Episode 8 – Berdamai Dengan Rasa Takut
Dalam praktik terapi dan konseling profesional yang saya jalankan, ‘ketakutan’ menjadi salah satu dari sekian banyak tema permasalahan yang umum klien alami, entah dalam bentuk fobia, kecemasan dan bahkan serangan panik.
Rasa takut bukanlah sebuah permasalahan, rasa takut adalah salah satu emosi dasar dalam diri manusia yang memang harus ada, rasa takut memiliki fungsi tersendiri untuk keberlangsungan hidup kita, tepatnya untuk membuat kita berhati-hati dan waspada pada hal-hal yang bisa mengancam hidup kita, tapi rasa takut juga bisa menjadi permasalahan, yaitu ketika ia kita alami secara berlebih, di waktu dan tempat yang tidak tepat.
Bagaimana berdamai dengan rasa takut agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih berkualitas?
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode kedelapan Life Restoration Podcast berjudul ‘Berdamai Dengan Rasa Takut’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Berdamai Dengan Rasa Takut'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode kedelapan.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, kembali berjumpa bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, di episode kedelapan kali ini. Tidak lupa, doa terbaik untuk Anda: semoga Anda sekalian selalu dalam kondisi sehat, berlimpah dan bahagia.
Saya ingin mengawali perjumpaan di episode kali ini dengan sebuah pertanyaan ringan, yaitu: apa yang muncul di pikiran Anda ketika mendengar kata ‘takut’?
Pastinya bisa ada beragam persepsi muncul ketika mendengar kata ini, yang menarik adalah entah kenapa cukup banyak saya temukan persepsi negatif yang dihubungkan dengan kata ‘takut’ ini.
Dalam praktik terapi dan konseling profesional yang saya jalankan, permasalahan rasa takut ini menjadi salah satu dari sekian banyak tema permasalahan yang paling umum klien alami, bukan sembarang rasa takut tentunya, tapi rasa takut berlebih yang mengganggu fungsi ideal mereka dalam menjalankan kehidupannya.
Mengapa saya katakan ‘bukan sembarang rasa takut’? Karena memang rasa takut bukanlah sebuah permasalahan, rasa takut adalah salah satu emosi dasar dalam diri manusia yang memang harus ada, rasa takut memiliki fungsi tersendiri untuk keberlangsungan hidup kita, tepatnya untuk membuat kita berhati-hati dan waspada pada hal-hal yang bisa mengancam hidup kita.
Bayangkan kita hidup tanpa rasa takut, seberapa sembrono kita menjalani hidup karenanya? Menyeberang jalan tanpa melihat kiri-kanan karena tidak ada rasa takut tertabrak, tidur sembarangan di malam hari tanpa mengunci rumah karena tidak ada rasa takut ada orang asing yang masuk ke dalam rumah kita, tidak berhati-hati pada binatang buas karena tidak ada rasa takut mereka akan mencelakai kita, dan banyak lagi jenis kesembronoan lainnya yang bisa dilakukan hanya karena tidak ada rasa takut dalam diri kita.
Rasa takut memiliki fungsi untuk menjaga diri kita, ia menjadi salah satu insting dasar dalam diri kita untuk menghindarkan kita dari bahaya, maka seperti saya katakan tadi, rasa takut seharusnya tidak menjadi sesuatu yang kita permasalahkan.
Tapi rasa takut juga bisa menjadi permasalahan, yaitu ketika ia kita alami secara berlebih, di waktu dan tempat yang tidak tepat.
Di kadar yang tepat, rasa takut membantu kita untuk berhati-hati dan waspada, tapi di kadar yang tidak tepat ia bisa membuat kita kehilangan kendali diri dan tidak bisa menjalankan fungsi ideal kita dalam menjalani kehidupan.
Dua permasalahan yang paling mudah kita jumpai sehubungan dengan rasa takut yang berkembang menjadi permasalahan ini yaitu pada permasalahan fobia dan kecemasan.
