Ragam Strategi Self Hypnosis Efektif
Daftar Isi
Sebagai sebuah “kondisi perpindahan kesadaran”, hipnosis memberikan begitu banyak manfaat bagi mereka yang memahami cara kerja dan strategi mengoptimalkannya sebaik mungkin.
Meningkatnya respon terhadap sugesti (increased responsiveness to suggestion) adalah satu hal yang menjadi manfaat utama dari kondisi hipnosis itu sendiri, hal ini karena fenomena inilah yang menjadikan pesan mental atau sugesti – yang pada umumnya sulit diproses begitu saja oleh sistem kesadaran seseorang – lebih mudah untuk diproses/dijalankan dalam kondisi hipnosis.
Sugesti yang “diproses” ini sendiri bisa mengacu pada sugesti untuk pengendalian kondisi fisik, seperti relaksasi fisik dan pengelolaan rasa sakit (pain management), bisa juga sugesti yang berhubungan dengan pengembangan kualitas mental dan emosional, dan bahkan – dengan teknik yang tepat – sugesti ini juga bisa ditujukan untuk memungkinkan terjadinya penyembuhan luka batin dengan efektif dalam diri seseorang.
Dikatakan “dengan teknik yang tepat” dalam paragraf di atas karena teknik hipnosis dengan sugesti langsung (direct suggestion) hanyalah salah satu teknik dalam hipnoterapi, namun ia belum mewakili keseluruhan cara kerja hipnoterapi itu sendiri.
Ya, berbeda dengan anggapan beberapa orang awam yang berpikir bahwa hipnoterapi adalah ‘terapi menggunakan sugesti hipnosis”, dalam kenyataannya hipnoterapi mengandung esensi dan komponen yang lebih dalam dari sekedar sugesti, terdapat proses yang lebih umum dikenal sebagai hipnoanalisis, yang – jika dilakukan dengan baik – menjadi kunci utama dari proses terapi yang menghasilkan dampak perubahan transformasional.
Namun demikian, sebagai sebuah “teknik”, tetap saja teknik sugesti langsung memegang peranan penting dalam proses hipnosis, yang menjadikan ia teknik yang banyak digunakan di berbagai stratagi perubahan berbasis hipnosis, salah satunya yaitu teknik hipnosis yang dilakukan untuk diri sendiri (self hypnosis).
MEMAHAMI SELF HYPNOSIS
Sebagaimana frasa yang menyusunnya, self (diri sendiri) hypnosis (proses hipnosis) mengacu pada sebuah proses dimana kita “memasuki kondisi hipnosis oleh diri kita sendiri”, sebelum kemudian meneruskannya dengan proses lebih lanjut yang sesuai dengan kebutuhan.
Self hypnosis menjadi sebuah teknik yang banyak digunakan dalam proses terapi dan pengembangan diri karena hal ini memungkinkan mereka yang melakukannya untuk bisa terhubung dengan sistem kesadarannya sendiri – dengan cara mengakses kondisi hipnosis oleh dirinya sendiri – dan bahkan melakukan pemrograman/pemberdayaan secara mandiri pada sistem kesadarannya itu dengan menujukan sugesti hipnosis pada dirinya sendiri, meningkatnya respon terhadap sugesti (increased responsiveness to suggestion) dalam kondisi hipnosis inilah yang menjadikan dampak dari sugesti yang kita tujukan pada diri kita sendiri itu lebih kuat dan memberi dampak signifikan.
“Menghipnosis diri sendiri”, itulah kalimat kunci yang mewakili proses dari self hypnosis, berbeda dengan proses hipnosis pada umumnya dimana kondisi ini diakses melalui bantuan pihak lain sebagai “juru hipnotis” yang memfasilitasi prosesnya, self hypnosis menjadi proses hipnosis yang dilakukan tanpa bantuan pihak lain, melainkan oleh diri sendiri.
Pertanyaan penting yang sering muncul sehubungan dengan hal ini adalah “apakah proses hipnosis pada diri sendiri ini bisa dilakukan oleh siapa pun?” Jawaban atas pertanyaan ini adalah “ya bisa”, namun demikian tentu dengan catatan bahwa kita memahami esensi dari prosesnya.
