Pernahkah Anda terbangun dari kondisi tidur dan merasakan “konflik internal” melanda: antara perasaan ingin bangun dan perasaan ingin meneruskan tidur? Tidakkah di situasi itu Anda bisa merasakan seolah ada Bagian dalam diri yang berkonflik dengan kepentingannya masing-masing, seolah-olah ada Bagian yang mendesak untuk bangun karena sadar Anda punya jadwal untuk dijalani dan ada Bagian lain yang seolah mendesak untuk kembali tidur karena merasa Anda masih perlu beristirahat?
Ketika membicarakan “konflik internal” muncullah kata “Bagian”, dimana konflik internal ini jika didefinisikan mengacu kepada perasaan akan adanya Bagian-Bagian dalam diri yang seolah berkonflik dengan kepentingannya masing-masing, seolah ada Bagian yang menginginkan satu hal yang kita tahu baik dan bermanfaat, dengan Bagian lain yang menginginkan hal lain yang berlawanan, yang justru membawa permasalahan.
Kesadaran kita terbentuk dari kumpulan personality parts yang memiliki fungsi dan perannya masing-masing, ada personality parts spesifik yang berperan di balik perasaan, pemikiran dan perilaku. Konflik internal terjadi ketika kita tahu bahwa kita seharusnya berada di kondisi emosi positif atau melakukan hal positif namun ada personality parts yang menahan kita untuk itu dan malah menyabotase dengan menunjukkan respon sebaliknya, sehingga kita mengalami masalah emosi atau perilaku.
Dalam apa pun yang kita lakukan: memikirkan hal tertentu, merasakan emosi tertentu dan melakukan aktivitas tertentu, selalu ada personality parts yang aktif dalam diri kita menjalankan respon berpikir dan berperilaku tersebut, ketika personality parts yang aktif ini menjalankan fungsinya secara ideal sesuai tuntutan situasi di luar diri maka terciptalah yang kita sebut respon emosi dan perilaku ideal.
Dalam kasus konflik internal yang bermuara pada masalah emosi dan perilaku, yang terjadi adalah kita berada di satu situasi dimana kita seharusnya berada di kondisi emosi yang ideal atau menampilkan perilaku yang ideal, namun personality parts spesifik yang aktif di situasi tersebut justru personality parts yang bermasalah dan tidak bisa menampilkan fungsi idealnya, ia aktif dengan membawa masalah dan malah menyebabkan munculnya reaksi emosi atau perilaku yang tidak seharusnya.
Banyak proses penanganan untuk masalah emosi dan perilaku berjalan berlarut-larut, bahkan ketika penanganan itu ditujukan untuk menghasilkan perubahan di pikiran bawah sadar dengan berbasis hipnosis sekali pun. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena penanganan itu tidak dilakukan pada personality parts yang tepat, yang menyimpan permasalahan sebenarnya, sehingga personality parts yang tidak tersembuhkan itu masih terus berada di mode bermasalahnya.
Sayangnya, banyak penanganan tidak dilakukan untuk secara spesifik menjangkau personality parts yang terluka ini, terutama karena banyak yang tidak tahu cara mengakses personality parts yang bermasalah ini. Alhasil seberapa bagus pun penanganan dilakukan, tetap saja penanganan itu tidak menyembuhkan personality parts yang tepat, yang menyimpan akar permasalahan sebenarnya.
Sebuah penanganan masalah emosi dan perilaku akan menghasilkan resolusi atau penyelesaian jika penanganan itu dilakukan dengan teknik yang tepat, pada personality parts yang tepat, yang bermasalah dan memegang peranan di balik munculnya gejala permasalahan sebenarnya.
Setiap personality parts yang bermasalah membawa jenis masalah spesifik, setiap jenis masalah ini mensyaratkan penanganan yang berbeda. Kesalahan dalam menerapkan teknik penanganan ini akan berdampak pada tidak optimalnya penanganan. Itulah mengapa sangat penting untuk memastikan kita bisa mengakses personality parts yang bermasalah dan menanganinya dengan tepat.
Resource Therapy adalah teknik terapi berbasis psikodinamika yang dikembangkan oleh Gordon Emmerson, PhD, seorang psikolog dan profesor psikologi di Australia, berdasarkan tahunan pengalamannya meneliti dan mempraktikkan hipnosis dan Parts Therapy dalam praktik klinisnya.
Sebagai bentuk pengembangan lanjutan dari Parts Therapy, sejak awal diformulasikannya Resource Therapy telah memberikan hasil yang teruji efektif namun dengan kerangka kerja yang praktis untuk dilaksanakan, hal ini membuat Resource Therapy dipelajari oleh berbagai kalangan konselor, psikolog, psikoterapis, psikiater, coach dan siapa pun mereka dari berbagai penjuru dunia yang ingin mempelajari teknik transformasi untuk menyembuhkan masalah emosi dan perilaku secara efektif.
Dr. Emmerson adalah penemu dan pengembang teori Resource Personality & Therapy, yang sekarang disebut Resource Therapy, selain juga mengembangkan banyak teknik lainnya untuk penanganan berbagai macam masalah psikologis di sepanjang karirnya sebagai Psikolog dan peneliti.
Dalam sejarahnya, Dr. Emmerson adalah salah satu dari sedikit orang yang sempat mempelajari Ego State Therapy langsung dari pelopornya, Dr. John G. Watkins, di kliniknya di Amerika. Berbekal pengalamannya mempelajari dan mempraktikkan Ego State Therapy ia kemudian meneliti dan mengembangkan lebih jauh konsep pemikirannya sendiri atas teori kepribadian dan teknik psikoterapi berbasis ‘Bagian diri’ (parts), yang kemudian dinamainya Resource Therapy. Sampai hari ini Resource Therapy telah menyebar dan dipelajari oleh banyak praktisi di berbagi belahan benua seperti Australia, Eropa dan Afrika.
