Hipnoterapi adalah proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis.
Kondisi hipnosis adalah sebuah kondisi perpindahan kesadaran yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak seseorang dari gelombang otak pikiran sadar di gelombang beta (12 – 25 Hz), ke gelombang pikiran bawah sadar yang sangat rileks yaitu alfa (8 – 12 Hz), theta (4 – 8 Hz) dan delta (0,5 – 4 Hz).
Kondisi perpindahan kesadaran hipnosis bisa terjadi secara alami, seperti ketika melamun misalnya, atau ketika rileks dan mengantuk. Bisa juga terjadi melalui serangkaian proses yang diarahkan secara sengaja, yaitu dengan menggunakan pendekatan relaksasi hipnosis, seperti yang dilakukan dalam hipnoterapi.
Pikiran bawah sadar adalah level kesadaran yang mengoperasikan berbagai respon pikiran, perasaan dan perilaku.
Dalam konteks terapi, sebuah perubahan baru bisa terjadi optimal jika ia terjadi di pikiran bawah sadar. Namun demikian, pikiran bawah sadar memiliki mekanisme tersendiri yang menjadikannya tidak bisa begitu saja menerima sugesti perubahan. Alhasil, tanpa proses yang tepat, perubahan menjadi sesuatu yang sulit terjadi di pikiran bawah sadar.
Dalam kondisi hipnosis, pikiran bawah sadar menjadi lebih aktif dan reseptif dalam menerima berbagai sugesti atau pesan mental perubahan, sehingga proses terapi untuk menciptakan perubahan di pikiran bawah sadar bisa lebih efektif dilakukan.
Dalam sesi hipnoterapi, hipnoterapis akan memandu klien untuk mengalami rangkaian proses relaksasi fisik dan mental untuk bisa memasuki kondisi hipnosis.
Setelah klien berada di kondisi hipnosis barulah hipnoterapis akan melakukan serangkaian teknik terapi yang diperlukan untuk menetralisir program di pikiran bawah sadar klien yang melatari permasalahannya.
Sama sekali tidak, hipnosis dan hipnoterapi merupakan salah satu bagian dari keilmuan psikologi, konseling dan psikiatri, segala fenomena yang terjadi dalam proses hipnosis dan hipnoterapi merupakan hal yang bisa dijelaskan secara logis dan ilmiah, serta melibatkan pemahaman mendalam atas cara kerja pikiran berdasakan teori psikologi psikodinamika, psikologi perilaku-kognitif dan dan psikologi humanistik.
Sama sekali tidak, kondisi hipnosis merupakan fenomena perpindahan kesadaran yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak beta ke alpha atau theta dimana di frekwensi ini kesadaran seseorang justru semakin meningkat untuk merespon sugesti, sementara itu tidur terjadi di gelombang otak delta dimana di frekwensi ini kemampuan seseorang untuk merespon sugesti justru menurun.
Kondisi perpindahan kesadaran pada umumnya terjadi dibarengi dengan rileksnya sistem otot dan syaraf dalam diri seseorang, ditambah lagi adanya arahan untuk memejamkan mata maka sekilas hal ini nampak seperti tidur bagi orang awam, padahal sama sekali tidak, klien tetap sadar sepenuhnya dan mampu berkomunikasi dengan baik, hanya saja dalam kondisi rileks perpindahan gelombang otak yang nampak seperti tidur.
Tidak, yang terjadi adalah “perpindahan kesadaran yang ditandai dengan perpindahan gelombang otak”, dan bukannya “kehilangan kesadaran”, maka klien tetap memegang kendali penuh atas segala yang terjadi dalam proses terapi.
Klien tetap menyadari segala apa yang terjadi dan tetap mengingat segala-sesuatunya, hanya saja di level kesadaran/gelombang otak berbeda yang membuatnya lebih reseptif dalam menerima sugesti positif, namun semua ini tetap dibarengi dengan adanya kesadaran dan kendali diri.
Jika sugesti yang diberikan dirasa bertentangan dengan norma dan keyakinan yang kita anut atau bahkan membahayakan maka sugesti tersebut akan ditolak. Ini yang membuat hipnoterapis hanya bisa memberikan terapi pada klien yang datang karena keinginan sendiri dan tidak bisa menerapi mereka yang datang karena terpaksa (bukan keinginan sendiri).
