Episode 2 – Mewujudkan Target Dengan Strategi Yang Sejalan Dengan Hukum Semesta
Manusia adalah bagian kecil dari alam, maka segala-sesuatu yang kita lakukan hendaknya sejalan dengan hukum alam.
Begitu juga mendesain dan mewujudkan target resolusi, ada hukum alam atau hukum semesta yang harus kita pahami dan ikuti agar target resolusi ini bisa kita wujudkan dengan lebih maksimal.
Apa saja hukum semesta yang menentukan tercapai tidaknya sebuah target resolusi? Bagaimana cara kerjanya?
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini:
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode kedua Life Restoration Podcast berjudul ‘Mewujudkan Target Dengan Strategi yang Sejalan Dengan Hukum Semesta’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Mewujudkan Target Dengan Strategi yang Sejalan Dengan Hukum Semesta'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode kedua.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, semoga Anda sekalian selalu dalam kondisi sehat, berlimpah dan bahagia.
Kembali berjumpa bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, dan kali ini kita berjumpa di episode kedua, bulan Januari 2021.
Masih seputar tema awal tahun, rasa-rasanya tema mendesain dan mewujudkan target resolusi masih layak menjadi tema utama yang kita angkat.
Seperti yang saya bahas di podcast sebelumnya, awal tahun seringkali menjadi momentum bagi banyak orang dalam mendesain target resolusi yang ingin mereka wujudkan di tahun tersebut.
Target resolusi ini bisa macam-macam jenisnya, ada target resolusi yang berhubungan dengan ‘pencapaian’ atau ‘pembaharuan’, yang ini jenisnya biasanya berhubungan dengan segala hal yang ingin kita capai atau miliki, misalnya ingin memiliki rumah baru, kendaraan baru, mencapai posisi karir baru yang lebih tinggi, atau bahkan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana besar yang menyita atensi tersendiri, seperti renovasi rumah, modifikasi kendaraan, dan bahkan bersekolah lagi ke jenjang yang lebih tinggi misalnya.
Ada juga target resolusi yang berhubungan dengan ‘kondisi’, biasanya yang satu ini berhubungan dengan kondisi tubuh, seperti lebih segar, lebih bugar, lebih langsing, lebih berotot, dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan kondisi tubuh.
Ada lagi target resolusi yang berhubungan dengan pengalaman, yang satu ini cukup berhubungan dengan target resolusi pembaharuan yang tadi kita ulas, namun arahnya biasanya lebih ke keinginan untuk mengalami pengalaman baru, misalnya liburan ke tempat baru, atau mencoba berbagai hal baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
Masih ada lagi, yaitu target resolusi kebiasaan, biasanya hal ini kita targetkan dalam bentuk keinginan untuk mengadaptasi kebiasaan baru yang lebih positif dan produktif, misalnya lebih sering berolahraga, bangun lebih pagi, lebih rutin bermeditasi, dan lain sebagainya.
Ternyata ada banyak jenis target resolusi ya? Tapi kita bahas sederhananya saja, apa pun jenis target resolusinya yang tadi sudah disebutkan, pada akhirnya target resolusi hanya dibagi menjadi dua, yaitu target resolusi ‘hasil’ dan target resolusi ‘proses’.
Apa beda keduanya? Begini, target resolusi ‘hasil’ adalah berbagai jenis target resolusi yang sifatnya kita ‘dapatkan’, sementara target resolusi ‘proses’ adalah target resolusi yang sifatnya kita ‘lakukan’.
Target resolusi ‘hasil’ biasanya langsung kita rasakan kenikmatannya setelah kita dapatkan atau alami, sementara target resolusi ‘proses’ biasanya tidak langsung kita rasakan kenikmatannya – dan bahkan sering kali terasa tidak menyenangkan – namun dengan terus melakukannya kita bisa sampai ke suatu pencapaian lain yang lebih besar. Mereka yang menetapkan target resolusi lebih sering berolahraga di gym secara serius misalnya, mereka menetapkan target untuk menjalani sebuah proses yang ketika dijalani tentu rasanya tidak nyaman, namun ketika mereka konsisten melakukannya maka setelah beberapa bulan berselang akan ada hasil kenikmatan yang mereka rasakan, entah itu bentuk tubuh yang lebih bagus, tubuh yang lebih bugar dan kondisi fisik yang lebih sehat.
Jelas ya? Dari pengalaman saya, membicarakan target resolusi hanya akan membicarakan kedua hal itu saja.
Sekarang waktunya kita membicarakan kesamaan fenomena yang sudah diulas di podcast sebelumnya, yaitu terlepas dari apa pun target resolusi yang ditetapkan, pada akhirnya hanya ada dua jenis hasil akhir: yaitu mereka yang berhasil mewujudkan target resolusinya dan mereka yang pada akhirnya belum – atau tak kunjung – berhasil mewujudkan target resolusinya tersebut.
Mereka yang berhasil mewujudkan target resolusi tentu tidak kita persoalkan, melainkan kita contoh dan pelajari polanya, apa strategi sukses yang membuat mereka bisa mewujudkan target resolusinya dengan efektif.
