Hipnoanalisis & 7 Simtom Psikodinamika
Daftar Isi
“Ternyata perlu beberapa sesi ya? Awalnya saya pikir hanya dengan sugesti hipnotis saja sudah bisa selesai masalahnya.”
Lagi-lagi pertanyaan itu terlontar dari seorang calon klien setelah mendapatkan penjelasan tentang cara kerja hipnosis-hipnoterapi di sesi konseling awal (sesi penjajakan) yang baru saja dijalaninya. Sebagaimana sudah diulas di artikel ‘Tahapan Dalam Sesi Hipnoterapi‘, sesi konseling awal adalah sesi dimana klien mengisahkan garis besar permasalahan yang dialaminya dan mendapatkan kejelasan tentang jalannya penanganan, sebelum klien memutuskan menjalani penanganan.
Reaksi itu bukan hal yang aneh, bagi kebanyakan orang hipnosis memang dianggap sebagai sebuah pendekatan instan, terutama dengan banyaknya misinformasi yang mereka lihat di televisi dimana mereka yang mengalami masalah fobia seolah bisa disembuhkan dalam sekejap.
Hal itu memang mungkin untuk terjadi, namun demikian mengacu kepada kode etik para hipnoterapis, tetap saja para hipnoterapis tidak boleh menjanjikan harapan palsu, itulah mengapa ada sebuah protokol terapi yang tersusun untuk mengefektifkan hal ini, karena bukan semata soal seberapa cepat terapi berjalan, melainkan seberapa efektif prosesnya.
Seorang dokter tidak pernah langsung begitu saja memberikan obat, ia harus memahami dulu masalah yang dialami pasiennya. Jika diibaratkan obat, pada dasarnya ia baru akan bekerja efektif jika sesuai dengan latar belakang penyakit, begitu juga teknik hipnoterapi baru akan efektif jika kita sudah memahami dengan latar belakang penyakit atau masalah yang dialami klien dengan baik.
Kunci memberikan sesi terapi efektif ada pada pemahaman mendasar tentang bagaimana sebuah masalah tercipta dalam diri manusia, yang sudah kita bahas di artikel ‘Terciptanya Masalah di Pikiran Bawah Sadar‘. Saya sangat menyarankan Anda untuk sejenak melihat-lihat kembali bacaan di artikel tersebut yang mengulas bagaimana sebuah masalah akhirnya tertanam di pikiran bawah sadar, karena pemahaman itu akan menjadi kunci penting memahami esensi artikel kali ini.
Sekedar merangkumnya untuk Anda, ijinkan saya menyajikannya kembali, namun dalam bentuk butir-butir sederhana kali ini:
- Sebagaimana sudah diulas di artikel ‘Pikiran Sadar & Pikiran Bawah Sadar‘, kesadaran manusia terdiri dari pikiran tidak sadar, pikiran bawah sadar dengan pikiran sadar.
- Fungsi dasar pikiran tidak sadar adalah kesadaran jasmani.
- Fungsi dasar pikiran bawah sadar adalah sebagai bank data yang menjadi acuan/program perilaku seseorang dalam merespon sesuatu.
- Fungsi dasar pikiran sadar adalah kehendak bebas dan berpikir logis.
- Masalah dalam diri manusia (emosi atau pun perilaku) terbentuk karena adanya informasi negatif yang masuk ke dalamnya di periode ketika pikiran sadar belum aktif optimal atau pun pikiran sadar sudah aktif namun informasi itu masuk dengan mekanisme tertentu yang sudah dijelaskan di artikel ‘Terciptanya Masalah di Pikiran Bawah Sadar‘ dan menjadi program di pikiran bawah sadar, di kemudian hari informasi di pikiran bawah sadar itu tidak lagi sejalan dengan tuntutan lingkungan atau pun keinginan logis dari pikiran sadar dan menjadi konflik internal.
- Porsi kekuatan pikiran bawah sadar adalah 90% terhadap pikiran sadar yang hanya 10%, itulah kenapa kehendak bebas dan logika dari pikiran sadar kesulitan menuntaskan masalah itu karena kalah oleh porsi kekuatan pikiran bawah sadar.
