Episode 48 – Arti di Balik Mimpi Anda
Mimpi…sering kali dianggap hanya sebagai ‘bunga tidur’.
Padahal mimpi menyimpan arti yang lebih dalam dari itu, ia bukan hanya sebuah bunga tidur tanpa makna, melainkan sebuah cara bagi pikiran bawah sadar untuk menyampaikan pesan pada pikiran sadar kita.
Memahami pesan yang tersimpan di balik mimpi memungkinkan kita untuk membangun kesadaran diri yang lebih baik bagi diri kita sendiri dan bagi kehidupan yang kita jalani.
Seperti apa lebih jelasnya?
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode keempatpuluhdelapan Life Restoration Podcast berjudul ‘Arti di Balik Mimpi Anda’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Arti di Balik Mimpi Anda'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode empat puluh delapan.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, kembali berjumpa di episode ke-48 Life Restoration Podcast, seperti biasa bersama saya: Alguskha Nalendra.
Seperti biasa juga tentunya, pertama-tama…doa terbaik untuk Anda sekalian, semoga selalu dalam kondisi sehat, berkah-berlimpah dan damai-berbahagia bersama keluarga tercinta.
Memasuki bulan Desember 2021 kali ini, hanya beberapa hari lagi sebelum memasuki pergantian tahun menuju tahun 2022.
Bagaimana kesan dari tahun 2021 ini bagi Anda? Bukan tahun yang mudah tentunya ya, dengan banyaknya peristiwa global,- yang juga menimpa masyarakat kita – yaitu situasi pandemi COVID-19, yang tentunya mengubah banyak hal, mulai dari gaya hidup, gaya bekerja, dan banyak lagi perubahan pada berbagai cara kita menjalani kehidupan.
“Seperti mimpi rasanya”, itulah kalimat yang sering kali diungkapkan oleh para klien saya.
Tidak ada yang menyangka, bagaimana awal tahun 2020, yang terasa biasa-biasa saja dulu, seperti tahun-tahun lainnya, bisa tiba-tiba berubah dalam hitungan hari karena penyebaran virus COVID-19.
Masih segar di benak saya, saat itu saya sedang mengajar…memberikan sebuah program pelatihan di sebuah perusahaan otomotif di Jakarta.
Saat itu tepat sekali hari terakhir pelatihan menjadi hari dimana instruksi untuk menghentikan berbagai aktivitas di tempat umum disuarakan, termasuk himbauan untuk tidak bepergian.
Saya masih ingat betul bagaimana saat itu saya harus bergegas, buru-buru pulang dari Jakarta ke Bandung, memastikan saya harus sampai ke Bandung malam itu, jangan sampai terlambat dan malah jadi tidak bisa pulang maksudnya.
Malam itu suasana benar-benar terasa berbeda, agak lebih mencekam dari biasanya…
Tidak dalam artian yang sedemikian dramatis tentunya, hanya saja ya beda saja rasanya, kalau mereka yang termasuk peka dengan energi agaknya akan bisa merasakan betapa ada perasaan gelisah, bingung dan hawa-hawa kecemasan atas ketidakpastian yang rasanya memenuhi suasana sekitar kita, seperti dikelilingi hawa-hawa yang sulit dijelaskan, tapi memberikan kegalauan tersendiri.
Dan benar saja, besok harinya segala aktivitas dihentikan, larangan bepergian dikeluarkan, hawa di sekitar langsung terasa beda sekali, setiap kali keluar rumah, bahkan sekedar untuk berjemur pagi saja rasanya sudah ada hawa-hawa ketidaknyamanan.
Tahun 2020 menjadi tahun yang tidak bisa dipungkiri memberikan dampak yang tidak mudah bagi orang banyak – termasuk saya sendiri, hawa ketidakpastian benar-benar terasa dari berbagai arah, sampai-sampai untuk menentukan jadwal agenda saja saat itu sulit sekali, karena baru saja akan memikirkan agenda, yang muncul di pikiran adalah “Nanti akan ada apa lagi yang terjadi? Takutnya malah batal lagi yang sudah direncanakan ini karena terjadi lagi apa-apa yang di luar kendali kita.”
Tapi ya begitulah…masa-masa itu kita lalui bersama, tidak mudah memang, banyak dari kita yang harus merasakan kehilangan di masa-masa itu, yang juga tidak mudah untuk diterima bagi beberapa orang.