Yang belum berhasil – atau tidak kunjung berhasil – ini yang kita akan bicarakan, karena selalu ada orang-orang yang justru dari tahun ke tahun hanya bisa menetapkan target resolusi namun terus mendapati target resolusinya berakhir dengan kegagalan, di akhir tahun mereka akan melihat ulang daftar target resolusinya dan terheran-heran mengapa lagi-lagi target resolusi itu tidak tercapai, atau bahkan ada yang lebih parah lagi, jangankan menunggu akhir tahun, baru di pertengahan tahun saja ada orang-orang yang sudah mendapati bahwa dirinya sudah sangat jauh dari target resolusi yang ditetapkannya lalu memutuskan untuk berhenti dan menyerah.
Di podcast sebelumnya kita sudah membahas bahwa salah satu faktor yang membocori kualitas pencapaian resolusi ini adalah program pikiran yang ada dalam diri kita sendiri, dimana kita mengilustrasikan program pikiran ini sebagai sebuah kapal layar besar dengan kapten kapal – sebagai pikiran sadar – dan awak kapal di ruang mesin dan yang mengendalikan arah layar – sebagai pikiran bawah sadar – yang sedang melalui perjalanannya di lautan lepas.
Sudah menyimak podcast itu? Jika belum saya akan sangat menyarankan Anda untuk mendengarkan podcast tersebut terlebih dahulu agar bisa mengikuti podcast ini dengan lebih baik.
Nah, kembali ke ilustrasi kapal layar besar dengan kapten dan awak kapalnya tadi, mereka yang berhasil mewujudkan target resolusinya kita ibaratkan sebagai kapten dan awak kapal yang bekerja kompak menjalankan kapal sampai kapal tersebut mencapai tujuannya, terjadi keselarasan antara keinginan dan target yang ada di pikiran sadar dengan program yang ada di pikiran bawah sadar, sementara mereka yang tak kunjung berhasil mewujudkan target resolusinya kita ibaratkan sebagai kapten dan awak kapal yang tidak menjalankan kapal dengan kompak, keinginan kapten atau pikiran sadar tidak selaras dengan agenda atau program yang digerakkan oleh awak kapal di ruang mesin dan mengendalikan arah layar, atau pikiran bawah sadar, terjadilah konflik berupa sabotase internal yang membuat diri kita bukannya bergerak mendekati target resolusi yang kita harapkan, melainkan justru menjauh.
Sampai sejauh ini seharusnya sudah cukup jelas bagi kita untuk memahami pentingnya menyelaraskan program pikiran di pikiran sadar dan di pikiran bawah sadar. Sekali lagi, jika Anda belum menyimak podcast sebelumnya, silakan luangkan waktu untuk menyimak podcast itu terlebih dahulu agar bisa memahami penuh yang sedang kita bicarakan ini, karena bahasan itu sudah saya bicarakan di podcast sebelumnya.
Yang belum saya bahas di podcast sebelumnya adalah: bagaimana dengan kondisi lautnya? Bukankah laut punya hukum atau cara kerjanya sendiri? Betul sekali, maka itu meski kita sudah memahami cara kerja kapal dengan baik, tetap saja kita perlu memahami cara kerja dari lautan kehidupan ini, agar kapal yang kita kemudikan di laut itu bisa melaju dengan efektif.
Hukum yang menjadi cara kerja lautan kehidupan inilah yang saya sebut sebagai ‘hukum semesta’, sebuah aturan yang berlaku universal bagi setiap orang di bumi ini.
Jika hukum semesta ini kita ilustrasikan sebagai lautan, mari pahami bahwa meski kapten dan awak kapal bisa mengemudikan kapal dengan baik, bukankah tetap saja mereka harus mengenali cara kerja arus laut dengan baik dan menyesuaikan cara kerja kapal mereka dengan hukum alam? Dengan kata lain, seorang pelaut haruslah memahami hukum alam, kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan hukum alam inilah yang berpotensi menghambat dan bahkan merusak perjalanan sang kapal.
Begitu juga dengan pencapaian target resolusi, proses pergerakan untuk mewujudkannya haruslah sejalan dengan hukum alam. Mereka yang menetapkan dan mencoba mewujudkan target resolusi dengan melawan hukum alam diibaratkan kapal yang tidak paham cara kerja lautan dan bahkan terus menentang hukum lautan, terlalu banyak hambatan yang harus mereka tanggung, yang berpotensi membuat mereka kelelahan dan bisa jadi frustrasi karenanya.
Ngomong-ngomong, yang kita bahas di podcast sebelumnya tentang penyelarasan cara kerja pikiran sadar dan pikiran bawah sadar sebetulnya adalah persiapan sebelum kita menghubungkannya dengan bahasan akan hukum semesta yang akan kita bahas di podcast kali ini.
Mari kita mulai saja…
Pertama-tama mari kita mulai dengan mengulas konsep dari ‘hukum semesta’ ini.
Sebelum Anda berpikir yang tidak-tidak, istilah ‘hukum semesta’ ini hanyalah istilah atau ilustrasi yang saya pribadi gunakan untuk menggambarkan sebuah keterhubungan antara proses dan hasil, istilah ini bukan menggambarkan suatu makna spiritual dari keyakinan tertentu.
Dalam praktik coaching, konseling dan terapi profesional yang saya jalankan, saya melayani klien dari berbagai latar belakang budaya dan keyakinan, untuk menggambarkan ilustrasi dari proses dan hasil saya perlu menggunakan satu ilustrasi yang bersifat universal dan bisa diterima semua klien, terlepas dari apa pun latar belakang keyakinan yang mereka anut, maka lahirlah ilustrasi ‘hukum semesta’ ini.