- Cara efektif menuntaskan masalah emosi dan perilaku yaitu dengan mengakses pikiran bawah sadar, menetralisir emosi negatif di dalamnya dan mengubah informasi/program yang tersimpan disana.
- Mengakses pikiran bawah sadar inilah yang tidak mudah untuk dilakukan dengan teknik biasa sehingga kita sulit untuk menyadari dan menuntaskan masalah yang ada di dalamnya.
- Hipnosis adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengakses pikiran bawah sadar dan ditindaklanjuti dengan teknik yang tepat untuk melakukan perbaikan di dalamnya.
Namun demikian meski hipnosis adalah teknik yang efektif, penerapannya akan menjadi tumpul jika kita tidak memahami seluk-beluk masalah di dalam pikiran bawah sadar, karena itulah mengetahui dan memahami seluk-beluk akar masalah ini menjadi penting adanya.
Tulisan ini dibuat untuk membantu kita memahami seperti apa jenis-jenis akar masalah yang terjadi di masa lalu, yang terbentuk di pikiran bawah sadar seseorang membentuk gejala masalah yang kelak dialaminya di masa kini.
7 SIMTOM PSIKODINAMIKA
Mari bayangkan sebuah kebun yang berisikan bunga-bungaan yang cantik, kebun itu lalu terkontaminasi oleh benalu yang merambat satu sama lain, bisa Anda bayangkan seperti apa kiranya penampakannya?
Bagaimana membuatnya cantik kembali? Bisakah kita serta-merta menanam bunga baru di sana agar kecantikannya menutupi bunga lain yang terkena benalu? Bisa saja, tapi hanya soal waktu sebelum bunga baru itu pun ditutupi oleh benalu yang sudah lebih dulu ada.
Solusi praktis dalam hal ini sangat sederhana, yaitu dengan membuang atau melenyapkan benalu yang sudah lebih dulu ada di kebun itu sampai tuntas, baru kemudian menanam bunga baru di dalamnya.
Kebun itu adalah analogi dari pikiran bawah sadar dan bunga yang cantik adalah sugesti hipnosis. Sudah kita ulas di artikel ‘Mengenali Fenomena Trance dan Kedalamannya‘ bahwa kondisi hipnosis membuat pikiran bawah sadar menjadi reseptif dalam menerima sugesti dari luar, hal itu benar adanya, namun yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa di dalam pikiran bawah sadar sudah ada ‘benalu’ yang bersarang lebih dulu, benalu itu adalah program atau emosi negatif yang terbentuk dari pengalaman masa lalu.
Meski reseptivitas pikiran bawah sadar meningkat, memberikan sugesti hipnosis semata tanpa membersihkan benalu yang sudah lebih dulu ada di dalamnya akan menyebabkan sugesti hipnosis itu kembali ‘tergerus’ oleh program lama dan membuat masalah lama muncul kembali, hal ini terjadi pada klien dalam bentuk masalah yang kumat (relapsed).
Dalam protokol hipnoterapi umum kita mengenal 4 langkah penting dalam penyelesaian suatu masalah (Hunter, 2010) ketika klien sudah berada dalam kondisi hipnosis:
- Post hypnotic suggestion: tahap pemberian sugesti hipnosis langsung ke pikiran bawah sadar.
- Discovering the root cause: tahap penelusuran dan penemuan akar masalah dalam diri klien.
- Forgiveness/Release: tahap melepaskan dan menetralisir masalah.
- Relearning: tahap pembelajaran ulang pikiran bawah sadar dan memprogramnya ulang dengan hikmah-pembelajaran baru.
Kembali ke analogi kebun dan benalu, maka yang perlu kita lakukan untuk memastikan penyelesaian sebuah masalah berlangsung efektif adalah melakukan penelusuran ke pikiran bawah sadar klien untuk mengungkap benalu atau akar masalah yang ada di dalamnya dan melepaskannya, lalu ‘memprogramnya’ ulang dengan sugesti positif.
