Episode 25 – Fokus Yang Menciptakan Energi Perubahan
Selalu ada masa dalam hidup dimana kita berhadapan dengan situasi yang menghadirkan ketidaknyamanan yang kompleksitasnya ternyata berada di luar jangkauan kendali kita. Entah itu sikap orang lain yang kita rasa tidak menyenangkan, lingkungan yang tidak bersahabat, situasi tempat kerja yang tekanannya tidak realistis, atau bahkan seperti saat ini dalam suasana pandemi dimana ada begitu banyak keterbatasan dan ketidaknyamanan yang harus kita ‘telan’ begitu saja.
Benarkah memang semua ketidaknyamanan itu tidak terhindarkan? Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya?
Jawabannya adalah: ADA, justru untuk itulah episode ini dibuat, mengajak Anda untuk melihat sisi lain dari sebuah situasi yang seolah buntu dan tidak ada harapan untuk kemudian menemukan solusi yang bisa benar-benar membawa perubahan nyata, betapa semua itu ternyata bermula dari sebuah proses yang sederhana, yaitu mengarahkan fokus.
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode keduapuluhlima Life Restoration Podcast berjudul ‘Fokus Yang Menciptakan Energi Perubahan’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Fokus Yang Menciptakan Energi Perubahan'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode dua puluh lima.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, semoga selalu dalam kondisi sehat, berlimpah dan bahagia, seperti biasa tentunya.
Kembali berjumpa bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, episode ke-25 kali ini. Tidak terasa juga ya, 25 episode sudah suara saya membersamai perjalanan restorasi diri Anda setiap Kamis pagi setiap minggunya sejak awal tahun 2021 ini.
Oh iya, bagi Anda yang belum familiar, selain episode Life Restoration Podcast – yang sedang Anda dengarkan ini – yang saya unggah setiap hari Kamis, di setiap hari Senin juga saya menjadwalkan unggahan 1 Minute Restoration, kumpulan video inspirasi berdurasi 1 menit yang saya buat dengan konsep minimalis-artistik. Maksudnya ‘minimalis’ ya durasinya hanya 1 menitan, sementara maksudnya ‘artistik’ karena tata Bahasa dan penataan suara yang digunakan memang saya desain untuk cukup puitis atau berseni. Lebih jelasnya Anda coba dengarkan saja lah ya berbagai inspirasi 1 menit itu di media sosial saya di Instagram @alguskha atau Youtube Channel saya: ‘Alguskha Nalendra’, siapa tahu semakin menambah inspirasi Anda tentang berbagai topik restorasi diri.
Oke, dan episode ke-25 kali ini pun lagi-lagi diunggah dari Jakarta, di sela-sela kegiatan memfasilitasi kembali program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan coaching di salah satu anak perusahaan BUMN, menyelesaikan rangkaian terakhir dari program ini di tahun 2021.
Bukan sebuah kebetulan juga, episode kali ini lagi-lagi akan mengangkat tema yang cukup umum menjadi bahasan bersama para peserta seminar dan pelatihan yang saya bawakan, garis besarnya kurang lebih adalah bagaimana menciptakan perubahan di lingkungan sekitar yang menimbulkan ketidaknyamanan pada diri kita, entah itu sikap orang lain yang kita rasa tidak menyenangkan, lingkungan yang tidak bersahabat, situasi tempat kerja yang tekanannya tidak realistis, atau bahkan seperti saat ini dalam suasana pandemi dimana ada begitu banyak keterbatasan dan ketidaknyamanan yang harus kita ‘telan’ begitu saja.
Benarkah memang semua ketidaknyamanan itu tidak terhindarkan? Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya?
Jawabannya adalah: ADA, justru untuk itulah episode ini dibuat, mengajak Anda untuk melihat sisi lain dari sebuah situasi yang seolah buntu dan tidak ada harapan untuk kemudian menemukan solusi yang bisa benar-benar membawa perubahan nyata, betapa semua itu ternyata bermula dari sebuah proses yang sederhana, yaitu mengarahkan fokus.
Hmm…sederhana ya, apakah mudah? Sayangnya…tidak, sederhana berbeda dengan mudah, prosesnya memang sederhana tapi bukan berarti mudah, perlu energi kesadaran dan keseriusan yang tinggi dalam melaksanakannya.
Tapi masih lebih baik mengarahkan energi untuk melakukan sesuatu yang – meski berat – jelas-jelas bisa membawa perubahan daripada menghabiskan energi hanya untuk meratap dan menanti keajaiban yang tidak pasti, betul?
