Episode 60 – Tembus Batasan Lama Dirimu
Sejatinya setiap pencapaian kita selalu memiliki batasannya, tapi sadarkah kita bahwa kebiasaan kita ikut menentukan batasan itu?
Ya, disadari atau tidak. pencapaian berkualitas pastilah bermula dari kebiasaan yang berkualitas, namun demikian bersama setiap kebiasaan, seproduktif apa pun, pastinya ada batasan yang membuat kita hanya bisa melaksanakan kebiasaan itu di titik tertentu, meski kita tahu sebenarnya kebiasaan itu bisa lebih ditingkatkan lagi kualitasnya, yang akan membawa kita ke tingkat pencapaian yang baru juga.
Menembus batasan lama diri menjadi topik di Life Restoration Podcast minggu ini, semoga cukup memberi warna tersendiri akan cara-cara menembus batasan lama dan menciptakan batasan baru yang lebih menyajikan peluang baru.
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode keenampuluh Life Restoration Podcast berjudul ‘Tembus Batasan Lama Dirimu’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Tembus Batasan Lama Dirimu'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode enam puluh.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para sahabat sekalian dimana pun Anda berada, semoga selalu dalam keadaan sehat, berkah-berlimpah dan damai-berbahagia, dimana pun Anda berada.
Kembali bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, di episode 60 kali ini, di minggu terakhir bulan Februari tahun 2022.
Apa saja kabar perkembangan Anda di dua bulan pertama tahun di 2022 ini? Ada kisah menarik apa saja?
Bagi saya, dua bulan pertama ini saja sudah memberikan sebuah kesan tersendiri, terutama karena memang di tahun ini juga saya lebih banyak menciptakan keseruan baru untuk dijalani.
Maksudnya apa ‘menciptakan keseruan baru’?
Ya, itu hanya istilah saya saja sih, sebuah kalimat positif yang saya gunakan untuk menggambarkan fenomena dimana kita menantang diri untuk menembus batas lama dan memasuki level baru kehidupan yang lebih tinggi.
Nah ini bukan kebetulan juga, ketika tadi saya mengatakan ‘menembus batas lama’ saya jadi teringat pembicaraan saya dengan seorang senior di awal-awal merintis karir dulu.
Tiba-tiba malah jadi teringat kisah lama, boleh lah ya kalau kita sedikit kupas dulu kisah ini, karena memang dari kisah ini juga proses ‘menciptakan keseruan baru’ ini berasal.
Dulu seorang senior saya pernah mengatakan “Setiap orang punya batasan dalam dirinya akan kapasitasnya, kita tidak pernah bisa menghilangkan batasan ini, jadi jangan mengatakan ‘menembus batas’.”
Kalimat itu agak membuat saya merenung, bukan apa-apa, tapi karena memang senior saya yang satu ini orang yang banyak membicarakan terobosan diri – termasuk terobosan dalam menembus batasan diri – setidaknya itu kesan yang saya miliki tentang dirinya.
Tiba-tiba kali ini dia bilang “…jangan mengatakan menembus batas”, kalimat yang agak berlawanan dengan yang saya sering amati tentang dirinya.
Tapi saya juga paham bahwa senior saya ini bukan seseorang yang asal bicara, kalau dia menyampaikan sesuatu pastinya ada sebuah muatan yang punya makna sendiri di balik yang dia sampaikan, akhirnya saya memutuskan untuk bertanya lebih dalam dan memperjelas yang dikatakannya tadi.
Dan memang benar dugaan saya, pada akhirnya dia menjelaskan bahwa yang disebutnya sebagai ‘tidak bisa menembus batasan’ ini maksudnya agar kita selalu menyadari bahwa sebagai manusia kita akan selalu punya keterbatasan, hal ini jelas dan mutlak, karena yang tidak punya batasan hanyalah Tuhan Sang Maha Pencipta.
