Teknik “New Behavior Generator” Dalam NLP Sport
Daftar Isi
Sebagai sebuah studi tentang “keunggulan”, NLP menjadi sebuah keilmuan yang membantu kita mengurai pola di balik berbagai pemikiran, perilaku dan bahkan keahlian, membantu kita mengurai pola-pola yang membentuk sebuah keahlian yang unggul, dan kemudian menginternalisasi pola-pola itu untuk kemudian kita adaptasi dalam diri kita, agar ia bisa menjadi keahlian tersendiri bagi diri kita sendiri.
“Menyalin” pola keunggulan dari orang lain ke dalam diri, itu kiranya yang menjadi esensi dari proses modeling dalam NLP.
Agak berbeda dengan keilmuan Psikoterapi konvensional yang ditujukan untuk memperbaiki permasalahan dalam diri seseorang, NLP berangkat dari sebuah studi yang menganalisa pola-pola yang membentuk pemikiran dan perilaku manusia, dimana pola-pola ini dalam NLP kelak dikenal sebagai strategy.
Ketika seseorang dianggap memiliki permasalahan dalam dirinya, dari kaca mata Psikoterapi konvensional, NLP tidak memandang orang itu sebagai pribadi bermasalah, melainkan memandang bahwa orang itu mengoperasikan strategi tidak efektif, yang kelak membawa masalah baginya; jika strategi itu diperbaiki, maka apa yang semula menjadi masalah itu seharusnya terselesaikan.
Di sisi lain, ketika seseorang mampu melakukan sebuah terobosan, atau menampilkan keahlian-keahlian yang unggul dibandingkan orang lain pada umumnya, NLP juga meyakini bahwa semua perilaku itu bermula dari adanya strategi yang dioperasikan secara efektif dalam diri orang itu, jika strategi itu “disalin” ke dalam diri orang yang tadinya mengoperasikan strategi tidak efektif dan menggantikan strategi tidak efektif itu dengan strategi yang lebih efektif dan bermuara pada keunggulan, maka seharusnya si pribadi tidak efektif itu bisa bertransformasi menjadi pribadi baru yang efektif.
PARADIGMA NLP DI BIDANG TERAPI
Dengan fokus eksplorasinya pada pola-pola keunggulan, NLP menjadi sebuah keilmuan yang bisa diterapkan di bidang apa pun, selama bidang itu merupakan bidang yang memfokuskan eksplorasinya pada perubahan perilaku manusia.
Jika dihubungkan dengan dunia terapi, NLP bukanlah sebuah teknik terapi, tapi dalam praktiknya NLP ternyata banyak digunakan oleh para Terapis, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Pada dasarnya, semua ini kembali pada studi tentang pola-pola keunggulan yang NLP dalami.
Berbeda dengan teknik terapi konvensional lain yang mencoba memahami sebuah akar permasalahan di balik sebuah gejala masalah, NLP justru memfokuskan eksplorasinya pada strategi yang digunakan oleh orang-orang yang terbukti lepas dari sebuah permasalahan dan mengurai pola-pola itu agar nantinya bisa diduplikasi pada diri orang lain yang mengalami permasalahan yang sama, agar bisa membantu mereka membebaskan dirinya dari permasalahan yang mereka alami secara lebih efektif.
Contohnya saja dalam penelitiannya di masa lampau untuk menangani permasalahan fobia, alih-alih memahami apa yang menjadikan seseorang bisa mengalami fobia, para pengembang NLP justru memfokuskan eksplorasi pada orang-orang yang sudah terbukti sembuh dari fobianya dengan upaya mereka sendiri (tanpa dibantu oleh Terapis atau orang lain), dimana para pengembang NLP ini kemudian mengurai strategi ini secara rinci tahap demi tahap, untuk kemudian dibakukan dan diujicobakan pada mereka yang mengalami fobia – dan belum bisa sembuh dari fobianya itu.