Diadaptasi dari kurikulum pembelajaran resmi Dr. Emmerson, yang berlatarbelakang seorang pengajar dan pendidik, format pembelajaran Resource Therapy didesain dengan komposisi yang berimbang antara teori, demonstrasi dan praktik. Peserta juga akan berkesempatan melihat contoh dokumentasi dari sesi terapi asli yang difasilitasi dengan menggunakan teknik-teknik Resource Therapy.
Bertujuan membentuk praktisi yang siap menjalankan praktiknya secara profesional, Anda juga akan mempelajari aturan dan kode etik praktik yang harus Anda ikuti, termasuk mengelola jalannya sesi, baik itu ketika menjalankan Resource Therapy sebagai modalitas yang berdiri sendiri, atau pun ketika mengintegrasikannya ke dalam sesi coaching dan/atau konseling yang Anda fasilitasi.
Mengikuti standar dan kurikulum resmi pembelajaran dari Dr. Emmerson dan Resource Therapy International (RTI), format dan durasi pembelajaran Resource Therapy terbagi atas 12 jam pembelajaran di level Foundation Training dan 48 jam di Clinical Qualification, dengan total durasi pembelajaran 60 jam, atau setara dengan 10 hari pembelajaran.
Dalam sudut pandang sosial-budaya, sangat penting bagi sebuah teknik terapi untuk bisa dipahami dan teruji efektif dalam lingkungan dimana teknik itu dipraktikkan, begitu juga bagi Resource Therapy dimana teknik ini diformulasikan dari luar negeri dengan cara pandang budaya yang tidak sepenuhnya sama dengan Indonesia dan memerlukan penyesuaian
Semua materi yang dipelajari dalam program ini telah disesuaikan dan diformulasikan oleh Alguskha Nalendra agar bisa dipraktikkan dengan mengikuti cara berpikir dan kebudayaan masyarakat Indonesia, formulasi ini sendiri telah teruji efektivitasnya oleh Alguskha Nalendra dan para alumninya dalam sesi praktik profesional yang mereka fasilitasi
Sebagai tempat untuk berkembang dan menumbuhkan Resource Therapy, Dr. Emmerson mendirikan sebuah institusi yang bernama Resource Therapy Internasional (RTI). Melalui RTI Dr. Emmerson secara berkala menyelenggarakan pelatihan Resource Therapy dan membimbing para alumninya untuk mempraktikkan serta mengembangkan Resource Therapy.
Sistematika Resource Therapy dalam program ini diformulasikan oleh Alguskha Nalendra, yang merupakan Senior Trainer dan Supervisor resmi dari Resource Therapy Internasional, yang juga dipercaya oleh Dr. Emmerson sebagai Executive Director untuk Indonesia dan Malaysia.
Dengan latar belakang sebagai seorang clinical hypnotherapist dan professional coach yang aktif berpraktik membantu para kliennya, Alguskha Nalendra telah mendalami dan mempraktikkan Resource Therapy selama bertahun-tahun dalam praktik profesionalnya, sampai menemukan formulasi Resource Therapy yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.
Resource Therapy dikembangkan di luar negeri, dalam praktiknya di Indonesia sudah tentu akan ada perbedaan cara berpikir dan karakter psikologis, disinilah dedikasi Alguskha Nalendra dalam meneliti dan mendesain formulasi praktik dari Resource Therapy yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia membuatnya dipercaya oleh Dr. Emmerson untuk mengembangkan Resource Therapy Indonesia, institusi pembelajaran resmi Resource Therapy di Indonesia yang berafiliasi resmi dengan RTI.
Banyak praktisi yang kemudian bingung dalam mempraktikkan apa yang dipelajarinya karena banyak pembelajaran mereka berakhir di kelas. Disinilah Anda justru mendapatkan keistimewaan langka untuk menghindarkan diri dari kebingungan yang tidak perlu saat praktik pasca pembelajaran.
Bukan sekedar bimbingan dan pembelajaran lanjutan dari instruktur program, alumni Alguskha Nalendra otomatis tergabung di jaringan komunitas internasional Resource Therapy International, Anda juga berkesempatan berinteraksi dan mendapatkan dukungan dari komunitas praktisi Resource Therapy lintas negara yang berdedikasi dalam menjalankan praktik profesionalnya.
Proses Terapi dan Konseling ditujukan untuk menangani permasalahan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu, sementara Coaching ditujukan untuk mengeksplorasi sumber daya masa kini untuk mencapai tujuan masa depan dengan efektif, bukankah akan sangat memudahkan jika kesemua hal ini bisa kita fasilitasi dengan satu pendekatan multi fungsi?
Dari hari ke hari yang Anda jalani, Alguskha Nalendra akan membagikan kerangka kerja bagaimana Resource Therapy digunakannya dalam sesi Coaching profesional yang difasilitasi pada para kliennya. Keistimewaan ini hanya ada dalam program pembelajaran Resource Therapy khusus bersama Alguskha Nalendra yang memang berpraktik sebagai Coach secara profesional dalam kesehariannya.
Tidak perlu terburu-buru memutuskan, segala waktu, tenaga dan biaya yang Anda keluarkan sangatlah berharga dan kami menyadari hal itu. Kami memahami Anda layak mendapatkan informasi terbaik sebelum memutuskan, untuk itu kami dengan tangan terbuka mengundang Anda untuk menghubungi dan mendiskusikan langsung bagaimana yang Anda pelajari di program ini bisa Anda terapkan dalam karir profesional Anda.