Alih-alih kehilangan kesadaran, yang sesungguhnya terjadi adalah peningkatan kesadaran yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan otak untuk mengakses memori atas berbagai peristiwa sejak lahir dulu, hal ini juga yang menjadi landasan penelusuran akar masalah dalam sesi hipnoterapi, namun sekali lagi hal ini hanya bisa dilakukan jika klien menghendaki dan memercayai hipnoterapis yang memfasilitasi prosesnya.
Jangan memercayai begitu saja apa yang Anda lihat di televisi, apa yang ditayangkan di televisi merupakan aplikasi dari hipnosis untuk hiburan yang disebut “stage hypnosis”. Dalam proses hiburan praktisi yang melakukan proses hipnosis haruslah piawai mengemas acara agar nampak dramatis, tak jarang ia juga merekayasa adegan dengan bumbu tertentu agar menarik minat penontonnya.
Tergantung dari jenis “rahasia” apa yang dimaksud. Hipnoterapi bisa membantu seseorang menelusuri akar masalah di pikiran bawah sadar namun kendali untuk mengungkapkan masalah itu terletak pada diri klien, jika klien tidak bersedia mengungkapkannya maka ia tidak akan mengatakannya dan hipnoterapis tidak bisa memaksanya untuk itu.
Dalam situasi dimana klien merasa informasi yang harus dikatakannya bersifat rahasia dan berpotensi mengancamnya maka ia akan menahan dan tidak mengatakannya apa pun sugesti yang diberikan, hal ini yang membuat proses hipnosis tidak bisa digunakan untuk menginterogasi atau membuat seseorang berkata jujur.
Atas alasan ini juga sesi hipnoterapi bersifat “private & confidential”, tidak boleh ada orang lain di ruang terapi selain klien dan hipnoterapis, jika informasi yang klien perlu sampaikan berhubungan dengan orang lain yang ada di ruang terapi maka informasi itu tidak akan tersampaikan dengan baik dan proses terapi tidak akan berjalan efektif.
Mengikuti asas private & confidential, klien yang menjalani sesi terapi hendaknya sudah menyadari bahwa kunci sukses keberhasilan sesi terapinya bergantung pada keterbukaannya dalam menjalani proses terapi, maka dalam hal ini sedianya sudah tidak ada lagi rahasia karena semua informasi sekecil apa pun memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan proses terapi.
Proses penanganan dalam program ini memungkinkan kita untuk menelusuri sebuah masalah sampai ke akarnya yang paling dalam di pikiran bawah sadar dan menuntaskannya dengan lebih efektif.
Seberapa permanen dampak kesembuhan dan/atau perubahannya? Mari ibaratkan asap dan api, sebagimana pepatah mengatakan: “Ada asap maka tentu ada api,” begitu juga ilustrasi dari perubahan dalam program ini, jika “sumber api” atau akar masalah di pikiran bawah sadar sudah dinetralisir, maka “asap” atau masalah pun tersembuhkan dan tidak akan muncul kembali.
Untuk menyatakan sebuah permasalahan sudah terselesaikan, diperlukan indikator keberhasilan yang bisa disepakati bersama oleh praktisi yang menangani dan klien yang menjalani penanganan. Berdasarkan evaluasi dua arah atas pemenuhan indikator keberhasilan dalam jangka waktu tertentu inilah baru sebuah masalah dinyatakan terselesaikan.
Ada kalanya terjadi kasus dimana masalah lama seolah kambuh kembali (relapsed), untuk mengantisipasi hal inilah periode evaluasi akan disepakati bersama untuk meninjau dan mengevaluasi seberapa konsisten sebuah perubahan bertahan sampai dinyatakan masalah sudah tertangani penuh.
Dalam kasus dimana masalah lama seolah kambuh kembali setelah melewati periode evaluasi, besar kemungkinan terjadi fenomena dimana terdapat akar masalah lain di pikiran bawah sadar yang teraktivasi di masa kini, namun dalam bentuk gejala yang sama dengan yang sebelumnya pernah ditampakkan, jika ini yang terjadi maka dalam hal ini penanganan lanjutan pun diperlukan untuk memastikan akar masalah tersebut bisa kembali terselesaikan secara penuh.