PROSES SELF HYPNOSIS
Sebagai sebuah “kondisi perpindahan kesadaran”, hipnosis tidak terjadi begitu saja, melainkan terjadi melalui serangkaian proses – baik disengaja atau pun tidak disengaja – yang menyebabkan kondisi ini terakses, hal ini jugalah yang dipelajari dalam keilmuan hipnosis, yaitu bagaimana memfasilitasi proses perpindahan kesadaran ini agar ia terjadi dalam diri seseorang secara sengaja (untuk penjelasan yang lebih mendasar atas penjelasan dari “hipnosis sebagai sebuah kondisi” ini bisa ditemukan di artikel yang saya tulis di awal tahun 2021 lalu, yaitu “Mengenal Hipnosis & Hipnoterapi”)
Di sisi lain, hal ini juga yang menjadikan hipnosis modern berbeda dengan hipnosis tradisional. Dalam hipnosis tradisional, dulu diyakini bahwa kondisi hipnosis terjadi berkat “kesaktian” dari praktisi hipnosis yang memfasilitasi proses hipnosis itu sendiri.
Sementara itu, dalam hipnosis modern kita memahami bahwa hipnosis adalah proses yang terjadi karena adanya faktor-faktor tertentu dalam diri orang yang akan memasuki kondisi ini, yang menjadikan prosesnya terjadi, faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi pijakan dalam pembelajaran hipnosis modern dewasa ini.
Self hypnosis mengacu pada esensi yang sama, kita mempraktikkan proses hipnosis itu – atau tepatnya mempraktikkan langkah-langkah yang menciptakan kondisi hipnosis – pada diri kita sendiri, sampai kita memasuki kondisi hipnosis, dan menujukkan pesan mental atau sugesti, sesuai dengan keperluan dari proses self hypnosis itu sendiri.
Secara sederhana, self-hypnosis, utamanya yang mendayagunakan sugesti langsung sebagai bagian dari prosesnya, terdiri dari tiga tahap sederhana:
- Memulai (proses memasuki kondisi hipnosis)
- Pemberian sugesti langsung (dilakukan dalam kondisi hipnosis)
- Penyudahan (proses mengakhiri/keluar dari kondisi hipnosis)
RAGAM STRATEGI SELF HYPNOSIS
Beranjak dari tiga tahap sederhana yang sudah kita ulas tadi, waktunya kita mengembangkan bahasan ke topik yang lebih tinggi, salah-satunya yaitu bagaimana kita bisa mempraktikkan ragam strategi self hypnosis untuk pemberdayaan diri kita.
Khusus untuk bahasan yang satu ini, sebelum kita memulai prosesnya menggunakan tiga langkah yang sudah kita bahas sebelumnya tadi, terdapat satu langkah awal yang menjadi permulaan, bahkan sebelum proses pertama (memulai) di ketiga langkah tadi dilakukan, yaitu tahapan “persiapan”.
Persiapan adalah tahapan awal dimana kita menentukan tujuan dari self hypnosis yang akan kita lakukan, apakah akan menggunakannya untuk keperluan relaksasi semata, ataukah akan menggunakannya untuk memasukkan/memperkuat sugesti tertentu ke dalam sistem kesadaran mental dan emosional diri kita.
Di tahap persiapan ini juga kita menyiapkan rangkaian persiapan teknis yang akan kita gunakan, seperti posisi self hypnosis yang akan kita gunakan (berbaring, duduk, setengah berbaring, dll), waktu yang akan kita alokasikan, ruangan yang akan kita gunakan, keamanan dan kenyamanan ruangan, dan banyak lagi keperluan teknis lainnya.
Tapi tidak kalah pentingnya, di tahap persiapan ini juga kita mempersiapkan mekanisme dari self hypnosis yang kita gunakan.
Mengapa dikatakan “mekanisme” yang akan digunakan? Hal ini akan membawa kita pada diskusi yang lebih dalam tentang strategi dari self hypnosis yang akan kita gunakan, lain srategi yang digunakan maka lain juga mekanismenya dan lain juga persiapannya.
