Episode 32 – Mengenali Peran dan Misi Jiwa Kita
Seberapa penting menjalani kehidupan yang bermakna, yang sejalan dengan peran dan misi jiwa kita?
Bagi saya jawabannya adalah: sangat penting.
Jika peran ini kita tidak kita sadari maka bisa jadi kita menjalani kehidupan dengan tidak sejalan dengan peran atau fungsi otentik kita, biasanya akan muncul banyak luka dan hambatan kehidupan yang bersifat menyakitkan dan membekas, hal ini yang sering kali disebut sebagai ‘kemelekatan’, yang membuat ketika perjalanan jiwa ini usai di peran fisiknya saat ini maka ia harus mengulang lagi perannya karena ia belum ‘lulus’ dengan tugasnya sebelumnya.
Ketika peran ini kita sadari dan kita penuhi di kualitas terabaiknya, inilah yang saya sebut misi jiwa, kita tahu apa peran kita dan kita berkontribusi sesuai peran itu, sampai membawa kebaikan dan manfaat bagi sesama.
Tidak hanya itu, kita jadi bisa memandang kehidupan dengan lebih penuh makna, kita jadi paham alasan mengapa segala-sesuatu terjadi dalam hidup dan kita tidak lagi terlalu mengeluhkan kejadian yang menyakitkan atau bahkan terlalu heboh merayakan kejadian yang menyenangkan, ini yang sering disebut sebagai ‘eling lan waspada’, kita mulai lepas dari kemelekatan dan bisa memandang kehidupan sebagai sebuah panggung kehidupan yang memang harus berjalan apa adanya, yang membuat ketika perjalanan jiwa ini usai di peran fisiknya saat ini maka jiwa ini bisa memasuki frekwensi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode ketigapuluhdua Life Restoration Podcast berjudul ‘Mengenali Peran dan Misi Jiwa Kita’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Mengenali Peran dan Misi Jiwa Kita'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode tiga puluh dua.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, kembali berjumpa bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, yang seperti biasa membersamai Anda di setiap minggunya.
Pertama-tama, tentunya seperti biasa…bersama ucapan pembuka ini, teriring juga doa terbaik semoga Anda semua selalu dalam kondisi sehat, berlimpah dan bahagia, dimana pun Anda berada, tentunya juga semoga selalu dilancarkan dalam segala apa pun aktivitas kebaikan yang Anda lakukan.
Memasuki episode ke-32 kali ini.
Tidak terasa juga ya berpuluh-puluh minggu sudah kita lalui bersama di podcast ini, lebih tepatnya 32 minggu, karena setiap episode di podcast ini diunggah satu minggu sekali maka ya pastinya 32 minggu sudah kita lalui sejauh ini.
Melanjutkan bahasan di episode ke-31 sebelumnya, menarik juga mendapati bahwa setelah episode itu diunggah berbagai pesan bermasukkan ke kotak masuk saya, yang pada intinya maksudnya sejenis: ingin tahu lebih banyak yang dimaksudkan sebagai peran dan misi jiwa, sekaligus juga ingin tahu bagaimana cara mengenali peran dan misi jiwa yang mereka emban di kehidupan mereka saat ini.
Well, paling tidak itu saja sudah menjadi petunjuk kenapa judul episode kali ini adalah ‘mengenali peran dan misi jiwa kita’ kan? Yes, untuk menjawab berbagai pertanyaan yang bermasukkan itulah episode kali ini secara khusus dibuat, karena memang seperti yang sudah saya duga, pertanyaan-pertanyaan seperti tadi itu pasti akan bermasukkan setelah episode kemarin diunggah.
Bukan berarti saya kegeeran lho ya, tapi memang berkaca pada pengalaman, itulah yang sering terjadi kalau topik itu diangkat dalam pembicaraan saya bersama orang di sekitar, dan itu pun sebetulnya bukan karena saya – atau pun karena penjelasan saya -, sama sekali bukan! Justru pertanyaan jenis itu muncul karena itulah respon alami yang kecerdasan jiwa kita munculkan, karena memang itulah yang dibutuhkannya.