Dan demikianlah yang terjadi, ketika strategi yang digunakan oleh mereka yang sembuh dari fobia dengan upayanya sendiri ini kemudian diduplikasi pada mereka yang tidak kunjung sembuh dari fobianya, ternyata kesembuhan terjadi, mereka jadi bisa terbebaskan juga dari fobia yang selama ini membelengunya, yang kemudian melatari diformulasikannya teknik Fast Phobia Cure dalam NLP.
Hal ini menjelaskan yang sudah dibahas di bagian sebelumnya: mereka yang mengalami fobia pada dasarnya mengoperasikan serangkaian strategi berpikir dalam diri mereka, dimana strategi itu melatari lahirnya respon fobia; sebaliknya, mereka yang berhasil terbebas dari fobianya juga mengoperasikan serangkaian strategi yang berhasil membebaskan mereka dari fobianya.
Maka yang dilakukan dalam NLP adalah mengadaptasi strategi yang digunakan oleh mereka yang terbukti bebas dari fobia untuk kemudian diduplikasi pada mereka yang mengalami fobia, duplikasi strategi inilah yang kelak melahirkan respon yang sama pada akhirnya, yaitu kesembuhan.
NLP DAN MODELING
Proses mengadaptasi strategi inilah yang dalam NLP lebih familiar disebut sebagai modeling.
Modeling atau dalam istilah yang digunakan oleh para praktisi NLP di Indonesia: memodel, adalah proses mengurai dan mengadaptasi pola/strategi yang sudah dijelaskan tadi.
Dalam proses perbaikan masalah, modeling digunakan untuk menginternalisasi pola-pola yang membawa kesembuhan – yang dimodel dari diri orang-orang yang sudah terbukti sembuh, sampai menjadi sebuah formula yang lebih baku – pada diri orang-orang yang belum sembuh, agar mereka bisa mengalami kesembuhan yang sama.
Berbagai teknik yang ada dalam NLP bermula dari proses modeling, teknik apa pun yang saat ini digunakan dalam NLP pada dasarnya bermula dari proses modeling atas pola dan strategi ideal yang diinginkan.
Sebut saja SWISH! Pattern, sebagai sebuah teknik yang sangat ampuh untuk menghasilkan perubahan respon perilaku dengan cepat, teknik ini tidak dibuat begitu saja sebagai sebuah teknik “kibasan”, melainkan hasil dari menyimpulkan bahwa “kibasan” ini adalah suatu hal yang dilakukan oleh orang-orang untuk bisa mengubah respon perilakunya atas suatu hal dengan cepat, maka “kibasan” ini kemudian dimodel sebagai sebuah strategi yang diinternalisasikan dalam diri seseorang yang mengalami permasalahan perilaku agar ia bisa menghasilkan perubahan respon perilaku ini dengan cepat.
Catatan: dalam SWISH! Pattern ada pola yang disebut “kibasan” (SWISH!) yang digunakan untuk bisa menghasilkan perubahan perilaku dalam waktu cepat (untuk lebih jelasnya tentang SWISH! Pattern ini akan saya ulas di tulisan lain).
Begitu juga teknik-teknik lain yang ada dalam NLP, bukan ada begitu saja tanpa sebab, melainkan memuat strategi spesifik yang – dari hasil penelitian para pengembang NLP – terbukti efektif untuk melahirkan respon ideal yang diharapkan.
Sebagai sebuah proses mengadaptasi strategi untuk diinternalisasi ke dalam diri, hal ini menjadikan NLP bisa digunakan di berbagai bidang, selama bidang itu berhubungan dengan perilaku manusia.
Salah satu bidang yang bisa sedemikian mendapatkan manfaat dari proses modeling dalam NLP adalah bidang olahraga.
NLP DI BIDANG OLAHRAGA
Apa yang para atlit butuhkan ketika bertanding? Tentunya kemampuan menampilkan respon terbaiknya di lapangan, betul?
Meliihat kalimat itu saja kita hendaknya sudah bisa mengira-ngira bagaimana NLP bisa digunakan di bidang olahraga.
Yes…betul sekali, dalam dunia olahraga NLP sangat bisa digunakan untuk dua keperluan penting, yaitu:
Pertama, menetralisir sikap mental yang tidak memberdayakan, yang menghambat seseorang untuk berlatih atau menampilkan respon terbaiknya ketika bertanding.