Berikut adalah beberapa pembagian ragam strategi self hypnosis yang saya gunakan:
- Dari segi “cara memulainya”, saya membagi strategi self hypnosis ini menjadi dua jenis: self hypnosis murni atas upaya mandiri dan self hypnosis dengan dibantu praktisi lain.
- Dari segi “sumber sugesti yang digunakan”, saya membagi strategi self hypnosis ini menjadi dua jenis lainnya, yaitu self hypnosis swasugesti dan self hypnosis.
- Dari segi “intensitas pemberian sugesti”, saya membagi strategi self hypnosis ini menjadi dua jenis lainnya lagi, yaitu pemberian sugesti berterusan dan pemberian sugesti responsif.
Perlu diingat, bahwa pembagian ini hanyalah cara saya dalam membagi ragam strategi self hypnosis untuk mempermudah cara saya menjelaskannya pada para peserta pelatihan saya, bisa jadi praktisi lain memiliki pembagian yang berbeda, dan hal itu sah-sah saja adanya.
RAGAM SRATEGI SELF HYPNOSIS DARI “CARA MEMULAINYA”
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, saya membagi strategi self hypnosis ini menjadi dua jenis: self hypnosis murni atas upaya mandiri dan self hypnosis dengan dibantu praktisi lain.
Yang dimaksud self hypnosis murni atas upaya mandiri adalah proses dimana kita melatih diri memasuki kondisi hipnosis melalui serangkaian proses relaksasi mandiri.
Tepatnya, kita melatih diri kita secara fisik dan mental untuk bisa rileks, sampai nantinya secara bertahap kita bisa mempertahankan diri berada di kondisi kedalaman relaksasi yang diperlukan untuk nantinya melanjutkan ke proses pemberian dan penerimaan sugesti.
Proses yang satu ini ada kalanya menjadi perkara yang tidak mudah dilakukan oleh sebagian orang, terutama jika mereka adalah para pemikir aktif yang sulit sekali merilekskan pikirannya, maka alternatif yang bisa ditempuh sehubungan dengan hal ini yaitu alternatif kedua, yaitu self hypnosis dengan dibantu praktisi lain.
Self hypnosis dengan dibantu praktisi lain mensyaratkan kita untuk memasuki kondisi hipnosis dengan dipandu oleh seorang praktisi yang kita percayakan prosesnya, dimana setelah memasuki kondisi hipnosis dengan ideal praktisi yang memandu kita lalu memasang sebuah anchor, atau “program”, yang bisa dengan cepat dan mudah kembali membawa kita memasuki kondisi hipnosis yang pernah kita masuki sebelumnya itu.
Nntinya dalam perkembangannya yang perlu kita lakukan untuk memasuki kondisi hipnosis hanya mengaktifkan anchor ini lagi dan secara otomatis kita sudah bisa kembali memasuki kondisi hipnosis yang sebelumnya pernah kita masuki itu. Cara kedua ini bisa dikatakan memberikan lebih banyak kemudahan, karena prosesnya bisa berlangsung dengan lebih cepat.
RAGAM SRATEGI SELF HYPNOSIS DARI “SUMBER SUGESTI YANG DIGUNAKAN”
Pembagian strategi self hypnosis yang satu ini kali ini saya bagi menjadi dua jenis: self hypnosis swasugesti dan self hypnosis terpandu.
Dalam self hypnosis swasugesti, sumber sugesti yang kita gunakan adalah suara kita sendiri, atau tepatnya yang kita sugestikan dalam hati kita sendiri, lalu kita ikuti atau jalankan.
Penjelasan dari proses ini sederhana, bayangkan seseorang yang bersiap memasuki kondisi hipnosis, ia lalu berkata dalam hatinya “Kepala rileks…” dan setelah mengatakannya ia lalu merilekskan bagian-bagian kepalanya, begitu juga ketika mengatakan dalam hati “Kedua tangan rileks…” maka saat itu juga ia merilekskan kedua tangannya.