Begini, membicarakan hukum semesta, maka kita membicarakan sebuah ketentuan yang berlaku universal, artinya ia berlaku pada siapa pun yang hidup di alam semesta ini, siapa pun mereka, apa pun latar belakangnya dan apa pun rekam-jejak perbuatannya, dalam hal ini saya secara khusus menekankannya pada kita selaku manusia yang hidup di bumi ini.
Apa contoh dari hukum semesta ini? Tidak perlu terlalu jauh-jauh mencarinya, ia ada dan kita alami saat ini, yaitu ‘hukum gravitasi’. Seberapa universal hukum yang satu ini? Sangat jelas rasanya, setiap orang yang hidup di bumi ini tentu hidup dengan mengikuti hukum yang satu ini, hukum ini berlaku dan mengikat setiap individu di bawah cara kerjanya.
Jika Anda melompat dari tempat tinggi, kemana Anda akan jatuh? Yes…tentu ke bawah, bukankah hal ini bersifat universal? Siapa pun Anda, dari mana pun Anda, apa pun keyakinan Anda, apa pun rekam-jejak perbuatan Anda, ketika Anda melompat dari tempat tinggi maka Anda akan jatuh ke bawah, terlepas dari apa yang terjadi pada Anda setelah jauh itu lain soal, entah itu luka ringan, luka berat atau bahkan mati itu lain soal, yang kita bicarakan adalah bahwa hukum gravitasi ini berlaku universal dengan daya kekuatannya yang mengatur agar setiap benda jatuh ke bawah.
Anda orang baik, melompat dari tempat tinggi, kemana Anda jatuh? Tentu ke bawah. Anda orang jahat, melompat dari tempat tinggi, kemana Anda akan jatuh? Tentu sama saja, yaitu ke bawah. Sedemikian universalnya hukum ini, terlepas dari Anda perempuan, Anda laki-laki, Anda bertubuh besar, Anda bertubuh kecil, Anda sering melakukan kebaikan atau sering melakukan keburukan ketika melompat dari tempat tinggi tetap saja Anda akan jatuh ke bawah.
Itulah yang saya maksudkan sebagai hukum semesta, sebagai manusia kita hanyalah bagian kecil dari semesta ini, kita tidak bisa melawan hukum semesta ini, melainkan menyesuaikan diri dengan cara kerjanya, bahkan pesawat yang kita kenal bisa terbang tinggi pun bukanlah melawan hukum gravitasi ini, melainkan memahami dan menyelaraskan cara kerjanya.
Bahasan hukum semesta ini bukan dibuat untuk seolah menghilangkan peran Tuhan dalam segala kejadian di dunia ini, melainkan kebalikannya, yaitu untuk semakin memperkuat keimanan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu berjalan atas ketentuan-Nya.
Mari sadari bahwa dari sekian banyak makhluk hidup yang Tuhan ciptakan, hanya manusialah yang dipercaya-Nya menjadi pemimpin di muka bumi ini, sungguh sebuah kehormatan yang besar dan wajib kita syukuri.
Namun perlu juga kita sadari, seiring dengan kuasa yang besar juga tersimpan tanggungjawab yang besar. Mari bayangkan bahwa Anda adalah seorang pemilik perusahaan, Anda mengangkat seorang pemimpin untuk mengelola perusahaan Anda, jika Anda terus-menerus mencampuri segala urusan kepemimpinannya tanpa memberinya kesempatan untuk mandiri bukankah sama saja Anda tidak mempercayainya?
Lalu bagaimana solusinya? Satu hal yang bisa dilakukan adalah berikan aturan main baginya untuk menjalankan kepemimpinannya dengan konsekwensi yang jelas, konsekwensi atas apa yang akan terjadi jika ia mentaati hukum tersebut dan apa akibatnya jika ia melanggarnya.
Sekali lagi, hukum semesta yang dimaksudkan dalam podcast ini ini bukanlah meniadakan peran Tuhan, melainkan sebagai bukti nyata kasih sayang-Nya menjadikan manusia pemimpin di muka bumi ini dengan segala hukum yang sudah diciptakan-Nya dengan adil.
Sudah lebih paham yang saya maksudkan dengan hukum semesta ini? Sekali lagi, ia merupakan sebuah ketentuan universal yang berlaku bagi setiap orang, sebagai tanda keadilan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nah, proses pencapaian target resolusi pun tidak bisa lepas dari mekanisme hukum semesta ini, mereka yang berhasil mewujudkan target resolusinya adalah mereka yang mampu menyelaraskan cara kerja kapalnya dalam mengarungi lautan kehidupan, atau dengan kata lain: menyelaraskan program pikirannya mengikuti kaidah hukum semesta ini. Sementara mereka yang tak kunjung berhasil mewujudkan target resolusinya adalah mereka yang menjalankan cara kerja kapalnya dengan tidak selaras dengan cara kerja arus laut, atau tidak mengoperasikan program pikiran yang sejalan dengan hukum semesta, melainkan berlawanan atau belum sepenuhnya sejalan dengannya.
Jadi, apa saja hukum semesta yang berhubungan dengan pencapaian target resolusi ini? Terdapat tiga hukum semesta yang menaungi cara kerja pencapaian target resolusi yang kita desain, pertama yaitu ‘hukum vibrasi’ atau ‘hukum getara’n, kedua yaitu ‘hukum atraksi’ atau ‘hukum ketertarikan’, dan yang ketiga yaitu ‘hukum konversi’ atau ‘hukum pertukaran’. Bahasan yang sudah kita ulas di podcast kemarin akan sangat berhubungan dengan cara kerja dari ketiga hukum ini.