Kedua, dengan fokus eksplorasinya yang menyasar tubuh dan pikiran, NLP memungkinkan seorang atlit untuk bisa mengakselerasi proses penguasaan keahlian yang diperlukannya di bidang yang ditekuninya, bahkan untuk mengadaptasi keahlian yang bersifat motorik sekali pun.
Sebagai seorang penyuka olahraga bela diri (martial arts), saya merasakan betul bagaimana NLP membantu saya mempercepat penguasaan gerakan-gerakan baru yang sedang saya pelajari, menjadikan proses penguasaan gerakan dan teknik baru ini terinternalisasi dengan lebih cepat dalam diri saya.
Terdapat banyak sekali teknik NLP yang bisa diterapkan dalam dunia olahraga, masing-masing dengan berbagai manfaat dan kegunaaannya sendiri, tapi satu yang saya dapati efektif – dan paling sering saya gunakan dalam olahraga yang saya tekuni – untuk mempercepat penguasaan keahlian baru, yaitu sebuah teknik yang bernama New Behavior Generator.
NEW BEHAVIOR GENERATOR (NBG)
NBG menjadi sebuah teknik yang saya dapati efektif bagi diri saya untuk mempercepat penguasaan keahlian baru, terutama yang berhubungan dengan gerakan; bukan hanya dalam olahraga bela diri yang saya tekuni, tapi juga di berbagai bidang lain yang mensyaratkan gerakan, termasuk ketika dulu di awal karir saya memodel dan menginternalisasi keahlian dari para pembicara publik untuk kemudian saya modifikasi dan jadikan keahlian tersendiri bagi diri saya.
Praktik dari NBG bisa digunakan dalam kondisi percakapan biasa yang melibatkan kondisi hipnosis (trance) informal, dan bisa juga digunakan dalam kondisi hipnosis formal.
Seperti apa cara kerja dari NBG? Berikut adalah penjelasan atas tujuh langkah yang saya terapkan untuk menampilkan teknik ini.
Pertama, identifikasi jenis keahlian yang ingin kita kuasai, tetapkan dengan spesifik bagaimana keahlian yang ingin dikuasai ini akan dilakukan, kapan titik mulainya dan kapan titik akhirnya.
Bagi saya yang bergerak di bidang bela diri misalnya, ketika ada sebuah gerakan atau teknik yang ingin saya percepat penguasaannya maka saya menetapkan secara spesifik teknik yang sedang ingin dikuasai ini, di situasi seperti apa teknik ini akan dilakukan, seperti apa teknik ini diawali dan seperti apa teknik ini disudahi.
Kedua, temukan contoh (model) dari sosok yang bisa menampilkan keahlian ini dengan baik.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, esensi dari NLP adalah modeling, maka kita perlu tolak ukur ideal untuk kita model, dimana model inilah yang akan kita salin keahliannya.
Jika kita tidak merasa ada model yang tepat untuk itu, tapi kita tahu betul bentuk penguasaan gerak dan keahlian ideal yang seharusnya, maka tahap kedua ini bisa dilewati.
Ketiga, lakukan persiapan NBG: masuki kondisi rileks dan fokus, bagi para praktisi hipnosis kita lebih mengenalnya dengan kondisi self-hypnosis.
Kondisi rileks dan fokus ini idealnya dilakukan dalam kondisi duduk rileks dan memejamkan mata, seperti hendak bermeditasi.
Catatan: mata terpejam ditujukan untuk mempertajam fokus, jika Anda merasa Anda malah lebih suka melakukannya dengan mata terbuka dan Anda malah merasa lebih rileks dan fokus dengannya pun tidak masalah.
Keempat, hadirkan gambaran dari sosok yang keahliannya akan kita model di depan kita, bayangkan ia melakukan keahlian yang ingin kita kuasai, bayangkan ia menampilkan keahlian itu dari titik awal sampai titik akhir (itulah kenapa penting untuk memiliki titik awal untuk memulai dan titik akhir untuk mengakhiri ini).
