Hipnoterapi Untuk Penanganan Permasalahan Fisik
Daftar Isi
Di tengah suasana “pemulihan” yang sedang berlangsung, lagi-lagi saya kembali mendapatkan pertanyaan (lebih tepatnya: permintaan) menarik dari salah seorang calon klien seputar layanan hipnoterapi, untuk penanganan kondisi fisik.
Mengapa dikatakan “pemulihan”? Tak lain karena memang saya sendiri beberapa waktu lalu – masih di tengah padatnya jadwal – sedang berkonsentrasi memulihkan stamina fisik yang sempat terkuras, akibat banyaknya kegiatan yang tidak terkira selama bulan Juni, yang menjadikan media sosial pun sempat “tidak tersentuh” selama beberapa waktu ke belakang.
Namun demikian pertanyaan dari calon klien itu sangatlah menarik, yaitu “bisakah hipnoterapi digunakan untuk penanganan permasalahan/penyakit fisik”, yang menjadikan saya memutuskan untuk mengangkatnya sebagai sebuah tulisan di artikel hari ini.
RAGAM PERTANYAAN/PERMINTAAN PARA KLIEN
1 dasawarsa menggeluti profesi sebagai hipnoterapis, boleh dikatakan selalu ada beragam jenis pertanyaan – dan permintaan – dari para klien sehubungan dengan layanan dari hipnoterapi ini, mulai dari pertanyaan/permintaan yang wajar, sampai ke yang tidak wajar.
Namun demikian, definisi “tidak wajar” di sini bukanlah berarti “tidak wajar” dalam artian sebenarnya, melainkan “tidak wajar” dari sudut pandang hipnoterapi, karena justru merupakan permintaan yang tidak bisa atau tidak boleh diakomodir oleh hipnoterapi.
Tidak bisa? Tidak boleh? Apakah adanya dua frasa ini menandakan bahwa kedua hal ini merupakan hal yang berbeda?
Tepat sekali, demikianlah adanya, “bisa” dan “boleh” adalah dua hal yang menyiratkan perbedaan besar dalam praktiknya, hanya karena sesuatu itu “bisa dilakukan”, bukan berarti hal itu “boleh dillakukan”, dan begitu juga sebaliknya.
Mari kita menyoal fenomena yang satu ini dulu, sebelum memasuki bahasan tentang “bisakah hipnoterapi digunakan untuk penanganan permasalahan/penyakit fisik”, karena pada akhirnya kedua cakupan tadi (“bisa” dan “boleh”) akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari bahasan kita di tulisan kali ini.
POSISI HINOTERAPI DI INDONESIA
Untuk mendapatkan dasar pijakan yang cukup kokoh tentang bagaimana hipnoterapi bisa/boleh digunakan untuk penanganan permasalahan/penyakit fisik, mari memulainya dengan memahami dulu posisi Hipnoterapis sebagai praktisi yang memfasilitasi layanan hipnoterapi itu sendiri, terutama di Indonesia, di negara tempat kita tinggal ini.
Secara peran dan kedudukan, hipnoterapis adalah termasuk ke Tenaga Penyehat Komplementer, yang menjadikan seorang Hipnoterapis bukanlah bagian dari Tenaga Kesehatan Formal, seperti Dokter, Psikolog, atau Perawat.
Arti dari “komplementer” dalam hal ini menandakan seorang Hipnoterapis tidak boleh “menggantikan” peran dari para Tenaga Kesehatan Formal yang ada, melainkan melengkapi (compliment) tindakan penanganan yang mereka berikan.
Setiap Tenaga Kesehatan Formal memiliki ruang dan kewenangan masing-masing, dimana ruang dan kewenangan ini tidaklah boleh dimasuki begitu saja oleh Hipnoterapis, kecuali Hipnoterapis yang bersangkutan memang memiliki kapasitas resmi sebagai Tenaga Kesehatan Formal (yang juga memberikan layanan hipnoterapi sebagai bagian dari prosedur penanganan yang difasilitasinya).
Membicarakan “diagnosis” sehubungan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang misalnya, hal ini menjadi kewenangan dari Tenaga Kesehatan Formal, dimana seorang Hipnoterapis tidaklah berkewenangan (tidak boleh) menjalankan proses ini pada klien yang ditanganinya.
Sebagai seorang Tenaga Kesehatan Komplementer di Indonesia, penting bagi Hipnoterapis untuk memahami ruang dan kewenangan praktiknya, semata agar hal ini tidak menimbulkan “riak negatif” yang mengacaukan jalannya pelayanan kesehatan di negara kita ini.
YANG BOLEH/BISA DITANGANI DENGAN HIPNOTERAPI
Sebagai Tenaga Kesehatan Komplementer, maka apa saja permasalahan yang boleh dibantu ditangani oleh hipnoterapi?