‘Mengenali diri’, atau ‘dikenali’, hal itu kurang lebih menjadi salah satu kebutuhan dasar yang jiwa kita miliki.
Contoh mudahnya begini saja, pernahkah Anda melihat – atau bahkan menjalani – tes-tes kepribadian yang saat ini banyak beredar di sekitar kita, bisa di internet, di buku, atau pun di tes-tes ketika masuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan?
Dalam keseharian kita, mungkin kita lebih sering menyebutnya dengan nama ‘tes minat dan bakat’ atau kadang juga disebut ‘tes kepribadian’, terlepas dengan nama apa pun kita akan menyebutnya, esensinya sama: kita memiliki naluri dasar untuk ingin mengenali diri kita, ingin tahu apa yang ‘bisa’ dan ‘harus’ kita lakukan dengan pengetahuan dasar yang kita miliki tentang diri kita ini.
Secara psikologis, hal ini sebenarnya berhubungan dengan naluri alami dan kebutuhan dasar dalam diri kita, yaitu kebutuhan akan ‘kepastian’.
‘Ketidakpastian’ adalah satu hal yang berpotensi memicu rasa cemas atau takut dalam diri manusia, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi, dan apa dampaknya pada diri kita.
Ketika dihadapkan dengan sesuatu yang kita rasa asing, maka muncullah reaksi alami yang saya sebut di episode ketigapuluh dulu sebagai ‘stres’, dimana stres ini akan memunculkan respon ketidaknyamanan fisik dan psikis, yang kalau dibiarkan akan menimbulkan dampak yang cukup mengganggu – yang bahkan di kadar tertentu bisa membahayakan.
Untuk menjaga rasa aman psikologis inilah maka kita memerlukan kepastian tadi, agar terhindar dari stres dan segala dampak negatifnya.
Ketika membeli barang elektronik, kita biasanya dibekali ‘petunjuk pengoperasian’, sehingga kita bisa mengoperasikannya dengan baik, dan biasanya dari satu perangkat ke perangkat lain akan ada kesamaan yang cukup signifikan, yang memudahkan kita untuk mendapatkan lebih banyak kepastian saat mengoperasikannya.
Tapi lain dengan manusia, kita tidak terlahir dengan ‘buku petunjuk pengoperasian’, sehingga ada begitu banyak ketidakpastian dalam mengoperasikan diri kita, terutama dalam merespon situasi.
Lagipula kita terlahir unik, ada banyak sekali variabel yang menjadikan tidak ada satu orang pun yang sama persis, sehingga satu ‘petunjuk pengoperasian’ yang mungkin cocok pada satu orang belum tentu cocok dioperasikan di orang lainnya.
Ketika dihadapkan dengan situasi yang dirasa familiar, karena kita tahu cara meresponnya sesuai kebiasaan yang kita sudah miliki, maka ada kepastian yang membuat kita lebih bisa mengalokasikan energi yang kita tahu cukup untuk merespon situasi itu, dan kita pun terhindar dari stres.
Tapi berbeda ketika dihadapkan dengan situasi yang dirasa asing, asing ini karena kita tidak tahu cara meresponnya ya maksudnya, kita asing dengan situasinya, ditambah lagi kita juga asing dengan diri kita sendiri.
Karena kita tidak tahu apa yang bisa kita lakukan dan kita juga tidak tahu seberapa jauh kerumitan situasinya, maka akan muncul ketidakpastian yang membuat kita tidak bisa menakar distribusi energi yang harusnya kita gunakan, muncullah stres karenanya.
Lain ceritanya ketika kita kenal diri kita, atau tahu ‘petunjuk pengoperasian’ kita, ketika dihadapkan dengan situasi yang dirasa asing sekali pun, – paling tidak – kita tidak asing dengan diri kita sehingga lebih tahu harus merespon situasi itu dengan cara apa, dengan respon yang sejalan dengan kemampuan alami kita, sehingga tingkat stres pun bisa diminalisir karena naluri survival kita terpenuhi dengan baik.
