Dewasa ini ritme kehidupan menjadikan begitu banyak orang “bergantung” pada keramaian dan hingar-bingarnya dunia, mereka “hidup di luar diri” mereka dan tidak mengenal lagi siapa dirinya yang sebenarnya di dalam dirinya sendiri.
Hal ini yang menjadikan begitu banyak orang rentan mengalami gejala kecemasan serta gangguan emosi-perilaku lainnya. Setiap kali mereka berada dalam kesendirian dan keheningan, rasa cemas dan asing menghinggapi mereka karena selama ini terlanjur bergantung pada ramainya dunia di luar diri mereka.
Hening adalah kunci…
Ia adalah sebuah ruang peraduan dalam diri kita dimana kita bisa menjadi diri kita sendiri.
Ia adalah sebuah ruang dimana kita bisa menikmati dunia dalam diri kita yang sepenuhnya menjadi hak kita atas ijin Tuhan Yang Maha Kuasa, tanpa terganggu oleh apa pun yang terjadi di luar diri kita.
Tidak ada “kesendirian” dalam hening, hanya ada “keterasingan” bagi mereka yang tidak terbiasa dengannya, karena mereka belum mengenal dirinya sendiri dan belum terbiasa menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri.
Yang sudah terbiasa berada di dalamnya akan menyadari bahwa dalam hening justru terdapat sebuah ruang kebersamaan, sebuah ruang dimana kita semua terhubung dalam satu kesatuan rasa yang sama, satu kesatuan rasa dimana para jiwa terhubung tanpa batas dan saling mengasihi satu sama lain.