Perhatikan frasa “dibantu” di kalimat di atas? Hal ini lagi-lagi ditujukan untuk menegaskan bahwa posisi Hipnoterapis adalah “membantu” penanganan permasalahan dalam diri kliennya, bukan mengklaim bahwa Hipnoterapis menangani permasalahan itu sepenuhnya, apalgi bahkan mengklaim bahwa ia “menyembuhkan” kliennya.
Secara mendasar, jenis permasalahan yang boleh dibantu oleh hipnoterapi adalah permasalahan yang bukan harus secara spesifik ditangani oleh Tenaga Kesehatan Formal.
Ketika seorang klien mendatangi seorang Hipnoterapis dengan sebuah keluhan yang mensyaratkan penanganan khusus dari Tenaga Kesehatan Formal, maka Hipnoterapis tidak boleh begitu saja memberikan penanganan pada klien ini, karena hal ini sama saja melanggar ruang dan kewenangan yang seharusnya.
Lain cerita jika klien ini memang juga menjalani penanganan khusus bersama Tenaga Kesehatan Formal, yang juga – bahkan – merekomendasikan klien ini untuk juga menjalani sesi hipnoterapi untuk lebih mengoptimalkan pemulihan kondisinya, dalam hal ini Hipnoterapis menjadi “rujukan” dari Tenaga Kesehatan Formal yang diminta melengkapi (compliment/komplementer) tindakan penanganan formal yang diberikannya, dalam hal ini tidak ada ruang dan kewenangan yang dilanggar oleh Hipnoterapis, selama ia kemudian memfasilitasi proses penanganannya dengan tepat, sesuai kode etik profesi yang berlaku.
Berikutnya, kriteria “boleh” disini juga mengacu pada faktor “keselamatan/keamanan”, dimana kondisi klien bukanlah kondisi yang berpotensi memburuk atau terganggu keselamatan/keamanannya jika ia menjalani sesi hipnoterapi (lebih jelasnya sehubungan dengan hal yang satu ini pernah diulas di artikel berjudul “Assessment 3P Sebelum Memulai Sesi Hipnoterapi”, silakan menemukan bahasan lebih jelasnya di artikel tersebut).
Bagaimana dengan “bisa”? Yang satu ini tentu berbeda adanya, hanya karena berbagai kondisi klien menyiratkan bahwa ia “boleh” ditangani dengan hipnoterapi, hal ini tidak menjadikan permintaannya “bisa” begitu saja ditangani dengan hipnoterapi (lagi-lagi bahasan lebih jelas sehubungan dengan hal yang satu ini pernah diulas di artikel berjudul “Assessment 3P Sebelum Memulai Sesi Hipnoterapi”, silakan menemukan bahasan lebih jelasnya di artikel tersebut).
Terlepas dari kondisi klien yang “bisa” ditangani dengan hipnoterapi, hal lain yang menjadi patokan “bisa” dalam hal ini akan berhubungan dengan “jenis permintaan” dari klien itu sendiri, apakah permintannya “masuk akal” atau tidak.
Ya, meski terdengar lucu, ada saja permintaan-permintaan dari klien yang bisa dikatakan “tidak masuk akal”, salah satunya yaitu permintaan yang tidak bisa diakomodir oleh hipnoterapi, misalnya klien yang ingin pasangan atau kerabatnya “dihipnotis” agar mengakui sesuatu yang mereka curiga disembunyikannya.
Sehubungan dengan kriteria “bisa” ini, saya pernah menuliskan artikel berjudul “Miskonsepsi Dalam Hipnoterapi” dimana di artikel itu Anda bisa menemukan apa saja anggapan yang salah tentang hipnoterapi, yang sedikit banyak akan menjelaskan hal apa saja yang “bisa/masuk akal” ditangani dengan hipnoterapi atau tidak, silakan menemukan uraian lebih lengkapnya di artikel tersebut.
HIPNOTERAPI UNTUK PERMASALAHAN/PENYAKIT FISIK?
Mari kembali ke jawaban atas pertanyaan yang satu ini, yaitu “bagaimana kebijakan dari hipnoterapi untuk penanganan permasalahan/penyakit fisik”?
Hal ini akan pertama-tama mengajak kita untuk menyoal apakah hipnoterapi “bisa” digunakan untuk membantu penanganan permasalahan/penyakit fisik.
Jawaban sederhana untuk persoalan ini adalah”bisa”, karena – lagi-lagi – cakupan dari pertanyaan ini adalah “membantu” (bukan menyembuhkan).
Sebagai sebuah “kondisi perpindahan kesadaran”, fenomena relaksasi fisik dan mental yang terjadi dalam kondisi hipnosis memungkinkan seseorang memasuki kondisi dimana sistem syaraf, organ dan bagian-bagian tubuhnya beristirahat serta bekerja dengan lebih baik, kondisi ini saja sudah menjadikan seseorang “lebih sehat”, jika kondisi ini dilibatkan dalam proses pemulihan fisik mereka yang mengalami permasalahan/penyakit fisik maka lebih optimal juga proses pemulihan ini bisa bekerja, memungkinkan mereka menjadi lebih sehat dengan lebih efektif.