Secara spiritual, sebetulnya bukan hanya untuk mendapatkan kepastian, mengenali diri juga berhubungan dengan apa yang menjadi kebutuhan jiwa kita.
Berbeda dengan pemikiran logis dan naluri alami fisiologi yang fokus pada ‘bertahan hidup’, kebutuhan jiwa kita bukanlah sekedar ‘bertahan hidup’, tapi ‘menjalani hidup yang benar-benar hidup’, hidup yang penuh makna, hidup yang berarti dan berisikan kepuasan batin, dimana bagi jiwa kita kepuasan ini muncul karena memang kita menjalani kehidupan yang selaras, selaras dengan peran keberadaan kita di dunia ini.
Nah…‘peran keberadaan’, mulai lebih nyambung dengan bahasan di episode sebelumnya kan ya?
Saya tidak akan membahas lagi tentang jiwa, peran dan misinya ini karena bahasan lengkapnya sudah saya bahas di episode sebelumnya, oke? Maka kalau Anda belum sempat mendengarkan bahasan episode sebelumnya tentang ‘peran dan misi jiwa’, saya sarankan Anda mendengarkannya terlebih dahulu ya, agar lebih mudah memahami yang saya jelaskan di episode kali ini.
Dalam bahasan sebelumnya saya sudah membahas bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan manusia adalah makhluk energi. Jiwa adalah sesuatu yang saya maksudkan sebagai ‘sumber energi dalam diri kita’, sebuah ‘daya hidup’ yang menghidupi diri kita.
Saya juga sudah membahas bahwa di balik setiap keberadaan apa pun di dunia ini, pastilah ada yang namanya ‘peran keberadaan’, kita sadar bahwaTuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka pastilah dengan kasih sayang-Nya segala sesuatu di dunia ini diciptakan dengan ‘maksud’ – agar punya arti bagi kehidupan – termasuk manusia.
Arti bagi kehidupan inilah yang di episode kemarin saya maksudkan sebagai ‘peran keberadaan’. Sekali lagi, kalau Anda belum menyimak penjelasan saya di audio kemarin, atau sudah cukup lupa karena sudah satu minggu berlalu, saya menyarankan Anda untuk lagi-lagi mendengarkan bahasan lengkapnya di episode sebelumnya atau sekedar membaca transkripnya di website saya.
Di episode kali ini saya ingin memfokuskan bahasan saya hanya untuk membagikan langkah-langkah mengenali peran dan misi jiwa kita di kehidupan yang kita jalani kali ini.
Penting bagi kita untuk mengenali dan menjalani peran serta misi jiwa ini agar jiwa kita bisa ‘lulus’ dari tugasnya di kehidupan kali ini dan berevolusi ke tataran yang lebih tinggi, dengan cara mengenali ruang dan waktu dimana kita bisa berkontribusi pada kehidupan ini sesuai ‘tugas’ yang ‘diamanatkan’ pada kita, kita memberi arti pada kehidupan ini dan kehidupan pun memberi-balik kepada kita dengan sebuah evolusi bagi jiwa kita.
Bagaimana kalau sampai hal ini tidak dikenali dan dijalani? Yah, di episode sebelumnya sudah saya bahas lah ya, istilah sederhananya: ‘kemerosotan jiwa’.
Kalau begitu mari kita mulai saja membahas apa saja langkah yang bisa kita lakukan untuk mulai mengenali peran dan misi jiwa kita ini sekarang ya.
Sudah siap? Mari kita mulai.
Yang pertama, kuncinya selalu ada pada ‘kesadaran’ dan ‘pengetahuan’. Tapi sadar dan tahu apa? Tepatnya, menyadari hal esensial yang saya bahas di episode sebelumnya: menyadari dan mengetahui bahwa pada hakikatnya kita semua memiliki peran keberadaan dan misi jiwa ini, tidak ada yang sia-sia.