Tapi mau bagaimana lagi, kehidupan bergerak ke masa depan, apa pun yang terjadi, kita sampai di titik di hari ini kali ini, terlepas dari apa pun yang terjadi dan apa yang kita lalui.
Beberapa orang kerap kali menyatakan bahwa mereka tidak menyangka bisa melalui semua ini, seperti tidak terbayangkan, ya tadi itu: seperti mimpi rasanya, itu kalimat yang diucapkan beberapa klien saya.
Saya sendiri hanya tersenyum kalau sudah mendengar kalimat itu, karena memang masuk akal juga yang mereka katakan, memang ada kalanya rasanya benar-benar seperti mimpi saja semua ini, tapi ya tidak begitu juga, harus kita sadari bahwa semua ini adalah kenyataan, yang tidak bisa kita sangkal atau pungkiri.
Jadi mari sama-sama menerima bahwa semua ini terjadi, mari sama-sama mererima bahwa kita adalah manusia-manusia pilihan semesta yang diberikan peran untuk menjadi bagian dari sejarah, untuk mengalami semua proses ini.
Nah, sekarang memasuki inti bahasan kita. “Terasa seperti mimpi tapi bukan mimpi”, itu yang sering kali diungkapkan para klien saya, sekarang bagaimana kalau ternyata yang kita alami adalah ‘mimpi yang benar-benar mimpi’?
Ya memang mimpi sungguhan maksudnya, mimpi yang kita alami ketika tidur di malam hari itu lho maksudnya, apakah ada hubungannya antara mimpi yang kita alami di alam mimpi dengan kehidupan nyata yang kita jalani?
Ada yang mengatakan bahwa mimpi adalah ‘bunga tidur’, jadi tidak perlu terlalu banyak dipikirkan.
Well, bagi saya dan di profesi yang saya jalani tidak demikian adanya, mimpi bukanlah sebatas bunga tidur, mimpi menyimpan arti yang jauh lebih dalam dari itu dan ia sangatlah berhubungan dengan kehidupan nyata yang kita jalani.
Seperti apa maksudnya? Nah, sekarang kita mulai saja pembahasannya ya.
Begini, dalam dunia psikoterapi klasik kita mengenal sebuah proses yang disebut ‘interpretasi mimpi’ atau dream interpretation dalam Bahasa Inggrisnya.
Dalam dunia psikoterapi klasik, interpretasi mimpi menjadi kunci penting untuk menganalisa apa yang sedang berlangsung dalam sistem kesadaran psikologis seseorang, atau lebih tepatnya yang berlangsung di pikiran bawah sadarnya.
Sekali lagi, ‘Interpretasi mimpi’…bukan ‘tafsir mimpi’ lho ya, apalagi tafsir mimpi yang sering dibicarakan orang-orang dan dihubungkan dengan aktivitas ‘pasang nomer’ itu he…he…
Mimpi adalah salah satu wujud ekspresi pikiran bawah sadar untuk menyampaikan pesan pada pikiran sadar.
Sebagai sebuah sistem, pikiran kita memiliki sistem yang harus dioperasikan secara sadar, yang kita sebut sebagai pikiran sadar.
Tapi pikiran kita juga memiliki sistem yang beroperasi sendiri dengan bahkan tanpa harus dioperasikan secara sadar, ia menjalankan cara kerjanya tanpa kita sadari, di bawah level kesadaan yang kita sadari, yang juga disebut pikiran bawah sadar.
Bahasan tentang pikiran sadar dan pikiran bawah sadar ini sebenarnya sudah sering sekali saya bahas di berbagai episode podcast saya di Life Restoration Podcast dan juga di Youtube Channel saya, ‘Alguskha Nalendra’, karena memang bahasan ini juga yang menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari saya sebagai seorang coach dan hipnoterapis.
Jadi di episode kali ini saya tidak mengulasnya ulang lah ya, agar tidak perlu berlarut-larut juga dan membuat durasinya malah jadi membengkak.
Untuk menemukan dan mempelajari bahasan ini lebih jauh saya mengundang Anda untuk lebih banyak menyimak bahasan itu di berbagai episode di podcast saya dan Youtube Channel saya, silakan temukan bahasannya di sana, termasuk bahasan akan berbagai topik menarik lainnya yang berhubungan dengan kesadaran, restorasi kehidupan dan transformasi diri.
Kembali ke topik bahasan kita tadi, seperti sudah sempat saya bahas tadi, sistem pikiran kita terdiri atas sistem pikiran sadar dan sistem pikiran bawah sadar.