Perlu diketahui bahwa ketika melakukan proses discovering the root cause kita akan dihadapkan pada berbagai latar kisah, mulai dari yang menyedihkan, aneh, dilematis sampai yang menyeramkan, proses penelusuran dan penemuan akar masalah di pikiran bawah sadar dalam kondisi hipnosis inilah yang dikenal sebagai ‘hipnoanalisis’.
Teknik yang umum digunakan dalam hipnoanalisis yaitu teknik Age Regression dimana teknik ini ditujukan untuk mengakses memori di pikiran bawah sadar klien lalu mengungkap peristiwa apa di masa lalu (di usia/age berapa) yang pernah terjadi padanya, atau Parts Therapy untuk lebih jelasnya, untuk mengungkap jenis konflik apa yang terbentuk di antara Personality Parts (silakan membaca artikel ‘Mengenal Bagian-Bagian Kepribadian Diri (Personality Parts)‘ untuk mengenal lebih jauh pemahaman tentang Personality Parts ini) yang melatari munculnya masalah dalam diri seseorang.
7 Psychodynamics of a Symptom atau ‘7 Simtom Psikodinamika’ adalah pemetaan dasar yang dipopulerkan oleh Charles Tebbetts (Hunter, 2010), seorang hipnoterapis legendaris asal Amerika, yang kerap digunakan dalam prosesi hipnoanalisis untuk memahami root cause atau akar masalah klien, memahami setiap simtom ini akan memudahkan hipnoterapis dalam menganalisa sebab-akibat utama permasalahan klien di balik semua kisahnya dan memudahkan hipnoterapis untuk memfasilitasi penanganan yang sesuai bagi diri klien.
7 Simtom Psikodinamika yang dikembangkan Charles Tebbetts dijabarkan sebagai:
- Self Punishment (menghukum diri sendiri)
- Past Experience (pengalaman masa lalu)
- Internal Conflict (konflik internal)
- Identification (identifikasi figur tertentu)
- Imprint (penanaman keyakinan)
- Secondary Gain (manfaat yang tidak disadari)
- Unresolved Present Issue/Body Language (masalah masa kini yang belum terselesaikan)
Istilah simtom atau ‘gejala masalah’ mengacu kepada spesifikasi gejala yang klien alami di masa kini, yang dianggap sebagai ketidaknyamanan, misalnya kecemasan berlebih, kemarahan berlebih, fobia, dan lain sebagainya, simtom adalah hal-hal yang dialami seseorang yang didefinisikan sebagai masalah. Namun dalam perspektif Psikologi-Psikodinamika, kemunculan simtom di masa kini tidak lain dan tidak bukan yaitu karena bentukan atau adanya peristiwa masa lalu yang melatarinya, hal yang melatari munculnya simtom inilah yang dipetakan ke dalam 7 Simtom Psikodinamika, dimana 7 Simtom Psikodinamika ini dimaksudkan sebagai simtom yang terjadi di pikiran bawah sadar seseorang.
Penerapan 7 Simtom Psikodinamika secara praktikal yaitu ketika hipnoterapis sudah memandu seorang klien memasuki kondisi hipnosis, ia akan mulai melakukan hipnoanalisis untuk mengetahui akar masalah masa lalu yang membentuk masalah klien di masa kini, kisah yang terungkap dan informasi dari pikiran bawah sadar inilah yang kelak dipetakan termasuk ke dalam yang mana dari salah satu atau lebih dari simtom di atas.
Di bawah ini Anda akan menemukan bahasan singkat 7 Simtom Psikodinamika beserta rencana penanganannya (treatment plan) secara umum.
SIMTOM 1 – PAST EXPERIENCE
Simtom atau gejala masalah yang terbentuk dari pengalaman masa lalu, fobia dan trauma adalah salah satunya.
Inti dari simtom ini adalah seseorang mengalami peristiwa negatif (mengancam, membahayakan, menyakitkan, dll) di masa lalu bersama situasi atau objek tertentu yang dimaknai sebagai informasi yang tidak menyenangkan, sehingga pikiran bawah sadar menjalankan program untuk menghindari atau merespon situasi/objek itu dengan cara yang reaktif di masa depan.