Fobia adalah rasa ketakutan berlebih pada suatu hal tertentu, bisa pada binatang tertentu seperti anjing, kucing, tikus, kecoa, dan lain sebagainya, bisa juga ketakutan berlebih pada situasi tertentu, seperti ketakutan pada keramaian, kegelapan, kesedirian, dan lain sebagainya, bisa juga ketakutan pada objek tertentu, seperti pada balon, benda tajam dan lain sebagainya.
Fobia biasanya bersifat irasional, artinya ia menjadi rasa takut yang tidak lazim. Objek yang ditakuti oleh mereka yang mengalami fobia biasanya adalah objek yang dianggap ‘tidak sepantasnya ditakuti’ oleh orang lain pada umumnya.
Ciri umum yang menyertai fobia yaitu yang mengalaminya akan kehilangan kendali diri ketika ia dihadapkan dengan objek yang mengaktifkan respon fobianya, mereka bisa sedemikian bertindak tidak rasional, tidak memerhitungkan kondisi lingkungan dan bahkan bisa nekat ketika dihadapkan dengan objek yang mengaktifkan respon fobianya, mereka bisa meronta-ronta, berusaha kabur, dan bahkan pingsan jika dipaksakan dihadapkan dengan objek yang mengaktifkan fobianya.
Bagaimana dengan fobia pada binatang buas?
Tunggu dulu, ingat bahwa objek yang ditakuti oleh mereka yang mengalami fobia biasanya adalah objek yang dianggap ‘tidak sepantasnya ditakuti’ oleh orang lain pada umumnya, hal ini karena objek itu secara logis seharusnya tidak membahayakan.
Lain dengan binatang buas, seperti harimau, singa, beruang dan lain sebagainya, tidak perlu memiliki fobia sekali pun manusia waras pada umumnya yang memiliki akal sehat tahu bahwa binatang buas ini bisa mencelakakan atau memberikan ancaman fisik jika didekati, maka sangat wajar jika ada rasa takut yang kita rasakan ketika dihadapkan dengan para binatang buas ini, maka itu bukanlah fobia.
Tapi lain ceritanya kalau ternyata respon fobia ini bahkan muncul hanya dengan melihat gambar binatang buas, mendengar ceritanya atau bahkan baru sekedar membayangkan, kalau sampai seperti ini jelas ada yang tidak wajar, karena gambar, cerita atau imajinasi bukanlah sesuatu yang bisa mencelakakan secara fisik, berhadapan dengan sesuatu yang seharusnya tidak membahayakan secara fisik tapi mengalami rasa takut yang irasional? Maka ini termasuk pada perkara yang tidak wajar.
Apakah yang satu ini termasuk pada fobia? Lihat saja responnya.
Ciri fobia adalah munculnya respon yang tidak terkendali dan membuat orangnya ‘lupa diri’, jika rasa takut ini dirasakan tapi orang yang mengalaminya masih bisa mengendalikan diri maka ini bukan termasuk pada fobia, melainkan ketakutan berlebih.
Permasalahan kedua sehubungan dengan rasa takut ini yang cukup sering kita temukan biasanya berhubungan dengan kecemasan.
Kecemasan tidak menimbulkan respon takut yang seekstrim fobia, biasanya yang mengalaminya masih bisa mengendalikan diri, hanya saja terganggu oleh rasa tidak nyaman yang membuatnya sulit melakukan aktivitas secara wajar.
Kecemasan bisa dipicu karena adanya stimulus tertentu, biasanya berupa tuntutan situasi, seperti tekanan pekerjaan, deadline, atau situasi apa pun yang menyiratkan tekanan tertentu untuk dipenuhi.
Di kadar yang wajar, kecemasan menjadi hal yang normal, ia menjadi sebuah tanda bahwa kita sedang memprioritaskan sesuatu yang penting untuk dipenuhi dan kita tidak ingin hal itu terganggu, karena kita ingin bisa melakukan atau mendapatkan yang terbaik maka hal itu menjadi tekanan tersendiri bagi sisi psikologis kita, namun sebatas tekanan ringan saja, yang ingin menghindarkan diri kita dari rasa kecewa.
Kapan kecemasan ini menjadi permasalahan? Lagi-lagi ketika ia muncul secara berlebih di waktu dan tempat yang tidak tepat, ketika muncul ia malah menyabotase kinerja kita dan membuat kita tidak bisa melakukan aktivitas secara wajar, di titik inilah ia mulai dikenal sebagai ‘gangguan kecemasan’.