Jika pikiran sadar berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang bersumber dari proses perenungan aktif secara sadar, pikiran bawah sadar bekerja secara spontan merespon situasi di luar diri kita berdasarkan basis data informasi yang ada di dalamnya.
Pikiran sadar kita baru secara aktif bekerja di usia-usia tumbuh kembang anak-anak usia tertentu. Dalam dunia hipnoterapi dikenal sebuah pemikiran bahwa pikiran sadar baru bekerja secara aktif di usia-usia 7 – 8 tahun.
Lain dengan pikiran bawah sadar, sistem kesadaran kita yang satu ini sudah aktif bekerja sejak kita bahkan berada dalam kandungan sebagai janin.
Pikiran bawah sadar memiliki salah satu fungsi utama proteksi atau bertahan hidup, untuk melindungi kita dari berbagai hal yang dianggap sebagai ancaman.
Ancaman ini tidak harus segala-sesuatu yang membahayakan, segala-sesuatu yang berpotensi mengecewakan juga bisa dianggap ancaman oleh pikiran bawah sadar.
Berbagai peristiwa yang kita alami dalam hidup kita sejak kita dalam periode kandungan sudah mulai direkam oleh pikiran bawah sadar, jika yang kita alami menyenangkan maka hal itu kita rekam sebagai memori positif, kalau yang kita alami mengancam atau mengecewakan maka hal itu kita rekam sebagai memori negatif, nantinya pikiran bawah sadar akan membuat kesimpulannya sendiri atas bagaimana ia harus merespon kalau terjadi peristiwa yang serupa dengan yang pernah dialaminya dulu.
Kalau memori yang direkam pikiran bawah sadar atas sebuah situasi adalah memori positif atau memori netral maka kalau nantinya di masa depan kita mengalami situasi serupa, pikiran bawah sadar akan meresponnya dengan positif juga, atau netral.
Tapi kalau memori yang direkam pikiran bawah sadar atas sebuah situasi adalah memori negatif – maksudnya memori yang berisikan emosi yang berdampak negatif, seperti merasa terancam atau merasa kecewa – maka pikiran bawah sadar membuat kesimpulan bahwa segala-sesuatu yang berhubungan dengan isi dari rekaman memori itu sebagai ancaman, ketika kita dihadapkan dengan situasi sejenis yang serupa dengan yang kita rekam sebelumnya di pikiran bawah sadar maka pikiran bawah sadar segera mengeluarkan sinyal untuk menghindari situasi itu, sinyal untuk menghindari situasi itulah yang kemudian menjadi sebuah ‘gejala’ atau ‘simtom’.
‘Gejala’ ini bisa muncul dalam beberapa bentuk, bisa dalam bentuk sensasi fisik, yang terasa sakit atau tidak nyaman. bisa dalam bentuk reaksi emosional negatif, seperti rasa takut, cemas, kecewa, galau dan lain sebagainya.
Bisa juga dalam bentuk…yes: MIMPI.
Yes…mimpi adalah salah satu bentuk ekspresi dari pikiran bawah sadar, yang ingin menyampaikan pesan pada kita atas sesuatu yang seharusnya kita sikapi – menurut pikiran bawah sadar kita – karena pikiran bawah sadar kita merasa ada sesuatu yang akan membawa kebaikan atau menghindarkan kita dari ancaman kalau kita sudah menyikapinya.
Pikiran bawah sadar…bawah sadar…namanya saja sudah ‘bawah sadar’, maka ia bekerja di bawah kendali kesadaran yang kita sadari, maka kita sulit mengendalikannya secara sadar dan bahkan sulit menyadari isinya secara sadar, dengan kata lain: kita tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pikiran bawah sadar kita begitu saja.
Memang sebenarnya ada caranya sih, tapi nanti lah, kita belum membicarakan itu sekarang, karena yang satu itu ada bahasannya tersendiri yang cukup kompleks, untuk saat ini kita pahami dulu bahwa komunikasi antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dijalin begitu saja.
Pikiran bawah sadar menyimpan begitu banyak informasi, ia menyadari yang kita tidak sadari secara sadar.
“Sadari secara sadar…” agak aneh sih memang mendengarnya ya he…he…tapi ya begitulah, Anda paham lah ya maksudnya.