Dari ketiga hukum yang ada ini, saya yakin Anda sudah cukup familiar dengan konsep hukum atraksi atau dalam Bahasa Inggris kita lebih sering mengenalnya sebagai Law of Attraction, betul?
Sejak populernya buku ‘The Secret’ pada periode tahun 2000-an, konsep dari Law of Attraction semakin populer, dimana konsep ini meyakini bahwa kita adalah yang kita pikirkan dan kita menarik atau menghadirkan dalam hidup kita yang kita fokus pikirkan.
Konsep Law of Attraction sendiri sempat menjadi kontroversi karena konsep ini seolah mengesampingkan keberadaan Tuhan Sang Maha Pencipta, dimana cukup dengan memfokuskan atensi pada hal yang kita inginkan maka hal itu akan terhadirkan dalam hidup kita, sampai-sampai ada yang mencap bahwa Law of Attraction itu sesat dan menyesatkan.
Apakah benar demikian? Saya tidak bermaksud mempengaruhi Anda untuk meyakini Law of Attraction itu nyata atau tidak, yang saya ingin sampaikan di sini adalah sebuah pemaparan yang hendaknya kita pahami agar bisa dengan lebih bijak memahami ‘konsep’ yang disebut Law of Attraction ini.
Ya, bagi saya Law of Attraction adalah sebuah konsep, atau tepatnya konsep yang digunakan untuk lagi-lagi mengambarkan keterhubungan dari proses dan hasil. Sebagai konsep, kita bukan akan memperdebatkan konsep ini benar atau salah, melainkan memahami dasar pemikirannya.
Saya sengaja mengangkat bahasan Law of Attraction ini dulu di awal agar lebih mudah bagi kita untuk memahami kedua hukum lainnya nanti, karena memang kedua hukum itu akan menjadi fondasi dari bahasan Law of Attraction di podcast kita kali ini.
Landasan pemikiran Law of Attraction sebenarnya didasari sebuah pemikiran ‘like attracts like’, yang kurang lebih bisa diartikan: ‘yang sejenis akan menarik yang sejenis’, maksud dari pemikiran ini yaitu bahwa sebuah energi akan beresonansi dengan energi lain yang sejenis frekwensinya dan saling tarik-menarik.
Energi apa yang dimaksud? Sederhananya begini, disadari atau tidak alam semesta ini adalah kumpulan energi, segala-sesuatu yang ada di alam ini, benda apa pun itu, jika dipecah strukturnya maka akan sampai ke sesuatu yang kita kenal sebagai atom, namun tidak hanya sampai disitu, para ahli menemukan bahwa atom pun masih memiliki struktur yang lebih kecil di dalamnya yang berisikan kumpulan energi yang berputar dan bergetar dimana kesemua hal ini masing-masing memancarkan karakter energi yang berbeda.
Keberadaan setiap objek dengan struktur energi spesifik yang bergetar yang membentuk keberadan dirinya inilah yang juga menjadi bagian dari hukum pertama, yaitu hukum vibrasi atau hukum getaran.
Begitu juga manusia, di balik wujud fisik kita yang nampak padat, sebenarnya kita terdiri dari sekumpulan energi yang bergetar memadat dan membentuk keberadaan diri kita seperti saat ini, namun dengan adanya jiwa berkesadaran di dalamnya yang menjadikan kita memiliki kehendak dan kemampuan untuk memilih dan memutuskan.
Segala-sesuatu yang kita temukan di alam ini adalah kumpulan energi yang bergetar memadat dan membentuk perwujudan fisik, bahkan termasuk makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan, semua terdiri dari susunan energi dan kelak memiliki karakter getaran energinya masing-masing.
Ada satu aktivitas yang ketika dilakukan mempengaruhi karakter getaran dan kekuatan dari medan energi ini, yaitu berpikir, ketika makhluk hidup berpikir atau merasakan perasaan tertentu maka terjadilah perubahan medan energi dalam dirinya, hal ini dialami oleh segenap makhluk hidup, seperti binatang, hewan dan bahkan manusia.
Dalam hukum vibrasi atau hukum getaran, secara universal kita bisa mendapati bahwa setiap aktivitas berpikir yang kita lakukan akan memicu munculnya getaran dengan karakter energi spesifik.
Bagaimana mungkin hal ini berlaku secara universal? Sederhananya begini, pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang entah kenapa ketika berdekatan dengannya Anda merasa nyaman atau sebaliknya, merasa tidak nyaman? Padahal tidak ada interaksi antara Anda dengannya, tapi perasaan itu muncul begitu saja.
Hal ini menjadi contoh dari fenomena pertemuan antar vibrasi, getaran energi hasil pemikiran kita beresonansi dengan getaran energi hasil pemikiran orang lain dan menimbulkan dampak tertentu bagi diri kita.
Binatang termasuk makhluk yang peka pada getaran energi ini, mereka memilki ketajaman naluri untuk merasakan getaran energi yang dipancarkan makhluk lain, termasuk manusia, mereka bisa merasakan jika ada orang yang berniat buruk dan bisa merespon dengan mengerahkan segala kemampuan bertahan hidupnya untuk menghindari orang tersebut.
Penelitian membuktikan bahwa aktivitas berpikir memicu aktifnya gelombang otak tertentu dimana gelombang otak ini memiliki getaran frekwensi tersendiri yang bisa diukur, getaran frekwensi hasil proses berpikir inilah yang dimaksudkan sebagai vibrasi dalam hukum vibrasi atau hukum getaran.