Dalam kasus tertentu, kecemasan bisa berkembang ke tingkat yang lebih mengganggu, yaitu menjadi ‘kepanikan’, atau kita lebih sering mengenalnya sebagai serangan panik atau ‘panic attack’.
Ketika gangguan kecemasan atau serangan panik terjadi mereka yang mengalaminya bisa merasakan perasaan yang sangat menyiksa, di satu sisi mereka merasakan respon cemas dan panik yang menyiksa dan sering kali tidak terkendali, tapi di sisi lain pikiran logis mereka tahu bahwa tidak seharusnya mereka terjebak semua perasaan itu. Apa daya, mereka kehilangan kendali dirinya atas perasaannya di momen ketika serangan panik itu terjadi.
Seberapa familiar Anda dengan semua yang tadi digambarkan, entah itu fobia, ketakutan berlebih, kecemasan, gangguan kecemasan, sampai serangan panik? Pernah menemukan itu di sekitar Anda? Atau jangan-jangan Anda termasuk yang mengalaminya? Ingin tahu cara menyikapinya secara sehat?
Mari pahami cara-cara berdamai dengan ketakutan ini di episode kali ini. Tapi sebelum saya memulainya, perlu saya jelaskan dulu bahwa apa yang saya bahas kali ini adalah bagian dari tips pengembangan diri, bukan langkah-langkah melakukan terapi diri. Jika Anda merasakan kesulitan melakukan tips-tips ini, silakan tetap meminta bantuan profesional yang kompeten di bidangnya.
Baiklah, jadi seperti apa cara-cara berdamai dengan ketakutan ini? Saya biasa merangkumnya dalam 5 langkah.
Langkah pertama, yaitu memahami dan menghargai keberadaan dari rasa takut ini terlebih dulu.
Ada banyak orang yang tersiksa oleh rasa takut ini, entah dalam apa pun bentuknya, baik itu fobia, kecemasan, atau kepanikan, karena hal itu mengganggu kualitas hidup mereka, saking tersiksanya mereka jadi membenci rasa takut itu, meski hal ini manusiawi tapi secara psikologis hal ini menimbulkan masalah baru, yaitu kita jadi membenci diri kita sendiri, merasa ada yang salah dengan diri kita dan sulit menerima diri kita apa adanya, hal ini saja sudah akan menimbulkan beban emosi negatif baru.
Seperti sudah saya jelaskan di awal, rasa takut adalah emosi penting dalam diri kita, ia bertugas menghindarkan kita dari bahaya, tanpa adanya rasa takut kita akan menjadi pribadi sembrono yang tidak berhati-hati dalam melakukan berbagai hal, bisa jadi malah kita mengalami bahaya sungguhan karenanya.
Yang terjadi adalah diri kita pernah mengalami suatu peristiwa di masa lalu yang dulu dengan keterbatasan kita dianggap berpotensi membahayakan, dimana peristiwa ini dan segala-sesuatu yang terasosiasi dengannya diingat oleh sistem kesadaran kita, atau tepatnya oleh pikiran bawah sadar, ketika di masa kini kita mengalami peristiwa sejenis atau bahkan sekedar memiliki asosiasi sejenis dengan peristiwa masa lalu itu maka sistem perlindungan pikiran bawah sadar bekerja untuk menjaga kita dari hal yang dianggapnya berpotensi membahayakan, diberikanlah respon rasa takut itu agar kita menghindarkan diri atau menjauhi situasi itu.
Apa peristiwa masa lalu yang dianggap membahayakan itu? Inilah yang sering kali tidak kita ingat secara sadar, karena sering kali pikiran sadar kita sudah tidak mampu lagi mengingat memori atas peristiwa itu secara sadar, saking sudah sedemikian lamanya hal itu kita alami.
Yang perlu kita sadari adalah bahwa di balik gejolak rasa takut yang kita rasa mengganggu sekali pun, sebetulnya tersimpan fungsi perlindungan dari pikiran bawah sadar yang ingin menghindarkan kita dari bahaya, maka kita hendaknya bisa memahami dan menghargai hal ini terlebih dahulu, jangan membenci rasa takut karena ia hanya ingin melindungi kita, nanti di langkah ketiga kita akan belajar cara menyikapi hal ini secara lebih mendetail.