Tapi demikianlah adanya, pikiran sadar kita memiliki keterbatasan untuk memahami yang kita alami di sekitar kita, tapi tidak dengan pikiran bawah sadar kita, ia memiliki kapasitas dan kemampuan yang luar biasa dahsyat untuk memahami dunia di sekitar kita, dengan caranya sendiri yang unik, apalagi ia menyimpan memori atas berbagai hal di luar diri kita sejak kita masih berada dalam kandungan, artinya ada banyak sekali pemahaman yang ia pahami tentang diri ktia, tentang hidup kita dan tentang pola kehidupan yang kita jalani.
Pikiran bawah sadar juga – seperti sudah saya katakan tadi – menginginkan yang terbaik untuk kita, ia ingin melindungi kita dan memastikan kita mendapatkan kebaikan atau terhindar dari ancaman, maka dengan fungsi dan kepeduliannya ini ia lalu menyampaikan berbagai pesan dan arahannya agar kita terhindar dari ancaman tadi.
Tapi masalahnya yang tadi saya jelaskan juga, komunikasi antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar ini sering kali juga tidak terjadi dengan mudah, sementara itu pikiran bawah sadar akan tetap menjalankan tugasnya karena memang itulah fungsinya, ia terus memberikan pesannya pada kita, bisa dalam bentuk intuisi misalnya, atau yang tadi saya katakana juga: dalam bentuk mimpi.
Mimpi dialami ketika kita tidur, ketika kita tidur terjadi perpindahan gelombang otak dalam diri kita, dari gelombang otak yang semula didominasi gelombang otak Beta menjadi gelombang otak Alpha, Theta dan Delta, di frekwensi gelombang otak inilah sistem kesadaran pikiran bawah sadar sedang lebih aktif secara penuh dan bisa menyampaikan pesannya pada pikiran sadar kita.
Tapi, pikiran bawah sadar tidak bisa juga menyampaikan pesan dalam bentuk kalimat-kalimat yang terkesan logis, karena memang bukan itu cara kerjanya, maka pesan yang ia sampaikan hanya bisa disampaikan secara simbolis, dalam bentuk mimpi.
Artinya, di balik mimpi yang kita alami: di balik objek yang kita lihat dalam mimpi, di balik suara atau kalimat yang kita dengar dalam mimpi, di balik sensasi perasaan yang kita lihat dalam mimpi, sebenarnya selalu ada arti tersendiri yang menjadi sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pikiran bawah sadar pada diri kita.
Nah, disitu jugalah aktivitas interpretasi mimpi dilakukan, yaitu mengajak seseorang mengenali dan mengidentifikasi secara lebih spesifik, apa saja yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami dalam mimpinya untuk nantinya dipahami, apa kiranya pesan yang sedang disampaikan oleh pikiran bawah sadar melalui simbol-simbol yang diperlihatkan, diperdengarkan atau dihadirkan melalui mimpi itu.
Dalam interpretasi mimpi, setiap objek atau simbol yang kita lihat, dengar dan rasakan memiliki makna tersendiri. Makna ini tidak selalu bersifat baku, misalnya kalau seseorang bermimpi A maka itu pasti artinya B…tidak begitu juga.
Memang ada patokan dasarnya, tapi tetap saja diperlukan keluwesan untuk mengeksplorasi berbagai aspek yang dialami dalam mimpi itu agar kita lebih bisa menangkap dan memahami arti sebenarnya di balik berbagai simbol itu.
Jadi sekali lagi, memahami arti di balik mimpi bukan dengan sekedar membaca ‘kamus mimpi’ ya, bahwa kalau mimpi A pasti artinya B, bukan begitu.
Saya sering kali memetakan panduan praktis interpretasi mimpi ini menggunakan tiga acuan.
Acuan pertama, setiap simbol yang dilihat dalam mimpi punya arti yang kurang lebih dijadikan acuan bersama.
Maksudnya begini, misalnya saja melihat bayi dalam mimpi, maka bayi itu punya arti simbolis tertentu, acuan atas arti dari bayi ini sudah ada dalam dunia interpretasi mimpi, tapi tetap saja acuan ini adalah acuan dasar berdasarkan temuan para praktisi-praktisi yang mempraktikkan teknik ini dulunya.
Artinya, berdasarkan pengelompokkan dan pemetaan di jaman dahulu, para praktisi mengelompokkan ciri umum yang sama di antara mimpi yang sama di antara orang yang berbeda dan mencari benang merahnya, misalnya saja dalam diri orang-orang yang bermimpi bayi ditemukan kesamaan tertentu atas kondisi psikologisnya, maka kurang lebih keluarlah anggapan “Kalau orang bermimpi bayi, maka yang dialaminya yaitu…” nah itu hasil pengelompokkan individual yang kemudian dikolektifkan.