Jika kita hubungkan hukum vibrasi ini dengan Law of Attraction, seperti apa keterhubungannya?
Sederhana sekali, Law of Attraction menyatakan bahwa sebuah energi akan beresonansi dengan energi lain yang sejenis frekwensinya, ketika seseorang melakukan aktivitas berpikir dan menghasilkan medan energi spesifik sebagai hasil dari pemikirannya maka medan energi dari aktivitas berpikir ini akan beresonansi dengan energi lain yang sejenis dan saling tarik-menarik.
Segala benda atau objek apa pun, entah itu uang, kendaraan, rumah dan lain sebagainya pada dasarnya memiliki struktur energi spesifik yang membentuk keberadaannya, disinilah medan energi hasil pemikiran kita beresonansi dengan struktur energi yang membentuk semua objek tersebut dan saling tarik-menarik.
Artinya, ketika seseorang memikirkan sebuah objek secara intens dan meletakkan atensi terbaiknya dalam memikirkan objek tersebut, maka saat itu ia sedang membentuk sebuah medan vibrasi yang kelak terhubung dengan objek yang dipikirkannya, jika pemusatan energi ini berkualitas dan medan energi yang terbentuk antar keduanya pun bagus, maka terjadilah efek tarik-menarik, dimana kita ‘menarik’ atau ‘mendatangkan’ objek tersebut dalam hidup kita.
Yang dimaksud ‘menarik’ atau ‘mendatangkan’ ini tentu bukan maksudnya menarik secara fisik sampai objek itu melayang secara fisik mendekati kita, melainkan membentuk medan energi spesifik yang beresonansi dengan lingkungan sekitar secara bertahap sampai suatu titik dimana medan energi spesifik ini membentuk pola kejadian yang memungkinkan objek yang kita inginkan itu untuk hadir dalam hidup kita.
Jika demikian bukankah penting sekali untuk kita hanya memikirkan hal-hal yang kita inginkan, yang membawa kebaikan bagi hidup kita agar hal itulah yang kita tarik dalam hidup kita?
Jelas, namun justru inilah yang tidak mudah dilakukan, dalam podcast kita sebelumnya, kita sudah mengulas bahwa pikiran kita terdiri atas pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, disinilah sering kali yang kita fokus pikirkan secara sadar dan kerahkan untuk pancarkan bisa disabotase oleh pemikiran dari pikiran bawah sadar yang memikirkan hal sebaliknya.
Sekali lagi, perbandingan kekuatan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah 1 banding 9, dimana porsi kekuatan pikiran sadar adalah 1 dan pikiran bawah sadar adalah 9.
Jika kedua pemikiran ini berkonflik yang mana yang menang? Sudah tentu pikiran bawah sadar bukan? Jadi yang mana yang lebih dipancarkan oleh diri kita sebagai hukum vibrasi dan kemudian menarik hal yang sesuai dengan yang dipikirkannya sebagai Law of Attraction? Yes…pikiran bawah sadar.
Inilah yang menjelaskan mengapa di podcast sebelumnya saya sangat menekankan pentingnya komunikasi yang ideal antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, karena seberapa keras pun kita mencoba memancarkan hal yang positif yang kita inginkan di pikiran sadar, jika yang dipancarkan oleh pikiran bawah sadar adalah hal berkebalikan maka itulah yang kita tarik dan hadirkan dalam hidup kita.
Mengapa banyak orang yang pencapaian target resolusinya gagal padahal mereka merasa sudah menerapkan prinsip dari Law of Attraction, yaitu dengan fokus secara intens pada hal yang mereka inginkan? Sekarang Anda sudah tahu jawabannya, yaitu karena bisa jadi vibrasi dari pemikiran positif yang mereka pancarkan disabotase oleh vibrasi lain dari pikiran bawah sadar yang memiliki agendanya sendiri atas hal yang ia rasa lebih pantas untuk kita dapatkan.
Dari pengalaman saya membantu banyak klien memaksimalkan kualitas pencapaiannya, ketika program yang ada di pikiran bawah sadar ini selaras dengan yang diinginkan oleh pikiran sadar, maka lebih maksimal juga kualitas pencapaian itu bisa ditarik atau dihadirkan dalam hidup seseorang.
Hukum vibrasi atau hukum getaran dan hukum atraksi atau hukum ketertarikan adalah hukum semesta yang saling berkaitan erat, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Namun yang mana memicu yang lain? Jawabannya jelas sekali, yaitu hukum vibrasi, hal ini karena hukum atraksi adalah akibat dari hukum vibrasi, maka jika ingin memperbaiki kualitas pencapaian target resolusi yang kita harapkan dengan kualitas Law of Attraction yang bagus, pertama-tama hal ini dimulai dengan memperbaiki kualitas vibrasi yang kita pancarkan.
Seperti apa caranya? Empat langkah untuk memperbaiki kualitas vibrasi ini sudah saya bahas di podcast sebelumnya, silakan Anda mendengarkannya ulang untuk bisa memahaminya dengan lebih penuh.
Secara singkatnya, empat langkah itu terdiri dari: pertama, renungkan apa hal yang kita ingin wujudkan secara spesifik dengan mengikuti kaidah SMART, yaitu specific, measurable, achievable, relevant dan time based.