Berikutnya, langkah kedua berdamai dengan rasa takut, yaitu dengan menetapkan keputusan besar untuk bisa mengelola rasa takut ini.
Disadari atau tidak, banyak orang terjebak dengan rasa takut karena mereka terjebak dengan fokus yang salah, mereka fokus pada ketidakberdayaan dan ketidaknyamanan yang mereka rasakan ketika rasa takut itu menyerang tapi lupa mengarahkan fokus untuk bisa mengelola rasa takut ini.
Meski terdengar sederhana, percayalah bahwa keputusan besar yang kita buat untuk mengelola rasa takut yang kita alami akan sangat membantu kita untuk lebih ‘terjaga’ ketika rasa takut ini menyerang, ketika rasa takut ini dialami akan ada bagian kesadaran yang seolah aktif dan memberikan energi ekstra untuk lebih bisa mengelola rasa takut ini nantinya.
Saya sudah bertemu dengan orang-orang yang berhasil membebaskan dirinya dari ketidakberdayaan yang mengganggu ketika rasa takut menyerang, ada kesamaan di antara mereka semua, yaitu mereka semua mengawali prosesnya dengan memutuskan sepenuh hati untuk bisa mengelola rasa takutnya, dari keputusan besar yang dibuat sepenuh hati itulah perubahan bermula.
Cara melakukannya sederhana sekali: pilih satu rasa takut yang Anda ingin kelola, lalu merenunglah, sadari seberapa penting bagi kita untuk bisa lepas dari ketidakberdayaan yang menyertai rasa takut ini, bulatkan tekad untuk benar-benar memutuskan bahwa kita benar-benar ingin lepas dari ketidakberdayaan ini sejak sekarang, ini adalah tahap yang sangat memerlukan pengerahan fokus dan kebulatan tekad, betul-betul luangkan waktu untuk merenung ini sebaik dan sedalam mungkin sampai keputusan besar ini benar-benar dibuat.
Langkah ketiga yaitu fokus pada keputusan besar ini ketika rasa takut menyerang, mengedukasi pikiran bawah sadar bahwa kita benar-benar sudah siap lepas dari rasa takut ini sekarang.
Caranya yaitu dengan menyiapkan diri sebaik mungkin, mengenali tanda-tanda ketika rasa takut itu mulai terasa, ketika gejala rasa takut itu mulai terasa cepat ingat kembali keputusan besar yang kita buat untuk lepas dari rasa takut ini, munculkan kembali kebulatan tekad yang kita putuskan untuk lepas dari ketidakberdayaan dari rasa takut ini.
Setelahnya, mulailah fokus pada kendali diri, biarkan saja rasa takut itu muncul dengan semua gejalanya yang biasa kita alami ketika ia muncul, sadari seperti apa respon tubuh kita, respon napas kita dan semua yang kita rasakan ketika rasa takut ini muncul, bedanya adalah fokus pada keputusan besar yang sudah kita buat untuk lepas dari rasa takut ini, apa pun ketidaknyamanan yang dirasakan tetap fokus menyadari bahwa kita sudah memutuskan untuk lepas dari ketidakberdayaan yang menyertai rasa takut ini, biarkan saja semua rasa takut ini muncul sampai sejauh mana pun itu dan fokus rasakan apa pun yang dirasakan, tapi tetap jaga kendali dan fokus kita pada keputusan yang sudah kita buat, tetap jaga fokus kita pada keputusan itu sampai gejala takut itu terasa mereda kembali.
Jika ada pemikiran atau perasaan yang muncul dalam diri, yang menyertai rasa takut ini, biarkan saja, terima saja apa pun yang kita rasakan, bahkan cobalah untuk memahami alasan-alasan yang melandasi rasa takut ini, lalu nyatakan dalam bentuk kalimat-kalimat singkat, seperti “Oh, rupanya aku takut karena…” atau “Oh rupanya aku takut pada…” selesaikan kalimatnya dengan pemahaman yang Anda dapatkan dari yang Anda rasakan.