Namun demikian, sebagaimana sudah berkali-kali dijelaskan di dalam berbagai artikel yang ada di website ini, kondisi hipnosis sendiri belumlah menjadi sebuah bentuk terapi, disinilah “hipnoterapi” dijalankan sebagai bentuk proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis ini.
Hipnoterapi ditujukan untuk meneteralisir akar masalah di pikiran bawah sadar yang melatari munculnya gejala permasalahan dalam diri seseorang, dimana permasalahan ini bisa merupakan permasalahan psikis, perilaku atau masalah psikosomatis (masalah fisik [soma] yang bermula dari psikis [psyche]).
Dalam kondisi kesadaran biasa, akan relatif sulit menemukan dan menetralisir akar permasalahan yang tersimpan di pikiran bawah sadar ini, yang menjadikan banyak terapi konvensional berjalan berlarut-larut; hal inilah yang justru menjadi keistimewaan dari hipnoterapi, perpindahan kesadaran dalam kondisi hipnosis – dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar – menjadikan Hipnoterapis bisa menemukan akar masalah yang membentuk gejala permasalahan dalam diri klien dengan lebih cepat dan menetralisirnya langsung di sumbernya, memungkinkan klien untuk bisa terbebas dari permasalahannya dengan lebih efektif.
Cukup jelas bukan? Maka kali ini waktunya kita mengulas apakah hipnoterapi “boleh” digunakan untuk membantu penanganan permasalahan/penyakit fisik.
Sayangnya, kali ini jawabannya tidak akan sesederhana sebelumnya, karena bunyi jawabannya adalah “tergantung”.
Hal ini tergantung pada beberapa peruntukkan dari hipnosis dan hipnoterapi itu sendiri untuk permasalahan/penyakit fisik dan penjelasan yang menyertainya, yang saya bagi atas dua hal:
Pertama, hipnosis untuk pengelolaan rasa nyeri (pain management) yang dialami seseorang pada kondisi fisiknya, dimana proses ini lebih banyak menggunakan sugesti langsung (direct suggestion) yang dilakukan dalam kondisi hipnosis.
Fenomena dimana lebih meningkatnya respon terhadap sugesti (increased responsiveness to suggestion) dalam kondisi hipnosis menjadikan seseorang lebih bisa menerima dan memproses sugesti yang diberikan, termasuk ketika sugesti yang diberikan ditujukan untuk membuat seseorang merasa tidak terpengaruh oleh rasa nyeri/sakit yang dialaminya.
Pain management adalah bagian dari hipnosis medis (medical hypnosis) yang tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, diperlukan kompetensi yang memadai untuk bisa melakukan proses ini, yang menjadikan proses ini hendaknya hanya dilakukan oleh mereka yang memang memiliki kewenangan sebagai Tenaga Kesehatan Formal, yang memiliki wawasan kesehatan yang memadai dan banyak berurusan dengan penanganan rasa sakit fisik itu sendiri, seperti Dokter dan Perawat.
Kedua, hipnoterapi untuk penanganan psikosomatis, dimana permasalahan fisik yang dialami klien sudah dipastikan merupakan gejala psikosomatis oleh Dokter yang menanganinya dan klien direkomendasikan untuk menjalani penanganan khusus oleh Dokter yang menanganinya itu untuk menyelesaikan akar masalah psikisnya, yang melatari munculnya gejala psikosomatis tersebut.
Dengan kata lain, Hipnoterapis tidak boleh “melangkahi” kewenangan Dokter, jika masalah fisik yang dialami klien memang murni merupakan permasalahan fisik, maka penanganan untuk kondisi ini jelas menjadi kewenangan Dokter, kecuali Dokter sudah merujuk hipnoterapi sebagai rekomendasi penanganan tambahan untuk melengkapi (compliment) tindakan penanganan formal yang dilakukannya, misalnya untuk membantu klien lebih rileks atau lebih siap menghadapi tindakan penanganan formal yang akan dijalaninya (seperti operasi misalnya).
Begitu juga jika masalah klien baru sekedar “dicurigai” merupakan psikosomatis, Hipnoterapis tidak boleh begitu saja memberikan diagnosisnya bahwa masalah fisik yang dialami klien merupakan psikosomatis, hal ini tetap harus divalidasi oleh Dokter sebagai Tenaga Kesehatan Formal yang kompeten dan berkewenangan untuk melakukannya.
Dalam kasus psikosomatis, kemunculan gejala psikosomatis bisa bermula dari salah satu atau lebih fenomena yang ada dalam “7 Simtom Psikodinamika”, yaitu Past Experience, Unresolved Present Issue, Secondary Gain, Self Punishment, Identification, Imprint atau Internal Conflict (ulasan lebih jelas tentang hal ini bisa ditemukan di artikel “Hipnoanalisis & 7 Simtom Psikodinamika”, dimana hipnoterapi menjadi satu cara yang efektif untuk mengupayakan resolusi penyelesaiannya.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.