Langkah kedua yaitu menghilangkan keraguan, kita merenungkan adakah hal negatif atau kemungkinan negatif yang kita tidak sukai dalam pencapaian target tersebut, lanjut dengan langkah ketiga yaitu memecah target pencapaian itu menjadi sebuah ‘strategi proses’, dan ditutup dengan langkah terakhir yaitu dengan sering-sering berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar, tanamkan tujuan itu di dalam pikiran bawah sadar dengan sangat kuat sehingga ia menjadi agenda prioritas yang turut dijalankan oleh pikiran bawah sadar, sehingga 90% energinya dikerahkan untuk membantu kita mencapai target yang kita inginkan.
Ketika kita melakukan keempat hal tersebut, maka kualitas vibrasi yang kita pancarkan pun akan meningkat, kualitas vibrasi inilah yang sesuai kaidah hukum semesta akan beresonansi dengan energi lain yang sifatnya sejenis, yaitu hal yang kita tuju, seiring berjalannya waktu terjadilah proses ‘tarik-menarik’ sampai target resolusi itu berhasil kita wujudkan.
Apakah itu saja? Tidak juga, di podcast kali ini akan kita lengkapi kepingan lain yang akan semakin melengkapi cara meningkatkan kekuatan pancaran vibrasi ini.
Ada 2 hal lain yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan pancaran vibrasi ini, yang pertama yaitu menjaga kualitas fisik dan gaya hidup yang kita jalani. Ingat, manusia adalah makhluk energi, keseluruhan tubuh kita terdiri dari struktur energi yang memadat, bahkan sampai ke sel terkecil dalam diri kita memiliki struktur energi, apa yang kita lakukan dengan tubuh kita otomatis akan menimbulkan efek tersendiri pada medan energi ini.
Apa makanan yang kita makan? Seberapa sehat kualitasnya? Seberapa sering kita berolahraga? Seberapa berkualitas olahraga itu kita lakukan? Seberapa sering kita bermeditasi atau melakukan pengolahan pikiran dan pengolahan napas? Semua itu sangatlah berhubungan erat dengan kualitas tubuh kita dan kualitas medan energi dalam diri kita, yang akan menentukan kualitas vibrasi yang kita pancarkan.
Cara kedua meningkatkan pancaran vibrasi ini yaitu dengan melepaskan luka batin dan trauma yang pernah kita alami di masa lalu.
Penjelasan yang satu ini cukup panjang, rasanya saya perlu menyiapkan podcast khusus tentang luka batin dan hubungannya dengan kualitas hidup ini, tapi itu nanti lah ya, sekarang kita bahas dulu secara praktis apa hubungannya melepaskan luka batin dan trauma dengan kualitas vibrasi yang kita pancarkan.
Dalam kasus luka batin atau trauma, terciptalah apa yang kita kenal sebagai emosi negatif. Emosi dalam Bahasa Inggris disebut sebagai ‘emotion’, dimana emotion ini juga dikenal sebagai ‘energy in a motion’ atau ‘energi yang bergerak’. Artinya, emosi yang sehat adalah emosi yang mengalir bebas, energi yang mengalir bebas ini lalu menjadi pancaran daya vibrasi yang bagus untuk menjalani kualitas hidup.
Ketika seseorang mengalami luka batin atau trauma, terciptalah emosi negatif, dimana hal ini diibaratkan sebagai energi yang terkunci dalam diri kita, ia tidak bergerak atau ‘not in a motion’, energi yang terkunci ini akan berpengaruh terhadap daya pancar vibrasi kita, vibrasi yang seharusnya terpancar maksimal dan beresonansi dengan hukum atraksi untuk menarik hal yang kita harapkan menjadi tidak maksimal karena sebagian energinya terkunci dalam diri.
Itulah mengapa kita sering mendengar istilah ‘keajaiban memaafkan’, berbagai kisah-kisah keajaiban yang banyak orang alami dalam hidupnya seiring mereka memaafkan dan mengikhlaskan berbagai luka yang mereka alami dalam kisah masa lalunya, ketika kita memaafkan dan melepaskan luka batin atau trauma maka saat itu energi yang terkunci turut terlepas dan menjadi daya pancar vibrasi yang lebih kuat, yang membuat fenomena Law of Attraction lebih mudah tercipta.
Cara mudah mengidentifikasi fenomena ini adalah dengan berkaca ke diri sendiri, ingat-ingat kisah hidup yang Anda alami, adakah kejadian yang Anda ingat pernah Anda alami di masa lalu, yang ketika dulu itu Anda alami membuat Anda sedemikian terluka? Jika ada, itulah contoh dari luka batin yang membocori kualitas vibrasi.
Tapi bagaimana jika kejadian itu sudah kita ikhlaskan, sudah kita lepaskan? Tergantung, jika Anda merasa benar-benar sudah mengikhlaskannya sampai ke pikiran bawah sadar maka seharusnya energi yang terkunci di kejadian itu sudah kembali mengalir dan tidak lagi membocori kualitas vibrasi, tapi jika Anda sendiri tidak yakin sudah benar-benar mengikhlaskannya maka Anda perlu waspada, karena bisa jadi masih ada kebocoran di dalamnya yang masih merusak kualitas vibrasi Anda.
Bisa dibayangkan, ada berapa banyak luka yang pernah kita alami dalam hidup ini, apakah semuanya harus kita sembuhkan? Sebaiknya memang begitu, tapi hal itu akan berjalan dengan sangat lama sekali, utamakan saja penyembuhan luka yang memang kita rasa kejadiannya signifikan sekali, semakin kuat emosinya kita rasakan ketika mengingat peristiwanya, maka semakin signifikan pengaruhnya pada kualitas vibrasi, itu saja dulu yang kita sembuhkan, selebihnya baru luka-luka lain kita sembuhkan seiring waktu berjalan.
