Mengapa Parts Therapy Dalam Hipnoterapi Gagal?
Daftar Isi
Dari sekian banyak teknik hipnoterapi yang ada, salah satu teknik yang tergolong teknik tingkat lanjut (advanced) adalah Parts Therapy. Dikatakan sebagai teknik tingkat lanjut karena memang pelaksanaan Parts Therapy mensyaratkan Hipnoterapis untuk menguasai dasar pemahaman yang lebih kompleks atas cara kerja pikiran bawah sadar.
Jika secara mendasar berbagai prinsip dan teknik yang ada dalam hipnoterapi mengakomodir keberadaan dari dua level kesadaran, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, dalam Parts Therapy dinamika dari level kesadaran ini berkembang meluas menjadi “Bagian-Bagian” kesadaran dalam diri.
Ketika dilakukan secara tepat, Parts Therapy memberikan kemungkinan perubahan dan kesembuhan yang revolusioner, karena proses penanganan langsung dilakukan pada Personality Parts yang langsung berperan di balik sebuah permasalahan dalam diri seseorang.
Sebaliknya, ketika dilakukan dengan cara yang tidak tepat, Parts Therapy justru berpotensi menimbulkan masalah baru dalam diri seseorang.
Dalam praktiknya, saya mendapati berbagai pertanyaan dan diskusi dengan para rekan sejawat kerap kali bermuara pada kebingungan mereka atas gagalnya teknik Parts Therapy yang mereka fasilitasi pada para kliennya.
Tulisan ini dibuat untuk membahas hal-hal apa saja yang sering kali menyebabkan pelaksanaan Parts Therapy dalam hipnoterapi gagal.
SELAYANG PANDANG PARTS-THERAPY
Jika Anda mencermati judul dari artikel ini, Anda bisa menemukan frasa “…dalam hipnoterapi…” yang menyertai Parts Therapy ini, apakah hal ini menandakan bahwa Parts Therapy tidak hanya menjadi bagian dari hipnoterapi?
Jawabannya adalah “Ya, Parts Therapy tidak hanya digunakan dalam pelaksanaan hipnoterapi, tapi juga digunakan di modalitas psikoterapi lain.”
Demikianlah, Parts Therapy menjadi satu istilah yang memayungi berbagai modalitas psikoterapi yang mengakomodir keberadaan dari Personality Parts dalam diri seseorang.
Terdapat beberapa ragam teknik terapi yang menggunakan landasan dari Parts Therapy ini, seperti Ego State Therapy (EST), Internal Family System (IFS), Developmental Needs Meeting Strategy (DNMS), Schema Therapy, dan bahkan teknik berbasis Body-Oriented Psychotherapy seperti Hakomi pun menyediakan sudut pandang tersendiri untuk mengakomodir keberadaan dari Personality Parts ini.
Saya sendiri menggunakan modalitas Resource Therapy & Counselling (RTC) dalam mengakomodir pelaksanaan dari Parts Therapy ini, penjelasan yang lebih lengkap tentang RTC ini bisa Anda temukan di artikel yang pernah saya tulis sebelumnya: “Selayang Pandang Resource Therapy”.
Lain teknik terapi yang digunakan, lain juga paradigma yang digunakan, yang menjadikan lain juga kerangka penanganan yang muncul darinya, hal ini karena setiap paradigma ini memiliki cara pandangnya masing-masing dalam memahami dan memperlakukan Personality Parts.
Penjelasan lebih komprehensif soal Personality Parts ini bisa Anda temukan dalam artikel yang pernah saya tulis sebelumnya: “Mengenal Bagian-Bagian Kepribadian Diri (Personality Parts)”, tulisan kali ini akan fokus menyoal pelaksanaan dari Parts Therapy dan hal-hal yang menjadikan pelaksanaan teknik ini gagal.
Sebagai sebuah teknik, Parts Therapy mensyaratkan penggunanya untuk memiliki paradigma yang memadai akan cara kerja dari Personality Parts, serta kerangka penanganan yang memadai juga untuk digunakan untuk mengakomodir kebutuhan dari Personality Parts ini, sesuai dengan paradigma yang digunakan. Semakin paradigma ini mampu mengakomodir proses penanganan Personality Parts yang bermasalah dari hulu ke hilir, maka semakin tinggi tingkat efektivitasnya dalam menciptakan resolusi atas berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh Personality Parts ini.
Namun demikian, sebagai sebuah teknik terapi, bukan hanya dalam sesi hipnoterapi, bahkan dalam teknik berbasis Parts Therapy lain pun kegagalan dalam pelaksanaan teknik berbasis Parts Therapy ini tentu tetap tidak terhindarkan.
Jika ditanya “Apa yang melatari kegagalan ini,” tentu akan ada banyak variabel yang melatarinya, namun untuk saat ini mari memfokuskan ulasan kita pada lima hal temuan saya yang menjadikan pelaksanaan Parts Therapy dalam sesi hipnoterapi gagal.