Tapi pengelompokkan ini bukan sebuah ‘harga mati’ atau ‘pengelompokkan baku’, namanya manusia pasti ada banyak dinamikanya, termasuk juga keunikan psikologis yang membentuk sistem berpikirnya.
Hal ini akan membawa kita ke acuan kedua, makna kolektif atas simbol yang kita lihat dalam mimpi itu juga akan dipengaruhi profil pribadi dan latar belakang kita.
Kita pakai contoh yang tadi lagi deh ya, mimpi melihat bayi misalnya, selain dengan acuan baku yang sudah ada untuk mengartikan arti dari bayi itu tadi, kita juga perlu mencari tahu makna dari bayi itu sendiri secara pribadi apa bagi si orang yang bermimpi itu, lalu apa makna dari bayi di profil budaya orang itu.
Misalnya saja orang yang melihat ular dalam mimpi, arti ular di satu kebudayaan bisa berbeda dengan arti ular di kebudayaan lainnya, maka begitu juga ketika satu orang dengan latar belakang profil budaya tertentu bermimpi melihat ular, bisa lain artinya dengan mereka yang yang sama-sama bermimpi tentang ular tapi dari latar belakang budaya berbeda.
Ingat, pikiran bawah sadar adalah pusat penyimpanan basis data informasi yang kita serap sepanjang kita hidup, di tradisi dan budaya mana kita tinggal dan tumbuh maka latar informasi yang ada bersama tradisi dan budaya itu pasti ikut kita serap menjadi basis data informasi, maka ketika pikiran bawah sadar menyajikan informasi itu dalam bentuk mimpi pastilah informasi itu terhubung dengan basis data yang kita miliki.
Terakhir, acuan ketiga dan justru yang paling penting, yaitu pahami situasi yang sedang berlangsung saat inii
Ingat, mimpi adalah ekspresi pikiran bawah sadar, namanya ekspresi ya pasti ada sesuatu yang membuatnya berekspresi, jadi memahami situasi yang sedang berlangsung menjadikan kita lebih memahami apa simbol yang lebih dalam di balik mimpi itu.
Dua orang yang mengalami mimpi yang sama persis – ya tidak mungkin sama persis juga sih, tapi katakanlah untuk contoh kita kali ini kita asumsikan keduanya mimpinya sama persis – tapi sedang menjalani situasi yang berbeda maka berbeda juga pesan yang disampaikan oleh pikiran bawah sadarnya.
Misalnya dua orang yang sama-sama melihat seorang bayi lahir dalam mimpinya, orang yang satu sedang dalam kondisi bisnis yang maju dan hati yang gembira, sementara yang satu lagi sedang dalam kondisi bisnis yang turun dan hati yang murung, bisa lain arti dari pesan yang disampaikan oleh pikiran bawah sadarnya.
Jadi, arti dari simbol yang sama yang muncul dalam mimpi orang-orang bisa berbeda, bergantung dari situasi yang dialami seseorang, terutama situasi dan kondisi psikologisnya.
Dengan memahami semua hal itulah kita lalu menggabungkan kepingan informasi yang ada, lalu menarik kesimpulan tentang apa pesan yang sedang ingin disampaikan pikiran bawah sadar kita pada diri kita, sebagai bentuk ekspresi atau responnya atas situasi yang kita alami dalam kehidupan kita.
Jika Anda memahami beberapa langkah praktis berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar, hasil kesimpulan atas pesan dari mimpi ini bisa kita konfirmasi dengan pikiran bawah sadar, nantinya hasil kesimpulan dan konfirmasi ini akan memberikan petunjuk yang luar biasa tentang bagaimana kita sebaiknya bersikap di situasi yang kita alami saat ini.
Memang ada cara praktis berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar? Adaa…tapi ya ini biarlah menjadi bahasan lain di episode lain.
Untuk saat ini, kita sudahi dulu bahasan kita di episode kali ini seputar mimpi, yang terpenting yaitu sadari bahwa mimpi bukanlah sebatas bunga tidur tanpa arti, melainkan sebuah pesan dari sistem kesadaran kita untuk kita pahami dan sikapi, semakin kita memahami dan menyikapi informasi itu sebaik mungkin maka semakin kita bersahabat dengan diri kita sendiri, semakin kehidupan pun akan bersahabat dengan kita.
Sampai jumpa di episode berikutnya….
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.