Ketika kita mengatakan ‘menembus batas’, maka maksud dari ‘menembus batas’ ini apa? Apakah berarti kita tidak lagi punya batasan diri? Apakah itu berarti kita ingin menyamakan diri dengan Sang Maha Pencipta yang tidak punya batasan ini?
Baru saya sadar, ternyata ada muatan spiritual yang sangat dalam di balik nasihatnya tadi.
Tapi saya juga tahu dia adalah seorang penggiat bidang terobosan diri, jadi saya masih penasaran bagaimana dia menghubungkan “…jangan mengatakan menembus batas” ini dengan bidang yang ditekuninya, maka saya juga memperjelas hal ini lebih jauh.
Lagi-lagi jawabannya sangat inspiratif, “Saya tidak mengajak orang-orang menembus batasan dirinya, saya mengajak mereka menciptakan batasan baru yang lebih tinggi, kalau pun ada kesan ‘menembus batas’, maka harusnya yang lebih tepat adalah ‘menembus batasan lama diri’, saat batasan lama itu sudah ditembus maka pasti masih ada batasan baru lagi akan hal-hal yang belum kita lakukan, hal itu menjadi pengingat akan dua hal: pertama, agar kita tidak tinggi hati dan merasa sudah sempurna tanpa batas, kedua, agar kita terus mengembangkan diri, tidak hanya berdiam di situasi lama yang penuh keterbatasan lama dengan peluang yang itu-itu saja, tapi meningkatkan kapasitas diri menjemput peluang baru yang hanya bisa dipenuhi dengan kita memasuki batasan baru.”
Wow…bagi saya kalimat itu sangat mendalam sekali artinya, terlepas dari bagaimana cara orang-orang memahaminya, bagi saya kalimat itu membawa perenungan tersendiri.
Jadi itulah yang saya lakukan – dan saya angkat juga di episode kali ini, bagaimana kita bisa menembus batasan lama diri kita, memasuki tahapan baru – dengan batasan baru tentunya – yang juga memuat banyak peluang baru, bedanya adalah saya menambahkan satu bahasan di dalamnya, yaitu bagaimana menjadikannya sebuah keseruan tersendiri.
Baikah kalau begitu, mari kita mulai saja ya, kembali ke yang kita bahas di awal tadi ketika saya bertanya bagaimana awal tahun 2022 ini bagi Anda, dan bagaimana bagi saya dua bulan pertama ini saja sudah memberikan sebuah kesan tersendiri dengan banyaknya keseruan baru yang saya ciptakan sendiri untuk saya jalani.
Begini, saya menggunakan dua bulan pertama di tahun 2022 ini untuk melakukan berbagai rutinitas atau kebiasaan baru, salah satunya yaitu melakukan live streaming secara rutin di hari Senin malam, di Youtube Channel saya, ‘Alguskha Nalendra’, di sebuah segmen program yang berjudul ‘The Night Show Streaming & Podcast’.
Anggap saja ini juga sebuah informasi bagi Anda he…he…, intinya kalau ingin berinteraksi dengan saya langsung secara live, maka silakan nantikan kehadirannya di setiap hari Senin malam.
Dokumentasi rekamannya memang ada sih di playlist live saya di Youtube Channel saya, tapi saya tetap mengundang Anda untuk ikut menyimak dan berinteraksi secara live ketika programnya berlangsung, karena memang beda kan interaksi yang dijalin secara live dengan interaksi biasa yang hanya dijalin lewat kolom komentar, kalau di program live rasanya lebih hidup karena komentar atau pun pertanyaan apa pun bisa langsung saya tanggapi saat itu juga, bahkan tidak jarang juga interaksinya saling berbalas satu sama lain.