Saya memang sengaja mulai banyak mengulas bahasan-bahasan yang sering menjadi topik perbincangan saya di kelas bersama para peserta seminar dan pelatihan, hal ini karena sering kali saya juga terkendala keterbatasan waktu untuk menjawab pertanyaan para peserta di kelas secara utuh karena harus fokus ke materi yang menjadi bahasan utama di program yang saya bawakan, maka jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka itu saya kemas sebagai episode di podcast saya, lumayan lah ya, satu kali berkarya bisa untuk banyak keperluan he…he…
Oke, kembali ke topik bahasan kita di awal ya. Begini, saya sering kali mendapatkan pertanyaan dari para peserta, yang sebenarnya bukan murni pertanyaan, tapi bercampur ‘curhat colongan’, yang intinya mengeluhkan kondisi di luar diri mereka yang membuat mereka sulit melakukan sesuatu.
Ada yang mengeluhkan sikap dari atasan yang membuat mereka merasa tertekan, ada yang mengeluhkan sistem di perusahaan tempat mereka bekerja, ada yang mengeluhkan situasi eksternal, seperti kebijakan Pemerintah atau pun situasi global pandemi seperti sekarang ini, intinya sama: ada sebuah ketidaknyamanan atau kondisi yang tidak sesuai harapan dan situasi itu disebabkan oleh pihak tertentu di luar diri kita yang tidak bisa kita kendalikan, tantangannya berada di luar jangkauan kendali kita
Kalau tantangannya berada dalam jangkauan kendali kita tentu tidak masalah, karena kita bisa langsung melakukan sesuatu untuk mengubahnya, tapi lain cerita ketika tantangannya berada di luar jangkauan kendali kita, yang satu ini tentu lebih meresahkan, kita terkendala keterbatasan untuk mengubahnya sementara situasi itu menimbulkan masalah atau ketidaknyamanan, muncullah stres karenanya.
Anda pernah mengalami hal itu? Saya yakin pernah, kita semua pasti pernah mengalami situasi itu, bahkan saat ini saja kita sedang mengalami banyak keterbatasan dalam melakukan yang biasanya kita lakukan karena adanya masalah pandemi ini, ada keterbatasan dan hambatan yang membuat kita sulit menampilkan kondisi ideal, sementara situasinya berada di luar jangkauan kita.
Keluhan akan situasi eksternal yang sedemikian menyiksa tapi tidak bisa diubah ini bukan hal baru dalam praktik coaching, konseling dan terapi profesional yang saya jalankan. Ada begitu banyak klien individu yang awalnya datang dengan mengeluhkan sikap orang di lingkungannya yang dirasanya membuatnya tidak nyaman tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa, bisa karena dua hal: pertama, mereka sudah mencoba melakukan sesuatu untuk mengubah sikap orang-orang itu tapi tidak kunjung berhasil, yang membuat mereka ‘menyerah’ dan frustrasi. Biasanya hal ini dialami oleh mereka yang terganggu oleh sikap orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu mendominasi mereka, misalnya pasangan, adik,kakak, atau anak, yang intinya sikap orang-orang ini dirasa mengganggu dan mereka bisa menegur atau bahkan memarahi orang-orang ini, tapi ya begitu, orang-orang yang diberitahu ini bisa sedemikian keras kepala atau menyulitkan, yang membuat mereka lama-lama bosan menyikapi orang-orang ini dan memutuskan berhenti sambil frustrasi.
Kedua, yaitu karena orang-orang yang menimbulkan ketidaknyamanan ini adalah orang-orang yang kapasitasnya berada di atas mereka, seperti atasan, orang tua atau pihak-pihak lain yang memiliki otoritas lebih atas diri mereka, sehingga mereka tidak bisa melakukan perlawanan apa pun, selain harus menerima ketidaknyamanan itu, lagi-lagi sambil frustrasi.
Tidak hanya itu, ada juga klien bisnis yang awalnya mengeluhkan kondisi yang berada di luar jangkauan kendali mereka, yang meresahkan mereka, seperti strategi kompetitor yang tidak etis dan menimbulkan kerugian tapi mereka tidak punya kendali yang cukup untuk menghentikan semua itu, atau seperti sekarang ini, adanya situasi eksternal yang jelas-jelas berada di luar kendali, seolah-olah apa yang sudah dirancang menjadi tidak berarti karena lagi-lagi sabotase dari luar terlalu kuat dan berada di luar jangkauan kendali mereka.