Tanpa adanya kesadaran dan pengetahuan ini bisa jadi kita malah ogah-ogahan atau bahkan tidak mau mengenalinya. Bisa saja beberapa orang merasa keberadaan dirinya adalah keberadaan yang tidak penting atau tidak bernilai, ini yang harus ‘didobrak’ dulu, sadari bahwa setiap keberadaan pastilah memiliki nilai bagi kehidupan ini, jadi buang anggapan bahwa “kita tidak penting”, kita bisa ada di kehidupan ini pastilah ada sebuah nilai dan peran keberadaan yang kita emban, cukup jelas ya?
Mari kita lanjutkan, yang berikutnya, yaitu kenali ‘profil energi’ kita.
Karena manusia adalah makhluk energi, maka komposisi energi yang membentuk diri setiap orang pasti berbeda, lain komposisi energinya maka pasti lain keunikannya.
Tidak ada yang baru di alam semesta ini, sebagaimana hukum kekekalan energi berbunyi “Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, ia hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Mengikuti hukum ini, jiwa kita yang sekarang ini adalah bentuk energi yang sudah berubah bentuk berkali-kali seiring adanya keberadaan semesta ini, tidak terhitung jumlahnya, bahkan bukan hanya berubah bentuk tapi bercampur-baur dengan ragam jenis energi lain, menghasilkan keunikan yang khas.
Di setiap wujud barunya – yang merupakan percampuran dari berbagai jenis energi dari ruang dan waktu yang terus bergerak dari masa lalu ke masa kini dan terus ke masa depan – akan selalu ada keunikan tersendiri yang dibawa, dimana keunikan ini melahirkan peran keberadaan dan misi jiwa, yang tadi kita bicarakan
Istilah spiritual biasanya mengatakannya dengan nama ‘karma’ dan ‘dharma’, Anda boleh menyebutnya apa pun, saya biasa menyebutnya ‘profil energi’.
Salah satu cara mengenali profil energi ini yaitu dengan melalui keilmuan ‘analisa waktu kelahiran’, seperti astrologi dan numerologi misalnya.
Ulasan ini sudah pernah saya ulas di episode ke-3 dulu di bulan Januari 2021, maka saya tidak akan ulas terlalu mendalam kali ini, lebih ke esensinya saja.
Karena alam semesta ini tersusun dari energi yang terus bergerak dan mengalir, maka begitu juga keberadaan dari planet dan segala-sesuatu di sistem tatasurya kita – tersusun dari energi.
Sedemikian solidnya medan energi yang membentuk semua objek ini, sampai-sampai terciptalah sebuah ‘mekanisme’, yang menjadikan pergerakan semua objek di tatasurya ini tersusun atas sebuah siklus, bersama siklus ini tersimpan juga medan energi yang terus berubah dengan algoritmanya yang kompleks, di momen ketika seseorang terlahir maka saat itu ia menghirup tarikan napas pertamanya dengan mengintegrasikan medan energi yang sedang berlangsung di semesta ini dan medan energi itu menjadi profil dari energinya.
Nantinya, setiap kali objek di tata surya ini bergerak akan tercipta ‘resonansi’, antara medan energi pribadi kita, dengan medan energi alam, yang melahirkan ‘algoritma’ tersendiri, nah algoritma inilah yang kita pelajari di keilmuan yang mengulas analisa waktu kelahiran seperti astrologi, numerologi dan sejenisnya.
Sekali lagi, kalau Anda tertarik dengan bahasan ini, silakan dengarkan ulasan lengkapnya di episode ketiga bulan Januari 2021 ya. Yang ingin saya tekankan adalah bahwa bersama profil energi ini, sebenarnya tersimpan petunjuk yang akan memberitahu kita: apa peran dan misi jiwa yang ‘diamanatkan’ oleh semesta untuk kita jalani di kehidupan kali ini, yang satu ini memang perlu pemahaman tersendiri, tapi saya mendapati ketika dipahami dengan baik maka petunjuk yang ada di dalamnya menjadi sebuah petunjuk yang sangat bisa diandalkan untuk kita menunaikan peran dan misi jiwa kita dengan lebih efektif.