Kembali ke soal rutinitas atau kebiasaan baru yang sedang saya jalani sekarang di live streaming mingguan ini, kalau ditanya kenapa saya fokus pada menciptakan rutinitas atau kebiasaan baru, agaknya ini sudah tidak perlu saya bahas lagi lah ya, sudah ada cukup banyak bahasan saya – baik dalam bentuk audio podcast – atau pun dalam bentuk video, yang menekankan pentingnya membangun kebiasaan sebagai fondasi pencapaian, untuk lebih jelasnya nanti silakan temukan saja berbagai bahasannya di playlist podcast dan video saya di Youtube Channel saya ya.
Intinya begini, manusia adalah makhluk kebiasaan, segala hal yang kita dapatkan dalam kehidupan yang kita jalani saat ini adalah hasil dari kebiasaan ini, maka kalau ingin mendapatkan sesuatu yang baru, pastikan ciptakan standar kebiasaan baru, yang bisa lebih mendekatkan kita pada tercapainya pencapaian baru ini.
Kebiasaan ini juga yang sebenarnya berhubungan dengan ‘batasan’ tadi, terutama kalau kita membicarakan kebiasaan produktif atau kebiasaan positif, karena bersama setiap kebiasaan ini pastinya tersimpan batasan yang belum bisa kita tembus dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang ada.
Kurang lebih ilustrasinya begini, kualitas dari kebiasaan kita menentukan kualitas pencapaian yang kita dapatkan, kalau ingin mendapatkan pencapaian berkualitas maka pastikan kebiasaannya berkualitas, atau kita mengenalnya sebagai kebiasaan produktif.
Disini kita perlu ingat, seberapa berkualitas pun sebuah kebiasaan, sebenarnya kebiasaan itu selalu bisa ditingkatkan kualitasnya, akan selalu ada detail yang bisa kita kembangkan di dalamnya untuk meningkatkan kualitasnya, tapi disini juga kita perlu ingat bahwa akan selalu ada batasan atas kebiasaan produktif ini, yaitu detail-detail kualitas yang belum bisa kita langsung lakukan, batasan ini bisa karena berbagai hal tentunya.
Contoh deh ya, misalnya saja Anda menargetkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran fisik, maka Anda memulai dari kebiasaan bangun pagi, berolahraga dan menjaga pola makan, ketika kebiasaan baru ini dilakukan apakah bisa langsung segala kebiasaan ini dilakukan secara tepat dan berkualitas?
Jawabannya tentu ‘tidak’ kan, bisa jadi ketika awal dilakukan bangun pagi ini sulitnya bukan main untuk bisa on time, ketika sudah bangun pun masih banyak baring-baring tidak jelasnya sebelum lalu berolahraga, ketika makan makanan sehat pun bisa jadi masih ada selang-seling dengan makanan tidak sehatnya, intinya masih banyak standar kualitas yang belum bisa langsung dilakukan, kita tahu standar kualitas yang ideal tapi sadar bahwa kita belum bisa melakukannya.
Wajar? Sangat wajar kok, bahkan itu manusiawi sekali, justru kalau ketika ingin menata kebiasaan baru dan segala aspek kualitas dari kebiasaan itu bisa langsung dilakukan, ini malah mengherankan sekali he…he…
Nantinya, seiring kita perlahan menjaga konsistensi dan meningkatkan detail dari standar kebiasaan ini, barulah yang awalnya berat itu terasa ringan dan yang awalnya terasa sulit menjadi terasa lebih mudah, di sini juga baru kita akan sadari bahwa kalau kita melihat ke diri kita di masa lalu, ternyata kita bisa sedemikian bertumbuh dan ‘naik kapasitas’ diri, apa-apa yang dulu tidak bisa kita lakukan ternyata sekarang bisa kita lakukan dengan lebih mudah, disadari atau tidak hal ini pasti menciptakan peluang baru yang bisa kita raih.