FAKTOR PERTAMA,
HIPNOTERAPIS TIDAK MENGUASAI DASAR DAN ESENSI PARTS THERAPY
Yang satu ini tentu menjadi kegagalan yang paling mendasar, jangan dulu membicarakan kegagalan dalam pelaksanaan, bahkan dalam pemahamannya saja ternyata kegagalan ini sudah terjadi.
Untuk bisa melaksanakan Parts Therapy dengan baik, mutlak bagi Hipnoterapis untuk memiliki dasar pemahaman yang memadai tentang cara kerja Personality Parts dan Parts Therapy ini, yang mencakup:
- Konsep dari Personality Parts.
- Pembentukan Personality Parts dan munculnya permasalahan pada Personality Parts.
- Pemetaan akan manifestasi gejala permasalahan dalam diri seseorang, akibat adanya permasalahan pada Personality Parts dalam dirinya.
- Desain penanganan spesifik untuk setiap permasalahan yang dialami Personality Parts.
Lain teknik terapi maka akan lain juga cara pandang akan keberadaan dan dinamika dari Personality Parts ini, disinilah Hipnoterapis pertama-tama perlu memahami terlebih dahulu konsep dari Personality Parts ini berdasarkan paradigma yang digunakannya dalam memfasilitasi proses terapi.
Begitu juga lain teknik terapi yang digunakan maka akan lain juga cara pandangnya dalam memahami pembentukan Personality Parts dan bagaimana Personality Parts ini bisa kelak mengalami permasalahan. Disinilah untuk bisa nantinya memberikan desain penanganan yang tepat, Hipnoterapis harus pertama-tama menyadari terlebih dahulu bagaimana Personality Parts bisa mengalami permasalahan, apa manifestasi permasalahan yang bisa ditimbulkannya dan apa yang dibutuhkan Personality Parts agar ia bisa lepas dari permasalahannya untuk kembali ke kondisi normal-idealnya.
Tanpa pemahaman yang memadai akan semua ini, kecil kemungkinan seorang Hipnoterapis mampu memfasilitasi proses hipnoterapi yang tepat, yang menyelesaikan permasalahan yang dialami Personality Parts, karena proses penanganan yang difasilitasinya tidak berpijak pada landasan yang solid.
FAKTOR KEDUA,
KLIEN TIDAK MEMAHAMI KONSEP PARTS-THERAPY
Yang terjadi berikutnya adalah bisa jadi Hipnoterapis memahami esensi dari Parts Therapy dengan baik, namun ternyata Hipnoterapis tidak bisa membangun pemahaman akan Personality Parts ini dalam diri klien, alhasil ketika proses terapi berjalan klien kesulitan memahami mekanisme terapi yang dijalaninya dan proses terapi tidak menghasilkan resolusi yang tepat.
Bahasan yang satu ini memang cukup teknis dan berhubungan dengan “menyiapkan klien” untuk bisa menjalani sesi terapi, disini juga saya sering kali mengatakan “memfasilitasi terapi” dan “menyiapkan klien untuk menjalani terapi” adalah dua perkara berbeda.
Meskipun kerangka terapi yang kita gunakan benar adanya, tapi jika klien tidak memahami esensi dan jalannya terapi maka efektivitas dari proses terapi akan berkurang, karena klien akan tersendat-sendat dalam mengikuti jalannya terapi.
Apakah itu berarti klien harus memahami Parts Therapy? Nanti dulu, yang satu ini bukan menjadikan klien harus memahami cara kerja keseluruhan dari Parts Therapy, karena mereka datang untuk menjalani terapi, bukan untuk menjadi Terapis, yang dimaksud “memahami konsep dari Parts Therapy” dalam tulisan ini yaitu klien memahami secukupnya seperti apa proses terapi yang akan dijalaninya dan memahami esensinya untuk dirinya.
Tanpa pemahaman ini, proses terapi yang berlangsung akan cukup sulit untuk “berpijak”, yang menjadikan tidak adanya makna spesifik yang terbangun dalam diri klien atas proses yang sudah dijalaninya, sehingga klien akan kesulitan juga untuk menyadari apakah proses terapi yang dilaluinya memberikan dampak atau tidak.
Sehubungan dengan hal yang satu ini, saya pribadi menyiapkan serangkaian proses edukasi di awal yang secara spesifik diperuntukkan untuk membangun pemahaman klien atas proses terapi yang akan dijalaninya, perlu waktu sampai saya sendiri menemukan protokol edukasi yang efektif, tapi sekali “protokol edukasi” ini ditemukan ternyata jerih-payahnya sepadan dengan efektivitas yang dihasilkannya.
FAKTOR KETIGA,
LEVEL TRANCE TIDAK CUKUP DALAM
Karena kita sudah membicarakan hal yang cukup teknis kali ini, maka waktunya kita membicarakan faktor lain yang membuat Parts Therapy gagal dalam proses hipnoterapi, yaitu level trance yang tidak memadai.
Saya memandang Personality Parts sebagai personifikasi dari pikiran bawah sadar, maka begitu juga keberadaannya tersimpan di pikiran bawah sadar, meski dalam praktiknya Personality Parts ini bisa muncul di pikiran sadar, namun struktur terdalam dari energi dan memorinya tersimpan di pikiran bawah sadar.