Seorang anak yang pernah digigit anjing atau mengalami pengalaman negatif bersama anjing ketika kecil misalnya di pengalaman masa lalunya, menyimpulkan dalam pikiran bawah sadarnya bahwa anjing adalah makhluk yang berbahaya sehingga simtomnya di masa kini ketika melihat anjing adalah takut dan menghindar.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan pelepasan emosi masa lalu, dimana hipnoterapis perlu memandu klien melepaskan emosi masa lalu yang terpendam (repressed) atas situasi/objek yang mengancamnya tersebut, lalu melakukan rekontruksi atau pemaknaan ulang atas situasi/objek tersebut di pikiran bawah sadar sampai pikiran bawah sadar memiliki makna baru yang lebih positif atas situasi/objek tersebut dan mampu meresponnya dengan cara berbeda.
SIMTOM 2 – IMPRINT
Simtom yang muncul akibat adanya suatu keyakinan yang ditanamkan seorang atau beberapa orang tokoh yang memiliki otoritas dalam hidup klien, sering kali datang dari orang tua dan guru sebagai tokoh yang paling dekat dengan klien sewaktu kecil, dimana keyakinan masa lalu yang terbentuk di pikiran bawah sadar itu di kemudian hari berkonflik dengan keinginan masa kini di pikiran sadar.
Misalnya saja seseorang yang ketika kecil acap kali mendengar informasi ‘uang adalah akar kejahatan’, sedemikian seringnya sampai-sampai informasi itu tertanam di pikiran bawah sadarnya, ketika ia dewasa pikiran sadarnya menyadari bahwa ia harus mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan masa depan namun entah kenapa setiap kali memiliknya, uang itu selalu habis tanpa sebab yang jelas karena adanya informasi lama di pikiran bawah sadar yang tidak disadari yang menyabotase keberadaan uang itu bersamanya.
Imprint adalah sebab dari banyaknya ‘sabotase tidak kasat mata’ di berbagai aspek pencapaian, seseorang yang menginginkan suatu pencapaian tertentu di masa kini tersabotase oleh keyakinan lama di pikiran bawah sadar yang tidak menginginkan pencapaian tersebut, atau menganggapnya negatif.
Dengan persentase pikiran bawah sadar yang 90% lebih kuat daripada pikiran sadar yang hanya memegang peranan 10%, tidak heran jika keyakinan yang membatasi (limiting belief) dalam Imprint-lah yang mendominasi jalannya pencapaian seseorang.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan proses age regression untuk mencari tahu kapan (when) keyakinan itu terbentuk, siapa (who) yang menanamkannya dan bagaimana (how) keyakinan itu ditanamkan, selepas detail kejadian pembentuk keyakinan itu diketahui barulah teknik penanganan difasilitasi untuk merekontruksi proses penanaman keyakinan itu, sampai pikiran bawah sadar mengadaptasi keyakinan baru yang lebih positif yang sejalan dengan kehendak dari pikiran sadar.
SIMTOM 3 – IDENTIFICATION
Simtom yang muncul karena kekaguman pada tokoh tertentu dimana tokoh itu memiliki perilaku yang tanpa disadari ikut kita serap dan kita internalisasi menjadi bagian dari pemikiran bawah sadar kita, seseorang yang mengagumi sosok seorang selebriti misalnya, menjadi berperilaku seperti selebriti yang dikaguminya tersebut, bisa sedemikian intens bahkan sampai perilaku negatif yang dilakukan selebriti tersebut turut ditirunya.