Begitu juga agenda dari live streaming yang saya adakan ini, tidak mudah menata dan memelihara kebiasaan ini, ada begitu banyak hal yang harus disiapkan di setiap minggunya, terutama karena ada kalanya juga pelaksanaannya melibatkan penyajian presentasi, yang otomatis semakin memperumit standar pelaksanaannya, ada batasan-batasan lama yang harus ditembus agar standar kualitas baru ini bisa dijaga.
Apakah mudah? Tentu saja tidak, tapi lagi-lagi, adanya niatan untuk menembus batasan lama dan memasuki batasan baru ini juga yang menjadikan prosesnya terjaga.
Ini yang saya katakan di awal tadi sebagai sebuah keseruan tersendiri, karena prosesnya ini kan juga menyebabkan ketidaknyamanan, ada zona nyaman – atau zona malas – yang harus ditembus, ada suara-suara dalam hati yang kadang berpikir “Kayanya tidak perlu sampai begini deh, yang sebelumnya saja agaknya cukup”, maksud dari ‘yang sebelumnya’ ini maksudnya standar kebiasaan sebelumnya ya, yang dirasa sudah nyaman kita lakukan.
Begini, ketika meningkatkan standar kebiasaan lama ke standar baru, pastinya ada energi lebih yang harus kita kerahkan kan, disinilah zona nyaman lama – atau batasan lama – akan mulai merintangi, bisa dalam bentuk godaan rasa sakit, rasa tidak nyaman atau bahkan rasa malas, karena bagaimana pun standar baru itu sedang berbenturan dengan batasan lama yang selama ini tidak pernah kita tembus.
Di awal live streaming ini saya adakan, duh repotnya bukan main, persiapannya, pelaksanaannya, dan banyak lagi detail lainnya, bisa sedemikian rumit dan menyita energi yang melelahkan, baru seiring makin sering dan rutin melakukannya pengelolaan energi dalam menata kualitas kebiasaan baru ini semakin terjaga, prosesnya terasa lebih ringan.
Tanpa disadari, apa-apa yang dulunya menjadi batasan tidak lagi menjadi batasan, terlampaui tanpa disadari, di sini juga peluang-peluang baru mulai bermunculan, berbagai ide segar muncul tentang apa yang bisa dilakukan dengan live streaming ini termasuk meningkatkan kualitas penyajian videonya untuk berbagai keperluan.
Kesimpulannya: menembus batasan lama diri untuk bisa memasuki kapasitas baru dengan segala peluang baru yang menyertainya, diawali dengan menembus batasan standar lama, atau tepatnya standar kebiasaan lama.
Menembus batasan lama ke batasan baru…meningkatkan standar kebiasaan lama ke kebiasaan baru, itulah esensinya kira-kira.
Jadi demikianlah, di episode kali ini ada lima langkah yang ingin saya bagikan untuk menembus batasan lama diri ini.
Langkah pertama, sadari bahwa batasan identik dengan kebiasaan, apa-apa yang biasa kita lakukan maka itulah batasan atas yang bisa kita lakukan dan kita raih, kalau ingin meningkatkan kualitas pencapaian ini maka tingkatkan kualitas kebiasaan kita. Karena kebiasaan lama ini identik dengan batasan lama, ketika kita ingin mewujudkan kualitas pencapaian baru maka batasan lama ini yang perlu kita tembus dulu, sampai kita bisa naik ke standar kebiasaan baru, di sini batasan lama itu sudah kita tembus, karena kita sudah naik ke standar baru, maka hasil dan peluang baru pun pasti mengikuti dengan sendirinya.
Langkah kedua, peningkatan standar kebiasaan untuk menembus batasan lama tidak bisa dilakukan borongan, hal ini akan sangat membuat pengaturan energi kita berserakan atau berhamburan tidak karuan, jadi tentukan aspek peningkatan kualitas hidup yang kita harapkan, fokuskan untuk menembus batasan lama hanya di aspek itu dulu, kalau terlalu banyak batasan lama di banyak aspek yang ingin kita tembus maka hal ini akan membuat pengaturan energi kita berantakan, bisa-bisa perubahan belum terjadi tapi energinya sudah habis duluan dan kita kerepotan sendiri karenanya.