Melepaskan luka batin atau melepaskan trauma bukan perkara mudah, ada kalanya hal ini bisa begitu sulit dilakukan sendiri. Jika Anda merasa ada luka batin yang membocori kualitas vibrasi dan Anda kesulitan menyembuhkannya sendiri maka saya menyarankan Anda mencari pertolongan praktisi profesional untuk membantu Anda melepaskan luka batin tersebut sampai tuntas.
Nah, itulah hubungan dari hukum vibrasi atau hukum getaran dengan hukum atraksi atau hukum ketertarikan, sudah semakin lengkap sekarang yang kita pahami tentang pentingnya menyelaraskan cara kerja pikiran sadar dan bawah sadar, dengan menciptakan gaya hidup yang berkualitas dan menyembuhkan berbagai luka batin dalam hidup?
Mari kita lanjutkan, dari tadi kita membicarakan bagaimana penataan kualitas vibrasi dalam diri berpengaruh terhadap kualitas atraksi yang kita hasilkan, lalu bagaimana jika kita sudah menata semua itu dengan sedemikian apiknya namun yang kita tuju untuk ‘tarik’ tak kunjung kita dapatkan?
Ada dua hal yang menentukannya: pertama, bisa jadi yang kita rasa sudah maksimal dalam menata vibrasi itu belumlah sepenuhnya maksimal, masih ada titik buta yang kita tidak sadari yang sebenarnya masih membocori kualitas vibrasi dan kualitas atraksi itu.
Kedua, karena masih ada kepingan yang hilang dari hukum semesta yang menentukan kualitas atraksi yang kita hasilkan, yaitu hukum ketiga, hukum konversi atau hukum pertukaran.
Bagaimana cara sederhana memahami hukum pertukaran ini? Kita memulainya dengan memahami satu landasan pemikiran bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini, semua memiliki nilai tukarnya.
Mari gunakan sebuah ilustrasi untuk memahaminya, bayangkan kita datang ke sebuah bank yang kita tidak memiliki rekening di dalamnya, kita lalu menyatakan ingin mengambil uang sebesar 5 juta, apakah hal itu memungkinkan? Tentu tidak, karena kita tidak punya hak untuk melakukannya.
Skenario berikutnya, kita datang ke sebuah bank dimana kita memiliki rekening dengan saldo sebesar 2 juta, namun kita menyatakan ingin mengambil 5 juta, apakah itu memungkinkan? Sekali lagi, tentu tidak, karena nilai hak kita belumlah cukup untuk itu.
Skenario lain lagi, kita memiliki rekening di sebuah bank sebesar 5 juta, kita lalu datang untuk menarik uang sebesar 2 juta, apakah memungkinkan? Tentu, karena kita punya hak dan kita memiliki kepantasan untuk mengklaim hak itu.
Ilustrasi itu mewakili sebuah konsep yang disebut dengan ‘rekening energi’.
Ingat sebagaimana sudah dibahas sejak tadi bahwa kita adalah ‘makhluk energi’, segala keseluruhan diri kita adalah energi, yang juga perlu kita sadari adalah bahwa segala perbuatan atau pemikiran yang kita lakukan juga memiliki nilai atau bobot energinya masing-masing.
Sekarang mari bayangkan bahwa kita semua memiliki rekening energi dimana rekening ini berisikan segala bobot energi hasil dari pemikiran atau perbuatan kita. Ketika kita melakukan perbuatan positif atau berpikir positif maka rekening ini terisi dengan saldo energi positif, sementara ketika kita melakukan keburukan atau berpikir negatif maka rekening ini terisi dengan energi negatif.
Hukum kekekalan energi berbunyi bahwa ‘energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, ia hanya bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya’, demikian juga saldo energi dalam rekening energi kita, ia akan berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, saldo energi positif akan berubah bentuk menjadi segala kebaikan dalam hidup, seperti keinginan yang tercapai atau pertolongan ketika ada musibah, sementara saldo energi negatif akan berubah menjadi berbagai jenis keburukan, kita biasa menyebutnya sebagai ‘kesialan’ atau ‘musibah’.
Apa yang kita lakukan, itulah yang kita dapatkan, konsep ini boleh disebut dengan nama apa pun, bisa disebut ‘sebab-akibat’, bisa juga disebut ‘tabur-tuai’, bisa juga ‘karma’, apa pun namanya, intinya apa yang kita dapatkan adalah hasil dari yang kita lakukan.
Ketika kita melakukan segala kebaikan dengan ikhlas, tanpa terlontar keluhan, maka saat itu rekening energi ini sedang terisi dengan energi positif, tabungan energi positif inilah yang siap dicairkan dalam berbagai bentuk, apakah itu keinginan yang terkabul atau pertolongan di kala musibah, atau dimudahkan dan dicukupkan dalam berbagai keperluan.
Dengan kata lain, salah satu kepingan yang hilang dalam Law of Attraction yang perlu kita ingat dan kita kembalikan agar menjadikannya optimal adalah selain fokus berpikir pada yang kita harapkan, kita juga perlu menjaga sikap dan perilaku kita dalam menjalani kehidupan, bukan hanya mementingkan diri sendiri namun tetap menebar kebaikan bagi sesama, agar ia menjadi saldo energi positif dalam rekening energi kita.