Nah, sekarang bagaimana kalau kita tidak memahami keilmuan analisa waktu kelahiran ini? Tenang saja, masih ada dua pendekatan lagi yang bisa kita lakukan.
Pendekatan pertama, yaitu dengan mengidentifikasi ikigai Anda, yang ini lebih mudah untuk kita lakukan karena fokusnya pada pemahaman yang bersifat psikologis dan fokusnya pada ruang dan waktu di masa kini.
Ikigai adalah sebuah istilah dalam Bahasa Jepang yang kalau diartikan, kurang lebih diartikan sebagai ‘kehidupan yang bermakna’.
Ikigai menjadi sebuah titik pertemuan dimana seseorang menjalani kehidupan yang baginya ia rasa bernilai, dan ia juga memberi nilai pada kehidupan yang dijalaninya itu. Istilah lainnya, “menjalani kehidupan yang membuat bahagia, tapi sambil juga memberikan kebahagiaan pada kehidupan yang dijalani”, membuat segala-sesuatunya berarti.
Ikigai adalah titik pertemuan dimana Anda menjalani sesuatu yang memenuhi empat hal: (1) hal yang Anda jalani Anda sukai sampai-sampai Anda tidak hitung-hitungan waktu untuk melakukannya, bahkan kalau pun tidak dibayar sekali pun, (2) hal yang Anda jalani adalah hal yang Anda bisa lakukan dengan baik, Anda memang punya keahlian lebih dalam melakukan hal itu dengan baik dibanding orang lain, dan memang orang lain pun mengakui kelebihan Anda itu, (3) hal yang Anda jalani adalah hal yang memang dibutuhkan oleh kehidupan, artinya dengan menjalankan hal itu maka ada manfaat nyata yang akan lingkungan dapatkan darinya, dan (4) hal yang Anda jalani itu bisa menghidupi Anda dengan layak, tanpa harus kerepotan dan menyusahkan orang lain nantinya.
Kenapa ikigai menjadi petunjuk untuk menemukan peran dan misi jiwa kita? Karena ikigai menjadi petunjuk atas aktivitas yang beresonansi dengan profil energi dan jiwa kita, ia menjadi petunjuk atas ‘data energi dominan’ apa yang jiwa kita bawa.
Jiwa kita adalah energi yang murni, energi ini memiliki karakternya yang khas, yang membuat ia beresonansi secara harmonis dengan aktivitas tertentu yang memang mensyaratkan karakter energi tertentu.
Ketika suatu aktivitas tertentu mensyaratkan karakter energi tertentu untuk menghidupkannya dan jiwa kita memang memiliki karakter energi itu maka kita akan merasakan kemistri ketika melakukannya, seperti ada sebuah perasaan klik dalam diri kita ketika melakukannya, karena energi itu mengalir secara harmonis.
Karena energi itu mengalir secara harmonis, maka ada perasaan ‘suka’ ketika melakukannya, ada kecocokan.
Begitu juga karena aktivitas itu cocok dengan profil energi kita maka akan tercipta ‘kemudahan’ karena energi kita mengalir ke ruang dan waktu yang sesuai dengan peruntukkannya, ini yang menjadikan aktivitas itu bisa kita lakukan dengan baik, bahkan lebih baik dibandingkan orang lain pada umumnya, ini yang dimaksud ‘menjalani kehidupan yang berbahagia’ tadi.
Bukan hanya ‘suka’ dan ‘ahli’ ya, tapi memang keahlian itu bisa dihargai secara layak, artinya ada nilai penghargaan yang pantas yang bisa kita dapatkan untuk menghidupi diri kita secara layak dan sejahtera, sehingga perjuangan jiwa ini benar-benar mengalir dan menghidupi dunia di luar diri, jangan sampai malah jadinya menyusahkan dan malah menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitar.