Jika proses terapi yang difasilitasi pada klien tidak memberikan level kedalaman yang cukup untuk bisa membawa klien ke frekwensi dimana pikiran bawah sadarnya terakses ideal, maka hal ini menjadikan Hipnoterapis hanya berkomunikasi dengan Personality Parts di kondisi dimana energinya tidak memadai untuk berkomunikasi, atau dengan kata lain: tidak stabil.
“Kestabilan” mutlak harus dijaga untuk bisa berkomunikasi dengan Personality Parts, tanpa adanya kestabilan ini maka akan sulit bagi Hipnoterapis untuk memastikan apakah ia sedang berkomunikasi dengan Personality Parts yang tepat atau jangan-jangan ia sedang berkomunikasi dengan Personality Parts yang salah karena Personality Parts yang salah itu diam-diam muncul dan menggantikan Personality Parts yang tepat yang seharusnya diajak berkomunikasi.
Level trance yang mampu memungkinkan Personality Parts berkomunikasi dengan stabil adalah Profound Somnambulism (untuk lebih jelasnya mengenai kedalaman trance ini silakan menemukan uraiannya di artikel “Mengenali Fenomena Trance & Kedalamannya”), maka mutlak bagi seorang Hipnoterapis untuk menguasai keahlian induksi dan pendalaman kondisi hipnosis yang memadai yang bisa memastikan klien memasuki kondisi kedalaman hipnosis ini dengan efektif dan bertahan di kondisi ini dengan stabil sepanjang proses terapi berlangsung.
FAKTOR KEEMPAT,
CARA PEMANGGILAN PARTS YANG SALAH
Ya, meski pun kedalaman trance sudah memadai, belum tentu Personality Parts bisa diakses dengan baik, salah satunya adalah karena cara mengakses atau memanggil mereka pun salah adanya.
Parts Therapy mensyaratkan Hipnoterapis untuk memfasilitasi proses terapi pada Personality Parts yang tepat, yang mengalami permasalahan, agar ia bisa kembali ke kondisi normal-idealnya, jika sejak awal saja Hipnoterapis tidak bisa mengakses keberadaan dari Personality Parts ini maka sudah jelas keberlangsungan dari proses sisanya akan bermasalah.
Sehubungan dengan hal ini, Hipnoterapis harus menguasai cara “pemanggilan” Personality Parts yang tepat, yang bisa mengakses mereka dari level kedalaman pikiran bawah sadar dimana mereka berada dan “mengangkat” mereka ke level dimana mereka bisa diajak berkomunikasi secara stabil.
Membicarakan “pemanggilan” Personality Parts ini, setiap teknik terapi memiliki cara pandangnya masing-masing untuk bisa memunculkan Personality Parts, saya pribadi dalam perjalanan praktik selama ini mendapati tiga cara pemanggilan Personality Parts yang teruji efektif, dulunya sebelum menemukan cara ini ada saja kendala tersendiri yang membuat Personality Parts tidak terakses optimal yang menyulitkan jalannya proses terapi.
Proses pemanggilan yang salah bisa menjadikan dua hal terjadi: Personality Parts tidak terakses, atau kalau pun terakses ternyata Personality Parts yang diakses bukanlah Personality Parts yang tepat, yang mana pun yang terjadi, tetap saja hasil akhirnya sama: proses terapi yang tidak akan berjalan ideal.
FAKTOR KELIMA,
SALAH MEMPERLAKUKAN PARTS
Yang terakhir yang menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya yaitu, kesalahan dalam memperlakukan Personality Parts.
Khusus yang satu ini, meskipun keempat faktor sebelumnya tadi sudah dipenuhi dengan baik, jika faktor kelima ini meleset maka sama saja hasil akhir dari proses terapinya tidak akan berjalan ideal.
Ada pun kesalahan dalam memperlakukan Personality Parts ini bisa terdiri dari dua hal: pertama, kesalahan dalam bersikap dan memperlakukannya, yaitu dengan sikap dan cara yang tidak sopan atau membuat Personality Parts takut atau tersinggung dan tidak mau berkomunikasi dengan kita, sehingga ketika dipanggil pun Personality Parts ini tidak lagi bisa terakses.
Kedua, kesalahan dalam memfasilitasi desain penanganan, perlu kita sadari bahwa lain permasalahan spesifik yang dialami Personality Parts maka lain juga kebutuhan penanganannya.
Memfasilitasi desain penanganan yang tidak sejalan dengan kebutuhan Personality Parts akan menjadikan Personality Parts tidak mendapatkan resolusi yang bisa membebaskannya dari permasalahannya, bahkan dalam skala yang lebih buruk ia bisa memunculkan masalah baru karena struktur energi yang membentuk Personality Parts ini mendapatkan perlakuan yang tidak sejalan dan malah mengubahnya ke struktur energi baru yang lebih bermasalah.
Saya pribadi mendapati desain penanganan yang ada dalam RTC memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang kebutuhan spesifik dari Personality Parts ini, sesuai dengan klasifikasi permasalahan yang mereka alami, yang menjadikan saya mengadaptasi pemahaman ini ke dalam sesi hipnoterapi berbasis Parts Therapy.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.