Saldo energi positif dalam rekening energi inilah yang kita gunakan untuk ‘membeli’ atau ‘menukar’ keinginan yang kita harapkan.
Artinya, jika kita merasa kualitas vibrasi kita sudah sedemikian baiknya, namun atraksi yang kita harapkan tak kunjung terwujud, maka bisa jadi ada faktor yang hilang, yaitu nilai energi yang kita miliki belum memadai untuk ‘membeli’ pertukaran atas hal tersebut.
Beberapa orang bertanya-tanya, mereka merasa sudah melakukan segala kebaikan namun tak kunjung mendapatkan kebaikan yang mereka harapkan. Bagaimana ini bisa terjadi?
Saya sendiri tidak bisa menjawabnya begitu saja, karena ada banyak faktor yang membentuk fenomena atraksi ini, namun pertanyaan yang saya berikan selalu sama: sudahkah kebaikan yang diharapkan itu didesain spesifik dengan 4 langkah yang kita ulas di podcast ini? Adakah keluhan yang tanpa disadari membocori kualitas vibrasi? Adakah luka lama yang belum tersembuhkan? Semua ini saja sudah akan membocori kualitas vibrasi yang berdampak pada menurunnya kualitas atraksi.
Katakanlah semua hal penentu kualitas vibrasi sudah terjaga dengan baik, dan rekening energi ini pun sudah terisi baik dengan energi positif, namun atraksi yang diharapkan tidak kunjung terwujud, ada kemungkinan apa lagi?
Saya biasa menyampaikannya dalam 3 bentuk: bisa jadi saldo energi positif itu masih tergerus karena banyaknya keburukan yang kita buat di masa lalu, seperti membayar hutang masa lalu. Bisa jadi juga saldo energi positif itu selama ini sudah cair dalam berbagai bentuk, tanpa kita ketahui kita sebetulnya sedang dihindarkan dari musibah yang lebih besar yang tidak kita sadari. Atau bisa jadi juga yang terakhir, saldo energi positif itu sedang ‘ditabung’ untuk dicairkan nanti di masa depan, entah untuk kita atau pun untuk anak-cucu kita.
Sekarang tanya diri kita, seperti apa kualitas saldo energi positif dari rekening energi kita ini? Sudahkah kita rutin mengisinya dengan perbuatan baik, pemikiran baik atau keikhlasan? Ataukah masih ada kebocoran di dalamnya karena adanya pemikiran negatif yang spontan muncul, atau karena masih ada keluhan yang tanpa disadari terlontar yang membuat saldonya berkurang? Ataukah jangan-jangan banyak keburukan yang kita buat di masa lalu, yang membuat segala kebaikan kita saat ini masih harus menjadi penebus segala ‘hutang energi’ tersebut?
Mari kita gabungkan semua pemahan atas hukum semesta ini dan hubungannya dengan pencapaian target resolusi, bagaimana mewujudkan target dengan strategi yang sejalan dengan hukum semesta.
Tetap menggunakan ilustrasi sebelumnya, bayangkan diri kita adalah sebuah kapal layar besar yang mengarungi perjalanan di lautan kehidupan. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memastikan cara kerja kapal ini selaras, agenda kapten kapal dan awak kapal haruslah sejalan, ini yang sudah kita ulas di podcast sebelumnya dan sudah kita ulas lagi tadi.
Inti dari penataan cara kerja kapal ini berpusat pada pembenahan cara berpikir dalam mendesain target resolusi, dengan kaidah yang sesuai dengan cara kerja pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Berikutnya, kapal ini juga harus melalui perjalanannya sejalan dengan cara kerja lautan, atau hukum alam, dalam bahasan kita tadi kita mengulasnya sebagai hukum semesta.
Sebagai manusia, kita adalah bagian kecil dari alam, maka kita perlu memastikan strategi yang kita lakukan sejalan dengan cara alam bekerja, yaitu mengikuti kaidah hukum vibrasi atau getaran, hukum atraksi atau pertukaran dan hukum konversi atau pertukaran.
Strategi pertama, yaitu 4 langkah mendesain target resolusi, yang sudah kita ulas di podcast sebelumnya, itu adalah bagian dari strategi mewujudkan resolusi yang berpusat pada hukum vibrasi, semakin 4 langkah ini dilakukan dengan baik maka maksimal juga kualitas vibrasi yang dihasilkannya.
Berikutnya, pastikan kita juga menjaga dan meningkatkan kualitas vibrasi ini dengan menjaga kualitas hidup yang sehat dan melepaskan berbagai luka batin di masa lalu kita.
Law of Attraction adalah hasil akhir, maka kita bukan fokus ke sana, melainkan fokus membahas hukum yang mendukung perwujudannya, seperti yang sudah kita lakukan dengan hukum vibrasi tadi.
Strategi penentu berikutnya yaitu pastikan kita juga mengisi rekening energi kita dengan energi positif, yang bisa membantu kita menciptakan fenomena atraksi dengan lebih maksimal, berpikirlah yang baik, lakukan amal kebaikan bagi sesama, tidak perlu fokus pada Law of Attraction, karena ia akan terjadi dengan sendirinya ketika kita menjalankan hukum vibrasi dan hukum konversi dengan baik.
Nah itulah sedikit bahasan tentang strategi mewujudkan target resolusi yang sejalan dengan hukum semesta, sudah siap mempraktikkannya?
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.