Simtom ini bisa juga muncul karena seseorang bertumbuh di sebuah lingkungan dengan berbagai perilaku bermasalah yang jadi dianggapnya biasa karena sedemikian seringnya ia temukan dan justru menjadi hal yang dianggapnya sebagai keharusan, seseorang yang ketika kecil hidup di lingkungan penjudi misalnya, yang mengadaptasi kebiasaan judi berlebih sebagai kewajaran, namun mengalami kendala di masa kini dimana ia menyadari bahwa kebiasaan itu tidaklah baik dan ingin dihentikannya namun ia tidak kuasa karena identifikasi di pikiran bawah sadarnya terlanjur menganggap judi sebagai hal yang baik dan harus terus dijalankan, lagi-lagi keyakinan di pikiran bawah sadar yang memegang peranan 90% -lah yang mendominasi 10% kesadaran pikiran sadar.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan proses edukasi ulang pikiran bawah sadar untuk melepaskan keterikatannya pada figur yang teridentifikasi di dalamnya, sampai pikiran bawah sadar menyadari bahwa ia tidak lagi harus ‘terikat’ pada figur tersebut dan tidak lagi melakukan perilaku negatif yang mewakili figur tersebut.
SIMTOM 4 – SELF PUNISHMENT
Simtom yang tercipta dari perasaan ‘menghukum diri sendiri’, pikiran bawah sadar yang memendam rasa bersalah atas sebuah peristiwa tidak bisa memaafkan diri sendiri dan kemudian menghukum diri sendiri sebagai wujud meredakan rasa bersalah tersebut, wujud dari menghukum diri sendiri ini bisa muncul dalam bentuk rasa sakit pada bagian tubuh (psikosomatis), penyakit kronis atau kinerja yang menurun karena ada perasaan ‘tidak layak sukses karena berdosa/bersalah’ dalam diri.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan proses pelepasan emosi penyesalan, dimana hipnoterapis memandu klien mengekspresikan semua emosi tersebut lalu memandu klien memaafkan dirinya sendiri, proses pemaafan inilah yang membantu klien melepaskan beban penyesalan yang selama ini menghukum dirinya sendiri.
SIMTOM 5 – INTERNAL CONFLICT
Simtom yang muncul karena ada Personality Parts (silakan membaca artikel ‘Mengenal Bagian-Bagian Kepribadian Diri (Personality Parts)‘ untuk mengenal lebih jauh pemahaman tentang Personality Parts ini) yang saling berkonflik dalam diri.
Biasanya muncul ketika ada 2 atau lebih Personality Parts yang sama-sama menginginkan sesuatu bagi seseorang dimana yang diinginkan masing-masing Personality Parts ini bertentangan satu sama lain, misalnya saja satu Personality Parts menginginkan seseorang bangun di pagi hari karena ia harus pergi bekerja sementara satu Personality Parts lainnya menginginkannya untuk terus beristirahat karena ia sudah bekerja terlalu keras.
Konflik internal ini bisa bermuara pada banyak hal, dimulai dari kesulitan di bangun pagi, sampai dengan sulit berkonsentrasi dan munculnya berbagai penyakit psikosomatis sebagai wujud manifestasi konflik ini.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan proses negosiasi antara Personality Parts, mengidentifikasi niat baik dari masing-masing Personality Parts sampai tercapai kesepakatan yang menguntungkan setiap Personality Parts dan klien sendiri, dalam melakukan teknik ini kecakapan hipnoterapis dalam memfasilitasi negosiasi sangatlah penting, belum lagi jika salah satu Personality Parts ternyata membawa luka batin yang harus disembuhkan terlebih dahulu.
SIMTOM 6 – SECONDARY GAIN
Setali tiga uang dengan Internal Conflict, simtom ini sebenarnya adalah salah satu jenis Internal Conflict yang muncul akibat adanya manfaat tersembunyi yang tidak disadari dari suatu perilaku yang ingin dihindari, di satu sisi perilaku ini harus dihentikan karena dianggap oleh pikiran sadar sebagai sebuah perilaku negatif, namun pikiran bawah sadar yang merasa mendapatkan manfaat dari simtom ini terus menyabotase upaya perubahan.