Di sisi lain, karena setiap jiwa memiliki peran keberadaan yang berfungsi menghidupkan kehidupan di sekitarnya maka aktivitas yang dilakukan ini juga memang menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh lingkungan di sekitar, atau istilah sederhananya: memberi manfaat pada lingkungan sekitar, ini yang dimaksudkan ‘memberikan kebahagiaan pada kehidupan yang dijalani’.
Mengenali ikigai Anda akan menjadi petunjuk tentang peran dan misi jiwa Anda, jadi coba sadari ikigai Anda, karena disanalah peran dan misi jiwa Anda terletak.
Pendekatan Kedua, yaitu dengan merenungkan proses kehidupan yang kita lalui dan melihat ada kesalahan masa lalu apa saja yang pernah kita lakukan.
Yang satu ini mungkin terdengar aneh: masa iya menemukan peran dan misi jiwa melalui kesalahan? Tapi memang begitu salah satu caranya.
Begini, dalam kehidupan ini tidak ada yang namanya kebetulan, segala-sesuatu terjadi karena memang itu yang harus terjadi, algoritma semesta sangatlah dahsyat dan luar biasa.
Sebelum membahas yang satu ini, saya ingin mengajak kita menyadari bahwa kita mungkin merasa melakukan kesalahan yang kita sesali di masa lalu kita, tapi mari sadari dengan jelas: hal itu kita anggap sebagai kesalahan karena ego masa kini kita yang tidak menyukainya. Sementara itu, bagi jiwa hal itu memang harus terjadi, karena itulah algoritma energi yang memang harus dialaminya, ada yang menyebutnya dengan nama ‘karma’.
Di balik kesalahan yang pernah kita lakukan, selalu tersimpan pembelajaran atau hikmah, pembelajaran inilah yang seharusnya kita sadari karena di dalamnya tersimpan petunjuk tentang hal apa yang harus kita perbaiki atau hindari nantinya.
Kembali ke bahasan ‘menemukan peran dan misi jiwa melalui kesalahan’, yang perlu kita lakukan adalah merenungkan apa kira-kira keputusan masa lalu yang pernah kita buat, yang kita rasa ‘salah jalan’, kita melakukan ‘hal yang tidak kita sukai’ di masa lalu dan kalau direnungkan dari sudut pandang masa kini, sebenarnya tidak sejalan dengan ikigai kita.
Nah jangan salah, meski kita merasa itu ‘salah jalan’ dan tidak sesuai ikigai kita saat ini, sebenarnya memang itu yang harus terjadi. Kehidupan mengharuskan kita untuk melalui fase ‘salah jalan’ itu untuk belajar hal-hal penting yang nantinya akan berguna untuk mendukung ikigai kita, hal-hal penting ini bukan berarti keahlian yang berhubungan dengan pekerjaan secara teknis, tapi keahlian yang ‘dilatih’ di lingkungan lama yang kita rasa ‘salah jalan; itu, terutama untuk bertahan menghadapi tantangan di lingkungan itu.
Misalnya saja…ini misalnya lho ya…Anda menyadari bahwa ternyata ikigai Anda saat ini adalah menjadi seorang penyembuh atau terapis, tapi Anda menyadari bahwa ternyata profesi masa lalu Anda adalah seorang yang bergerak di bidang permesinan misalnya, yang malah tidak berhubungan dengan manusia, jangan dulu merasa bahwa fase yang dihabiskan dulu di bidang itu ‘sia-sia’, justru ketika menekuni bidang lama itu di lingkungan lama dulu, ada sebuah keahlian yang kehidupan ingin Anda pelajari, karena nantinya keahlian itu akan memberi nilai tambah pada ikigai Anda.