Ulang proses ini berkali-kali jika perlu, yang penting dalam proses ini adalah visualisasikan bagaimana orang ini menampilkan keahlian itu sejelas dan sedetail mungkin, jika Anda merasa ada warna yang melambangkan keahlian yang diwakili orang ini silakan bayangkan warna itu ikut menghiasi (seperti aura) orang ini ketika memperagakan keahliannya.
Jika Anda tidak memiliki sosok ideal ini (seperti dijelaskan di tahap kedua), Anda boleh melewati tahap keempat ini dan langsung masuk ke tahap kelima.
Kelima, sekarang bayangkan sosok ideal yang menampilkan keahlian itu berganti menjadi diri Anda, Anda berada di posisi sosok itu, dengan postur, gestur, warna (aura) dan bahkan segala detail lain yang melambangkan sosok itu, bedanya adalah segala detail keahlian itu kali ini ditampilkan oleh diri Anda dalam visualisasi itu, hadirkan segala detail yang ada sejelas mungkin, termasuk bagaimana warna (aura) itu menghiasi diri Anda yang sedang menampilkan keahlian itu dengan detail kualitas yang sama.
Lakukan proses ini berulang-ulang sampai Anda merasa sosok diri Anda sudah menyatu dengan detail keahlian itu dengan baik.
Keenam, jika tadi Anda hanya “melihat” diri Anda (dalam NLP mode ini disebut dissociated), kali ini bayangkan dan rasakan Anda seperti “masuk” dan menyatu dengan sosok diri Anda yang sudah menampilkan keahlian itu, menjadi diri Anda yang sudah menyatu dengan keahlian itu (dalam NLP mode ini disebut associated [menyatu]).
Di mode associated ini fokus pada apa yang Anda rasakan di tubuh dan sensasi yang menyertainya, kali ini bayangkan dan rasakan Anda sedang menampilkan keahlian itu secara langsung, rasakan bagaimana otot dan syaraf dalam tubuh Anda benar-benar terlibat ketika melakukan keahlian itu, rasakan perubahan irama napas ketika Anda melakukan keahlian itu, intinya: hayati bahwa Anda benar-benar seolah sedang menampilkan keahlian itu secara fisik, meski hanya dalam kondisi duduk, rileks dan fokus,
Kalau ternyata ada gerakan-gerakan kecil dari tubuh Anda yang ikut terbawa oleh penghayatan ini biarkan saja itu terjadi, hadirkan segala sensasi dari penguasaan keahlian ini senyata mungkin, sambil menghayati diri sedang merasakan menampilkan keahlian ini senyata mungkin, hayati juga bagaimana warna/aura yang menghiasi keahlian ini ikut mengiringi keahlian yang sedang dilakukan dengan baik ini.
Lakukan proses ini berulang-ulang sampai kita merasa nyaman dan keahlian ini seolah sudah cukup melekat dengan diri kita.
Ketujuh, sudahi prosesnya jika dirasa cukup, berhenti di titik akhir dari keahlian ini, bayangkan diri kembali ke posisi duduk di posisi semula dimana Anda sedang duduk secara fisik sepanjang proses ini, seolah “kembali ke dalam tubuh” Anda, atur napas dengan rileks dan fokus, bayangkan segala warna dari keahlian yang tadi menghiasi prosesnya seolah menyatu dengan tubuh Anda seiring dengan tarikan dan hembusan napas ini sampai semua warna itu “diserap” dan menyatu seutuhnya dengan diri Anda, sampai semua sensasi yang dirasakan mereda dan Anda kembali ke kondisi rileks, tenang dan fokus seperti ketika awal memulai.
Perlahan-lahan tenangkan diri dan buka mata (jika Anda melakukannya dengan mata terpejam), dan sudahi secara penuh prosesnya.
Teknik NBG di atas bisa Anda lakukan secara berulang di kesempatan lain dengan cara yang sama.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang NLP Coaching? Memerlukan layanan NLP Coaching untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari NLP Coaching secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.