasi yang klien rasa relevan dengan permasalahan yang dialaminya.
Pertanyaan sederhana yang membantu pengumpulan informasi ini adalah “Silakan ceritakan apa pun yang menurut Anda saya perlu ketahui sehubungan dengan permasalahan Anda.”
Kalimat ini tidak memaksa, namun tetap mengarahkan klien untuk menceritakan detail dari permasalahannya, sejauh yang perlu kita ketahui.
Tidak jadi soal jika klien tidak banyak mengisahkan detail dari kehidupan masa lalunya atau bahkan saat ini, yang perlu kita ketahui hanyalah kejelasan akan formulasi masalah berikut:
“Klien mengalami X (masalah perasaan/pemikiran/perilaku spesifik),
ketika Y (pemicu, tempat dan waktu).”
‘X’ dalam formulasi kasus di atas nantinya akan menjadi informasi atas Resource State Pathology dalam proses Classifiy yang akan kita lakukan berikutnya dengan RT Action 1 – Diagnosis, sementara itu ‘Y’ akan menjadi informasi tentang momen spesifik yang perlu kita hadirkan dalam tahap Vivify Specific untuk memanggil Resource State yang mengalami mode patologi ‘X’ tadi, juga untuk melakukan RT Action 12 – Imagery Check guna memeriksa hasil dari proses penanganan nantinya.
Ada kalanya klien akan mengisahkan berbagai cerita dan informasi yang dirasanya berguna sehubungan dengan masalahnya, jika itu yang terjadi maka tunjukkan apresiasi dan lakukan Active Listening pada kisah klien, jika ada cara berpikir klien yang kita tidak setujui maka kita tidak perlu setuju, kita cukup menghargai perbedaan pendapat yang terjadi antara kita dengan mereka, kecuali jika kita merasa cara berpikir klien adalah hal yang justru menempatkan mereka dalam zona disfungsional, dalam hal ini yang bisa kita lakukan adalah membangun pemahaman mereka atas cara berpikirnya sendiri dan bagaimana cara berpikir ini berkontribusi terhadap permasalahan mereka.
Jika pada akhirnya klien menyadarinya dan siap berubah maka kita bisa memfasilitasi penanganan, jika tidak maka waktunya menentukan apakah kita akan meneruskan prosesnya ataukah menyudahinya.
Satu pemahaman yang harus kita utamakan adalah bahwa bukan kita yang pada akhirnya ‘menyembuhkan’ klien, melainkan kesungguhan dan kesiapan klien itu sendiri, maka proses memastikan kesungguhan dan kesiapan ini haruslah kita perhatikan dengan cermat.
Dalam setiap penanganan yang kita fasilitasi bersama klien, penting bagi kita untuk mencatat jalannya penanganan dan Resource State apa saja yang kita temukan sepanjang prosesnya, hal ini akan menjadi catatan ‘rekapitulasi penanganan’ yang membantu kita kalau-kalau suatu waktu kita perlu berkomunikasi lagi dengan Resource State yang pernah kita ajak berkomunikasi sebelumnya.
Jika klien menjalani proses Resource State Mapping, catatan ini pasti akan kita simpan, namun ada kalanya catatan ini tidak tersimpan dengan baik jika klien sebatas menjalani proses penanganan, maka pastikan saja Anda memiliki catatan yang memadai untuk menuangkan hasil laporan terapi dan perjumpaan dengan Resource State klien dari sesi ke sesi.
Akhir penanganan bersama klien – setelah fase Imagery Check – selalu ditutup dengan proses Review atau mengulas jalannya penanganan dan apa yang klien alami sepanjang penanganan, di sini kita bisa memberikan saran dan pendapat atas apa yang perlu klien lakukan nanti, termasuk mengagendakan sesi berikutnya bersama kita, jika diperlukan.
Jika klien menemui kita lagi di sesi berikutnya, penting bagi kita untuk menegaskan sejak awal seperti apa kualitas perubahan yang klien sudah alami sejak penanganan bersama kita dan apa agenda mereka di sesi kali ini, pertanyaan yang bisa membantu mengklarifikasi hal ini yaitu: “Sejak sesi terakhir kita, hal apa yang kali ini Anda ingin atasi bersama saya di sesi kali ini?”
Pertanyaan ini akan memberikan banyak informasi tentang apa yang klien rasakan pasca penanganan dan apa kebutuhannya di sesi kali ini, bisa saja klien ternyata masih menemukan kendala untuk menampilkan respon idealnya di situasi yang dikeluhkannya dulu, bisa juga klien datang dengan permasalahan baru yang ingin ditanganinya bersama kita.
Jika klien datang dengan permasalahan baru, catatan penanganan lama permasalahan klien yang kita simpan masih akan menjadi informasi penting untuk kita mengetahui jenis Resource State yang bisa kita ajak berkomunikasi – dan bahkan mintai bantuan – nantinya dalam penanganan.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang Resource Therapy? Memerlukan layanan Resource Therapy untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari Resource Therapy secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.