Misalnya saja di pekerjaan lama itu, di lingkungan lama itu Anda harus berhadapan dengan tekanan pekerjaan yang tinggi, berhadapan dengan orang yang tempramen, harus bekerja dengan prosedural dan sistematis, dan Anda berhasil mempelajari semua keahlian itu sampai Anda bisa bertahan dengan cukup baik di pekerjaan itu, maka yakinlah bahwa semua keahlian masa lalu itu akan menjadikan ikigai masa kini Anda memiliki nilai tambah, karena memang itu yang kehidupan anugerahkan pada Anda, bisa saja Anda malah menjadi seorang penyembuh atau terapis yang mampu memetakan cara kerja penyembuhan dengan sistematis dan memudahkan banyak orang untuk nanti ikut mempelajarinya, bisa saja Anda malah jadi seseorang yang bisa merangkul dan ‘menjinakkan’ para pasien yang keras hati karena dulu Anda biasa menghadapi semua itu, atau ada banyak lagi contoh lainnya.
Intinya, renungkan pengalaman masa lalu Anda, yang Anda rasa ‘salah jalan’ dan terasa berbeda dengan ikigai Anda saat ini, temukan ada keahlian apa yang Anda rasa Anda adaptasi di pengalaman itu, itulah yang akan menambah warna khusus pada ikigai Anda.
Tidak ada pengalaman yang sia-sia, jangan beranggapan “Ah saya rasanya dulu tidak belajar apa-apa deh, justru malah gagal”, tidak seperti itu, pasti ada sesuatu yang Anda temukan atau pelajari di pengalaman masa lalu itu yang membuat Anda bisa bertahan sampai saat ini, kalau ‘tidak ketemu’ bukan berarti ‘tidak ada’, Anda hanya belum menyadarinya.
Nah, ternyata ada tiga cara bukan? Melalui analisa waktu kelahiran, menyadari ikigai dan belajar dari pengalaman masa lalu, yang mana yang paling efektif? Kalau bisa menggunakan ketiganya akan sangat dahsyat sekali sebenarnya, karena dari semua itu kita bisa menggabungkan kepingan informasi yang ada, sampai mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang profil energi yang membentuk peran dan misi jiwa kita, sampai ke algoritma energi yang memang membentuk berbagai kejadian yang kita alami dalam hidup kita, seperti mengurai puzzle saja.
Ketika kita menemukan titik temu dari semua puzzle itu dan menjalaninya sebaik mungkin sampai bisa berkontribusi sebaik mungkin bagi lingkungan sekitar maka saat itulah misi jiwa ini terpenuhi, kehidupan kita menjadi penuh arti bagi diri kita dan keberadaan kita juga membawa arti bagi lingkungan sekitar, jiwa kita puas dan semakin matang, jiwa makhluk lain di lingkungan sekitar kita juga ikut puas dan semakin matang karenanya, maka energi dari jiwa ini siap naik ke tingkat evolusi yang lebih tinggi nantinya.
Jangan salah ya, mengenali peran dan misi jiwa ini bukan berarti menjadikan hidup kita mudah, lancar dan otomatis bebas dari masalah dan tantangan, yang namanya masalah dan tantangan pasti akan tetap ada, karena dari sanalah kematangan energi jiwa kita ikut diasah, bedanya adalah kita menjalaninya dengan lebih penuh kesiapan dan penerimaan, karena menyadari memang semua itu sudah seharusnya terjadi, tidak ada yang perlu direspon secara berlebih karena semua memang sudah baik adanya sebagaimana seharusnya terjadi, ada sebuah kesadaran yang bisa memaknai setiap jejak perjalanan kita dengan penuh makna.
Kita mulai lepas dari kemelekatan dan bisa memandang kehidupan sebagai sebuah ‘panggung kehidupan’ yang memang harus berjalan apa adanya, yang membuat ketika perjalanan jiwa ini usai di peran fisiknya saat ini maka jiwa ini bisa memasuki frekwensi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Bagaimana? Sudah mulai mengenali peran dan misi jiwa? Sampai jumpa di episode berikutnya.
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.