Grafologi merupakan keilmuan yang memfokuskan eksplorasinya pada analisa tulisan tangan.
Grafologi menganalisa bagaimana tulisan tangan seseorang menggambarkan kepribadian dan berbagai kecenderungan lain yang diwakilinya.
Sama sekali tidak, grafologi menganalisa tulisan tangan dengan menggunakan acuan yang jelas, mulai dari ketebalan tulisan, sudut kemiringan, ketepatan tanda baca, dan banyak lagi aspek analisa lainnya. Aspek-aspek kepribadian yang tergambar melalui tulisan tangan ini serupa dengan aspek-aspek kepribadian yang dianalisa dalam tes psikologi klasik dalam bentuk gambar, seperti pada tes BAUM, DAP, HTP dan Wartegg.
Tulisan tangan mewakili aspek di pikiran bawah sadar yang disebut “ideo-motor response”, bagaimana apa yang tersimpan di pikiran bawah sadar bisa diamati oleh respon-respon (response) fisik (motorik) yang nampak, yang dalam grafologi diwakili oleh tulisan tangan.
Dalam sesi grafologi, klien akan mendapatkan instruksi spesifik untuk menyiapkan tulisan tangan dan tanda tangannya. Tulisan tangan dan tanda tangan ini kemudian akan diberikan pada analis untuk kemudian dianalisa dan disiapkan laporannya.
Berikutnya klien akan menjalani sesi konseling bersama analis untuk mendapatkan pemaparan atas hasil analisa tulisan tangannya.
Terdapat instruksi spesifik dalam menulis yang harus klien ikuti agar analis mendapatkan perolehan data yang memadai untuk dianalisa. Instruksi spesifik ini akan diberikan setelah klien mendaftarkan dirinya untuk menjalani sesi grafologi.
Sebagaimana tes psikologi lain pada umumnya, hasil analisa grafologi menjelaskan “kecenderungan”. Dalam kenyataannya, ada banyak faktor yang akan mempengaruhi dan membentuk hasil akhir dari kecenderungan ini. Keakuratan analisa grafologi akan berpulang pada ketajaman dan jam terbang analis dalam menganalisa tulisan tangan seseorang.
Ya dan tidak.
Meski grafologi bisa menjelaskan dinamika pikiran dan perasaan, yang melambangkan aspek-aspek kejiwaan seseorang, hasil analisa grafologi tidak boleh dan tidak bisa dijadikan acuan untuk penegakkan diagnosis kejiwaan formal sebagaimana dilakukan dalam tes kejiwaan di kalangan Psikologi dan Psikiatri.
Kriteria “bagus” dan “jelek” dalam grafologi bukan mengacu pada kualitas tulisan klien, melainkan pada ciri (trait) yang diwakili oleh tulisan itu.
Ada kalanya di balik tulisan yang dianggap “bagus” atau “estetik” sekali pun terdapat ciri destruktif yang sebenarnya menggambarkan permasalahan dalam diri seseorang.
Sebaliknya, di balik tulisan yang dianggap “jelek” atau “tidak rapi” sekali pun bisa jadi terdapat ciri positif yang melambangkan kelebihan dan kekuatan yang bisa menjadi sumber daya yang baik jika dikenali dan diberdayakan.
Karena tulisan tangan melambangkan dinamika kepribadian dan kecenderungan seseorang dalam berpikir dan beperilaku, begitu juga terdapat korelasi antara keduanya dimana dengan mengubah tulisan tangan kita juga bisa mengubah dinamika kepribadian dalam diri.
Grafoterapi adalah proses terapi yang bertujuan memperbaiki dinamika kepribadian, pemikiran dan perilaku seseorang, yang dilakukan dengan melatih tulisan tangan dengan ciri tertentu, untuk menghentikan kecenderungan negatif lama yang diwakili oleh tulisan tangan lama, serta membentuk aspek positif dalam diri melalui gaya tulisan baru.
Analis akan mengidentifikasi tujuan perubahan yang diperluken klien, lalu memberikan instruksi spesifik pada klien untuk melatih ciri tulisan tangan baru yang bisa membawanya untuk mencapai tujuan perubahan yang diperlukan.
Berikutnya klien lalu melatih tulisan tangan baru itu setiap hari dan melaporkannya pada analis untuk dievaluasi dan diberikan umpan balik.
Durasi efektif dalam grafoterapi pada umumnya memakan waktu 30 hari (1 bulan) sampai ciri positif yang dihasilkan oleh tulisan tangan gaya baru tersebut bisa terinternalisasi dalam diri seseorang.