Berbagai macam kasus yang berkenaan dengan masalah emosional, perilaku dan psikosomatis (masalah fisik yang muncul dari emosi), termasuk kebiasaan buruk karena pada dasarnya sikap, perilaku dan kebiasaan yang mengganggu seperti merokok, berjudi menggigit kuku dan lain-lain pun terbentuk karena adanya program yang bersarang di pikiran bawah sadar, maka hipnoterapi menjadi efektif karena penanganannya langsung dilakukan di pikiran bawah sadar.
Sebagai teknik terapi komplementer, program ini tetap memiliki keterbatasannya, dalam praktiknya penanganan dalam program ini bersifat melengkapi dan bukan menggantikan penanganan formal yang dilakukan tenaga kesehatan yang berwenang, melainkan melengkapi. Itulah kenapa ada beberapa kasus yang akan tetap direferensikan pada tenaga kesehatan yang lebih berwenang karena cakupan penanganan kasusnya lebih sejalan dengan bidang praktik yang mereka tekuni.
Dalam hubungannya dengan emosi, perilaku, sikap dan kebiasaan, hipnoterapi tidak boleh dilakukan untuk penanganan kasus-kasus yang berhubungan dengan gangguan psikologis dan kejiwaan seperti bipolar, skizofrenia dan gangguan lainnya (dinyatakan dengan adanya vonis resmi dari tenaga kesehatan berwenang), juga yang melibatkan kasus-kasus berkebutuhan khusus dan gangguan pada fungsi organik otak.
Pertama-tama, perlu dipastikan bahwa masalah yang dialami adalah benar psikosomatis, hal ini biasa diketahui dengan adanya rujukan/referensi resmi dari dokter yang menangani klien.
Psikosomatis merupakan masalah yang muncul secara fisik dalam diri klien namun biasanya tidak diketahui penyebabnya, dalam hal ini emosi negatif terpendam dalam diri klienlah yang memunculkan penyakit-penyakit tersebut sebagai simtom.
Hipnoterapi memerlukan kejelasan bahwa psikosomatis yang dialami klien adalah benar adanya dan bukan penyakit fisik yang masih harus ditangani secara medis karena jika hal itu yang terjadi klien akan direkomendasikan klien menemui praktisi medis yang berwenang.
Hipnoterapi bisa difasilitasi pada siapa pun yang bisa berkomunikasi secara verbal, mampu fokus serta menalar arahan dan mengikutinya berdasarkan kesadaran dan keinginan sendiri. Hipnoterapi tidak bisa difasilitasi pada mereka yang kesulitan berkomunikasi, sulit fokus dan menalar arahan karena gangguan fungsi organik otak.
Persyaratan tambahan adalah klien tidak memiliki hambatan medis yang terlampau berat yang dapat terpicu oleh gejolak emosional (sakit jantung, asma, epilepsi dll). Bagi anak-anak, persyaratan utama mereka adalah sudah bisa berkomunikasi dengan baik dan fokus pada arahan (dari pengalaman selama ini biasanya yang berusia 14 tahun ke atas).
Khusus untuk penanganan kasus yang dialami anak-anak, hipnoterapi tidak bisa dilakukan begitu saja, melainkan harus melalui proses konseling yang memadai pada kedua orangtua sebelum diputuskan memfasilitasi proses terapi pada anak.
Dua alasan yang melandasi hal ini:
(1) Anak adalah cerminan orang tua, seringkali masalah pada anak adalah cerminan dari masalah orang tua yang tidak terselesaikan, ketika masalah orang tua bisa terselesaikan sering kali masalah pada anak terselesaikan dengan sendirinya.
(2) Anak adalah hasil dari pengasuhan lingkungan, riwayat pengasuhan dan tumbuh kembang anak dari dulu sampai sekarang perlu diketahui secara spesifik untuk mengetahui dengan pasti stimulus penyebab masalah dalam diri anak sebelum menentukan rencana penanganan yang sesuai.
Seringkali masalah dalam diri anak terjadi karena masalah komunikasi antar orangtua atau pola pengasuhan yang tidak tepat, ketika stimulus penyebab masalah yang bersumber dari orangtua teratasi maka masalah dalam diri anak pun sembuh dengan sendirinya, hal inilah yang akan diulas dalam sesi konseling. Jika kedua orangtua anak tidak bersedia menjalani konseling maka proses penanganan pada anak tidak akan dilakukan.