Dengan kata lain, dalam proses ini kita menjadi penghipnotis bagi diri kita sendiri, kita menyatakan sugesti dalam hati dan sugesti itu kita ikuti atau jalankan sendiri.
Meski pun yang satu ini menjadi mekanisme yang paling umum dilakukan dalam self hypnosis, prosesnya bukan berarti tanpa tantangan, justru proses yang satu ini juga yang paling banyak berisikan tantangan, lagi-lagi bagi mereka yang kerap kali berpikir aktif, hal ini karena di satu sisi mereka menujukan sugesti itu bagi dirinya, di sisi lain mereka juga yang menjalankannya, hal ini kerap memicu munculnya “suara-suara kritis” dalam diri yang membuat prosesnya berantakan.
Cara kedua yang bisa menjadi alternatif yaitu dengan menggunakan sumber suara dari luar, dalam bentuk self hypnosis terpandu.
Cara kedua ini dilakukan dalam bentuk sederhana, yaitu kita mendengarkan audio panduan sugesti self hypnosis yang sudah disiapkan sebelumnya. Panduan sugesti self hypnosis ini sendiri bisa menggunakan panduan audio dari orang lain, yang kita percaya, bisa juga menggunakan panduan sugesti self hypnosis dengan suara kita sendiri, yang kita rekam sendiri dan nantinya kita pergunakan untuk diri kita sendiri.
Jika dilakukan dengan apik, cara kedua ini akan memberikan lebih banyak kemudahan, karena atensi kita tertuju hanya untuk mendengarkan sugesti yang sudah disiapkan dan kita hanya perlu “menjalankan yang kita dengar”.
RAGAM SRATEGI SELF HYPNOSIS DARI “INTENSITAS PEMBERIAN SUGESTI”
Strategi self hypnosis ini saya bagi menjadi dua jenis: pemberian sugesti berterusan dan pemberian sugesti responsif.
Pemberian sugesti berterusan mengacu kepada proses dimana kita menujukan sugesti secara berterusan pada diri kita, biasanya hal ini dilakukan jika kita menggunakan self hypnosis dengan terpandu, dimana sumber sugesti berasal dari suara di luar diri kita.
Dikatakan “berterusan” karena sugesti yang diterima memang tidak bisa kita olah sendiri, ia kita dapatkan sesuai dengan sugesti yang sudah disiapkan, dengan tempo dan durasi tertentu, selama tempo dan durasi itulah sugesti itu terus-menerus kita terima.
Bentuk lain dari sugesti berterusan ini adalah pemberian sugesti responsif, dimana yang satu ini kerap identik dengan proses swasugesti.
Dalam proses sugesti responsif, yang kita lakukan adalah menujukan sugesti pada diri sendiri, lalu menyadari reaksi yang muncul dalam diri atas sugesti itu, lalu menyambung dengan sugesti berikutnya.
Artinya, kita tidak menujukan sugesti secara berterusan, melainkan memberikan sugesti hanya jika mendapati sudah ada reaksi dari sistem kesadaran kita atas sugesti yang sudah kita berikan sebelumnya. Mengingat tempo dan sensasi dari munculnya reaksi ini bisa beragam jenisnya maka tidak heran jika ia hanya bisa dilakukan melalui proses swasugesti.
Beberapa orang menggunakan strategi “gabungan”, dimana mereka menggunakan sugesti terpandu melalui audio sugesti di awal proses self hypnosis, hanya untuk bisa memasuki kondisi hipnosis terlebih dahulu, namun setelah memasukinya mereka berpindah ke mode swasugesti (perpindahan ini biasanya dilakukan melalui sugesti khusus yang diselipkan di tengah audio sugesti yang mempersilakan kita untuk berpindah ke mode swasugesti dan meneruskan prosesnya sendiri) dimana sugesti yang ditujukan dalam prosesnya mereka lakukan oleh diri mereka sendiri, dengan suara hati mereka sendiri, dengan tempo yang mereka atur sendiri, sesuai dengan respon yang mereka dapatkan dari sistem kesadarannya.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.