Seorang yang ingin berhenti merokok misalnya, pikiran sadarnya sudah menyadari bahwa ia harus berhenti merokok untuk alasan kesehatan. Tanpa disadarinya, selama ia merokok sejauh ini pikiran bawah sadarnya ternyata menikmati manfaat tersendiri, yaitu mendapatkan teman sesama perokok, ketika diungkap lebih jauh ternyata ada rasa kesepian di pikiran bawah sadarnya karena ketika kecil sulit mendapatkan teman, jika upaya berhenti merokok ini tidak mengakomodir rasa kesepian ini maka upaya perubahan akan berjalan cukup alot karena sabotase dari pikiran bawah sadar yang intens.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang memahami jenis keuntungan yang dialami pikiran bawah sadar dengan terus dialaminya masalah oleh klien, berikutnya dilanjutkan dengan memahami bagaimana hal tersebut ditafsirkan sebagai keuntungan oleh pikiran bawah sadar: ada kekosongan apa dalam pikiran bawah sadar yang membuatnya membutuhkan hal tersebut sebagai ‘kompensasi’ masa kini, setelah semua informasi didapat dengan cukup menyeluruh barulah hipnoterapi melakukan rekontruksi pada emosi dan keyakinan pikiran bawah sadar sampai ia bisa terlepas dari kenikmatan tersembunyi tersebut.
SIMTOM 7 – UNRESOLVED PRESENT ISSUE/BODY LANGUAGE
Serupa dengan Self Punishment, biasanya muncul dalam bentuk sakit fisik (psikosomatis) akibat penyesalan masa lalu, atau bisa juga sebagai pengingat dari pikiran bawah sadar (atau Personality Parts di dalamnya) tentang suatu hal yang belum terselesaikan dan selalu ditunda, sementara pikiran bawah Sadar menginginkan penyelesaian akan hal itu secepat mungkin.
Teknik terapi yang membantu menyelesaikan simtom ini adalah teknik yang melibatkan identifikasi maksud dari pikiran bawah sadar, tepatnya: mengakses Personality Parts yang memunculkan masalah dan menanyakan maksud-tujuannya memunculkan masalah dalam diri klien, lalu menjalin kesepakatan seperti apa bentuk resolusi yang diharapkannya agar ia bisa membebaskan klien dari masalah yang dimunculkannya.
TERAPI SIMTOMATIK DAN TERAPI KAUSAL
Sering kali terjadi lebih dari satu simtom dalam satu kasus, hal inilah yang membuat kita sedianya memahami klien dan permasalahannya secara mendalam dari berbagai aspek agar kelak bisa memberikan solusi yang mendamaikan setiap simtom tersebut sampai tuntas.
Terdapat dua metode penanganan utama dalam hipnoterapi, seperti diulas dalam artikel ‘Mengenal Hipnosis & Hipnoterapi‘, yang pertama yaitu direct suggestion hypnotherapy, dimana metode penanganan ini mengutamakan kekuatan dari pesan mental atau sugesti mental yang diberikan dalam kondisi hipnosis.
Meningkatnya daya penerimaan mental dalam menerima sugesti dalam kondisi hipnosis (Yapko, 2003) membuat pikiran bawah sadar lebih mudah menerima dan menjalankan pesan mental yang diberikan sehingga perubahan di pikiran bawah sadar ini akan turut menciptakan perubahan di respon perilaku pikiran sadar.
Penanganan kedua yaitu penanganan berbasis psychodynamic dimana pendekatan ini meyakini setiap masalah yang mengganggu sesorang di kehidupan masa kininya pastilah memiliki akar penyebab di masa lalu yang menjadikan masalah tersebut tercipta dan aktif di masa kini.
Teknik terapi seperti age regression, Ego State Therapy dan juga Resource Therapy adalah contoh-contoh dari penanganan kedua ini, dimana dengan menggunakan teknik-teknik ini kita bisa menelusuri keberadaan akar masalah dalam pikiran bawah sadar seseorang dan menetralisir akar tersebut langsung di sumbernya, sehingga masalah yang kelak menganggu klien di masa kini pun turut ternetralisir karenanya.