Layanan hipnoterapi bersama Alguskha Nalendra hanya bisa diikuti di kantor praktik Alguskha Nalendra di Bandung. Alguskha Nalendra tidak menerima panggilan ke tempat klien dalam bentuk apa pun. Jika klien berasal dari luar kota yang kesulitan untuk datang ke Bandung, kami akan mereferensikan klien menemui rekan sejawat di kota terdekat dengan tempat asal klien.
Untuk memastikan kualitas terapi yang optimal, satu sesi penanganan hanya diperuntukkan untuk penanganan satu aspek masalah saja. Untuk itu klien perlu menetapkan dengan hati-hati dan jelas apa yang paling utama dan penting untuk ditangani di 1 sesi penanganannya.
Proses penanganan sangat bergantung pada kepercayaan, untuk itu klien perlu percaya sepenuhnya pada praktisi yang menangani. Atas alasan itu pelaksanaan sesi penanganan dilakukan secara private-individual, tanpa disaksikan pihak lain, orang terdekat sekali pun.
Alguskha Nalendra menjamin kerahasiaan segala data dan riwayat sesi dari setiap kliennya. Jika klien ngotot untuk “ditemani” dalam proses penanganan atau pengantar ngotot untuk “menyaksikan” jalannya terapi, maka proses penanganan tidak akan dilaksanakan.
Secara mendasar, klien hanya perlu menjaga stamina fisiknya sebelum sesi penanganan, dengan makan dan jam istirahat yang cukup. Selebihnya, klien harus siap menjalani sesi penanganan dengan keterbukaan hati dan pikiran, kesediaan dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk berubah.
Klien juga harus bersedia menjalankan bimbingan dengan sungguh-sungguh, termasuk menjalankan tugas-tugas yang diberikan, jika ada, untuk meningkatkan kualitas perubahan yang diperoleh di sesi penanganannya.
Hipnoterapi adalah “kontrak upaya” dan bukan “kontrak hasil”.
Sebagaimana kode etik profesional praktisi yang wajib diikuti, sesi hipnoterapi bersama Alguskha Nalendra tidak menjamin kesembuhan atau perubahan kepada klien dengan iming-iming apa pun, yang dapat dijamin adalah: terapi dilakukan dengan standar yang sangat tinggi, yang telah terbukti efektif dengan statistik yang sangat tinggi dalam menangani berbagai kasus dengan beragam kompleksitas selama ini.
Dalam setiap sesi terapi apapun, kesembuhan dan keberhasilan terapi ditentukan oleh Tuhan YME dan kerjasama antara klien dan praktisi yang menangani.
Pada umumnya, durasi sesi hipnoterapi (beserta konseling dan pemetaan masalah sebelum sesi dimulai) berdurasi 2 – 3 jam, ada kalanya juga mencapai 4 jam jika masalah yang klien alami sedemikian kompleks.
Karena tidak ada detail permasalahan yang bersifat sama persis, maka jumlah sesi yang diperlukan tidak bisa dipastikan atau dijamin jumlahnya begitu saja, melainkan perlu dipastikan dulu di sesi konseling dan pemetaan masalah.
Jalannya penanganan konseling dan terapi bersama Alguskha Nalendra selalu fokus pada proses dimana terapis dan klien mengevaluasi kemajuannya berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah disepakati bersama.
Meskipun dari statistik selama ini masalah klien selesai dalam 1-2 sesi, sangat penting bagi klien untuk tetap berkomitmen penuh fokus pada proses dan mengevaluasi perkembangannya bersama-sama, termasuk mengantisipasi kemungkinan jika masalah atau situasi yang dialami klien sedemikian kompleks dan memerlukan jumlah sesi penanganan lebih.
Beberapa kompleksitas masalah memerlukan penyelesaian melalui sesi konseling, namun ada juga beberapa masalah lainnya yang memerlukan penyelesaian melalui sesi terapi, disinilah sesi bisa berlangsung dinamis sesuai dengan kebutuhan spesifik permasalahan. Bisa saja dalam satu sesinya klien hanya fokus menjalani sesi konseling, bisa juga klien hanya fokus menjalani sesi terapi, namun bisa juga menjalani keduanya, hal inilah yang akan dianalisa dan dikomunikasikan saat program berjalan.
Setiap sesi hipnoterapi harus bersifat “private & confidential”. Dalam sesi hipnoterapi bersama Alguskha Nalendra, Alguskha Nalendra menjamin kerahasiaan data dan riwayat sesi dari setiap klien.