Berapa lama hal ini harus kita lakukan? Bergantung pada intensitas rasa takut yang muncul tentunya, tapi uniknya adalah: semakin kita fokus pada keputusan besar yang sudah kita buat, prosesnya justru bisa berlangsung dengan lebih cepat.
Jika rasa takut yang muncul itu kita rasa cukup lama tidak kunjung mereda, tetap jaga fokus kita pada keputusan besar yang kita buat, namun mulai melakukan hal lain atau aktivitas lain yang lebih menyibukkan diri, atau bergerak-gerak ringan saja, atau fokus menarik napas panjang dan membuang napas perlahan secara berulang, jika perlu sambil menyatakan kalimat yang bisa meralat keyakinan yang melandasi rasa takut ini, misalnya “Aku sadar aku tidak perlu takut, karena…” selesaikan kalimatnya dengan pemahaman baru yang kita dapatkan, yang bisa menyadarkan kita bahwa memang sudah waktunya kita terbebas dari ketidakberdayaan akibat rasa takut ini sekarang.
Yang kita lakukan di proses ini yaitu kita sedang mengedukasi pikiran bawah sadar, bahwa apa yang dulu pernah dianggapnya sebagai ancaman atau potensi bahaya, sudah tidak perlu lagi kita takuti dan tidak perlu lagi kita anggap sebagai bahaya, hal ini dibuktikan dengan kita mampu mengendalikan diri di situasi yang kita alami itu.
Langkah keempat yaitu memberikan rasa penghargaan pada diri sendiri setiap kali sudah melewati prosesnya.
Langkah ini merupakan lanjutan dari proses sebelumnya, seiring rasa takut itu mulai mereda dan berangsur stabil, mulailah menarik napas panjang dan dalam, lalu menghembuskan perlahan secara teratur, sampai kita merasa lebih stabil, lalu berikan penghargaan pada diri sendiri dan pikiran bawah sadar, berkata-katalah seperti: “Terima kasih ya, selama ini sudah menjaga dan melindungi, sekarang sudah tidak perlu takut lagi, aku sudah bertekad untuk jadi pribadi yang kuat, maka bantulah aku untuk menjadi kuat, terima kasih…terima kasih…terima kasih.”
Lakukan proses ini dengan penuh penghayatan, jika perlu lakukan sambil melakukan gerakan seolah memeluk diri-sendiri, Anda akan merasakan perubahan yang luar biasa sambil melakukannya.
Langkah kelima yaitu menggabungkan langkah kedua, ketiga dan keempat dalam satu kebiasaan.
Pahami lagi langkah kedua, ketiga dan keempat yang sudah saya bahas tadi, yaitu buat keputusan besar untuk lepas dari rasa takut yang membuat tidak berdaya, ketika gejala rasa takut mulai terasa fokus pada keputusan besar itu dan membiarkan gejala rasa takut itu terasa, sejauh dan sedalam apa pun, sambil tetap fokus pada keputusan besar itu sebaik mungkin, terus biarkan semua itu mengalir sampai perlahan mulai mereda dan kembali stabil, nyatakan kalimat-kalimat yang membantu Anda memahami rasa takut ini dengan lebih baik jika perlu, ingat untuk mengatur napas panjang, dalam dan teratur sambil melakukan prosesnya, lalu akhiri dengan memberikan penghargaan pada diri-sendiri.
Gabungan dari langkah ini harus kita lakukan sebagai sebuah kebiasaan, ingat untuk selalu fokus pada keputusan besar yang kita buat, itulah mengapa penting sekali untuk membuat keputusan besar itu sepenuh hati, jadikan ini sebuah kebiasaan ketika gejala rasa takut itu terasa, Anda akan merasakan bagaimana sensasi takut itu perlahan-lahan mulai berkurang dan mereda dengan sendirinya dari waktu ke waktu sampai ia perlahan hilang pada waktunya nanti.
Nah, sudah lebih memahami cara berdamai dengan rasa takut dari penjelasan di episode kali ini? Silakan praktikkan dan bagikan kisah-kisah Anda nanti. Sampai jumpa di episode berikutnya.
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.