Yang mana yang paling efektif? Untuk menjawabnya mari bayangkan sebuah gelas yang dalamnya kotor dan berisi air di dalamnya, apa yang menurut Anda akan terjadi pada air dalam gelas itu? Tepat sekali, akan ikut kotor layaknya dalamnya gelas yang menjadi wadah tempat dimana air ini berada.
Ada dua acara untuk menjadikan air itu lebih bersih, yaitu dengan mengisi gelas tersebut dengan air baru yang bersih, untuk sesaat air bersih itu akan membawa warna baru ke dalam air kotor dalam gelas kotor tersebut dan membuatnya nampak lebih bersih, namun seiring dengan berjalannya waktu air tersebut akan kembali kotor karena residu dari gelas kotor dan air lama yang kotor kembali mengkontaminasinya.
Namun demikian, bukan berarti cara ini tidak bisa digunakan, masih ada cara agar metode ini berhasil membersihkan air kotor dalam gelas kotor ini. Caranya, alirkan air mengalir ke dalam air kotor dalam gelas kotor ini terus menerus, sampai lama-lama gerakan dinamis dari air mengalir ini membersihkan dinding bagian dalam gelas kotor ini, plus membuang air kotor lama di dalamnya sampai tumpah keluar, pada akhirnya dinding bagian dalam gelas itu akan mulai bersih dan perlahan-lahan air di dalamnya pun bersih, tergantikan oleh air bersih baru yang kita isikan.
Ini adalah perumpamaan dari direct suggestion hypnoherapy, klien datang membawa gelas kotor berisi air kotor (masalah spesifik) dalam dirinya, ketika diberikan direct suggestion hypnoherapy klien pun merasakan perubahan, ini adalah fase ketika air bersih baru masuk ke air kotor dalam gelas kotor itu, perubahan ini memang membawa harapan yang lebih besar dalam diri klien, namun demikian jika dibiarkan sugesti positif ini akan tergerus kembali oleh program negatif lama yang berisikan luka batin yang belum sembuh.
Jika akan menggunakan direct suggestion hypnoherapy sebagai teknik utama maka yang perlu kita lakukan adalah ‘membombardir’ pikiran bawah sadar terus menerus dengan sugesti positif yang diinginkan, sampai titik dimana program masa lalu ini ‘rontok’ dan sugesti positif ini akhirnya mengisi pikiran bawah sadar klien.
Berapa lama? Entahlah, tidak ada yang tahu. Tergantung tingkat ‘ketebalan’ program lama dan ‘kekuatan’ dari sugesti baru, bisa saja yang rontok adalah program masa lalu atau malah sugesti positif yang baru. Jika klien tidak keberatan melalui sesi yang panjang berulang-ulang hanya untuk mendengarkan sugesti positif berulang kali maka cara ini sah-sah saja untuk digunakan.
Mari kembali ke analogi air kotor dalam gelas kotor tadi, masih ada cara lain untuk membersihkan air di dalam gelas kotor itu, yaitu dengan membuang air lama yang ada di dalamnya, mencuci bersih gelasnya, lalu mengisinya dengan air baru.
Inilah analogi dari psychodynamic hypnotherapy, menetralisir aneka akar masalah di masa lalu klien yang menjadi ‘biang kerok’ di balik masalah klien di masa kini, baru kemudian mengisinya dengan program baru yang lebih efektif. Meski prosesnya seolah lebih melelahkan, karena lebih banyak upaya yang harus diambil untuk membersihkan gelas dibanding hanya dengan mengisinya dengan air mengalir, namun pada akhirnya efektivitasnya jauh berbeda.
Pendekatan psychodynamic hypnotherapy inilah yang kita gunakan untuk mengungkap jenis simtom apa yang terbentuk di pikiran bawah sadar, mengacu kepada 7 Simtom Psikodinamika di atas, dengan mengetahui detail dari simtom yang terbentuk di pikiran bawah sadar, lalu memfasilitasi penanganan yang sesuai dengan peruntukkannya.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.
REFERENSI:
Hunter, Roy. 2010. The Art of Hypnotherapy. USA: Crown House Publishing
Yapko, Michael D. 2003. Trancework. USA: Routledge