Langkah ketiga, tentukan kebiasaan yang akan membawa kita pada pada kualitas pencapaian dan peluang baru yang kita harapkan. Kebiasaan ini bisa kebiasaan yang sepenuhnya baru, karena belum pernah kita lakukan sama sekali, atau bisa juga kebiasaan lama yang ingin kita tingkatkan detail kualitasnya.
Intinya, sadari bahwa kebiasaan baru ini adalah sesuatu yang akan menghadapkan kita pada batasan-batasan lama yang harus kita tembus, maka mencermati dengan jelas sejak awal batasan-batasan lama ini menjadi modal penting untuk kita nantinya lebih strategis menyikapi hambatan-hambatan yang muncul dalam prosesnya.
Langkah keempat, ciptakan keseruan di dalamnya.
Maksudnya begini, namanya proses menembus batasan lama, kita tentu berhadapan dengan ketidaknyamanan – karena ada kenyamanan lama yang harus kita tembus – nah kalau di proses ini saja rasanya sudah menjemukan dan membosankan ya pasti rasanya lebih menyiksa lagi, maka jadikan prosesnya seru!
Maksud dari seru itu ya jadikan itu semacam petualangan yang bisa kita nikmati prosesnya, misalnya ketika akan bangun pagi dan berolahraga maka alarm yang kita gunakan adalah alarm dari lagu action yang kita sukai, ketika akan makan makanan yang sehat maka dijadikan sebuah proses yang menantang bagaimana agar meski sehat tapi tetap lezat, atau membagikan proses dan pengalaman kita menembus batasan lama itu di media sosial, agar nanti menginspirasi yang lain, atau syukur-syukur jadi bisa berinteraksi dengan yang ‘seperjalanan’, jadi lebih semangat lagi malah kan, ini yang dimaksud ‘membuat seru’ prosesnya.
Langkah kelima dan terakhir, tingkatkan lagi detail kebiasaan itu, masuki lagi batasan baru.
Sampai tahapan empat tadi, seharusnya kebiasaan baru yang akan kita adaptasi untuk menembus batasan lama seharusnya sudah mulai terbentuk, kalau belum ya jangan dulu lakukan langkah kelima ini ya, karena langkah kelima ini berhubungan dengan fine tuning kalau istilah kerennya.
Maksudnya begini, ketika kita sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru maka tandanya kita sudah menembus batasan lama kita, karena yang semula sulit dan penuh keterbatasan sekarang sudah mulai menjadi hal biasa, tidak lagi membatasi diri kita.
Maka sekarang saatnya…yes, untuk naik kelas lagi, menembus batasan lama itu dan menciptakan batasan baru lagi, agar kita bisa menjemput lebih banyak peluang baru di kelas baru itu.
Memang itu berarti ada batasan baru lagi, tapi ya itu bertahap lah kita tembusnya.
Ingat, bukan soal terus-menerus menembus batasan lama, tapi juga memastikan prosesnya bermakna, jadi di setiap proses ‘menembus batas’ ini kita terus menghayati prosesnya, kalau melihat diri kita sebelumnya kita jadi sadar dan bisa mensyukuri betapa banyak kemajuan yang kita telah ciptakan dalam hidup ini dengan menembus setiap batasan-batasan lama yang sebelumnya menghambat.
Nah, siap untuk menembus batasan lama diri Anda kan? Siap untuk mengadaptasi kebiasaan baru yang akan menghadapkan kita pada batasan lama untuk kita tembus? Atau, siap untuk meningkatkan detail kebiasaan produktif yang sudah ada, yang juga akan mensyaratkan kita untuk menembus batasan lama yang sudah ada?
Selamat memulai prosesnya dan sampai jumpa di episode berikutnya.
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.