Mengapa saya katakan ‘awalnya’ dalam semua contoh klien saya tadi? Karena setelah melalui rangkaian proses dalam coaching, keluhan itu berubah menjadi tindakan nyata yang jelas-jelas menghasilkan perubahan dalam hidup mereka, memang tidak seketika – semua juga ada prosesnya – tapi paling tidak ketika proses itu terlewati dengan baik maka terjadi perubahan signifikan pada kebiasaan mereka dalam memandang persoalan, sehingga persoalan yang terjadi tidak lagi mempengaruhi mereka secara negatif, bahkan mereka bisa mengarahkan energinya untuk mengupayakan perubahan nyata.
Setiap perubahan memiliki pola dan proses, termasuk perubahan yang dialami oeh para klien saya pun memiliki pola dan proses – yang bisa diduplikasi, artinya pola dan proses ini juga tentu bisa Anda adaptasi dan terapkan untuk menghasilkan energi perubahan yang bisa membantu Anda untuk lebih bisa mengendalikan situasi nantinya.
Nah, seperti apa proses perubahan ini terjadi? Saya menyebutnya sebagai ‘pengarahan fokus yang menciptakan energi perubahan’, dimana langkah mengarahkan fokus ini saya bagi menjadi empat langkah, mari mulai saja membahasnya sekarang.
Langkah pertama, yaitu arahkan fokus pada kejelasan atas yang kita inginkan, bukan pada kompleksnya situasi di luar kendali kita yang tidak sejalan dengan harapan.
Tidak bisa dipungkiri, rumitnya situasi di luar kendali yang terjadi di luar diri kita pasti akan menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan, tapi mari sadari bahwa terlepas dari itu semua jangan jadikan kerumitan itu mempengaruhi cara kita berpikir, apalagi sampai panik dan hilang kendali diri, atau frustrasi dan stres berkepanjangan.
Merasa cemas itu wajar dan manusiawi, yang tidak seharusnya terjadi adalah membiarkan rasa cemas itu menguasai diri kita.
Situasi di luar diri kita bisa saja tidak terkendali dan membuat kita frustrasi, tapi mari kembali fokus pada hal mendasar: apa sebenarnya kondisi ideal yang kita harapkan, karena definisi kondisi ideal ini akan mempengaruhi cara kita merancang strategi yang sesuai dengan prioritasnya.
Misalnya saja Anda tidak nyaman dengan sikap teman kerja yang menjadikan Anda tidak bisa memenuhi target pekerjaan tepat waktu, tentukan dulu kondisi yang mana yang Anda rasa ideal sesuai harapan Anda, target pekerjaan tercapai tepat waktu atau sikap teman Anda yang berubah? Jangan ingin menyelesaikan persoalan secara ‘borongan’ tapi malah energinya habis tidak karuan jadinya, fokus pada salah satu yang paling penting, karena dari fokus itulah kita bisa memilih strategi yang paling sesuai dengan kemendesakannya.
Kalau Anda fokus pada ‘yang penting pekerjaan selesai tepat waktu’, maka nantinya strategi yang harus Anda kembangkan tentunya adalah fokus pada hal ini, meski sikap teman tidak berubah yang penting Anda menjaga fokus agar sikapnya tidak mempengaruhi Anda dan pada akhirnya Anda tetap bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Tapi lain lagi kalau fokus Anda adalah agar teman Anda berubah sikap, jika ini fokus Anda maka jelas strategi Anda adalah mengubah cara komunikasi agar sikapnya berubah dan itulah prioritasnya, meski hal ini menjadikan target pekerjaan tidak selesai pada waktunya.
Lihat bagaimana fokus Anda dalam memilih dan memilah hal yang harus difokuskan akan mempengaruhi strategi Anda dan apa yang harus Anda korbankan di awal. Kenapa saya katakan ‘di awal’? Karena pada akhirnya Anda tetap bisa saja memperbaiki lebih banyak situasi nantinya, tapi ya satu-satulah agar prosesnya juga bertahap.
Sama dengan situasi bisnis ketika kompetitor melakukan cara-cara tidak etis dan membuat kinerja bisnis kita memburuk, sadari dulu yang mana yang kita harapkan: sikap kompetitor yang berubah sesuai harapan kita atau kinerja bisnis kita membaik? Sama dengan sebelumnya, fokus pada kondisi ideal yang kita harapkan ini akan mempengaruhi strategi yang akan kita tetapkan, karena kondisi ideal yang kita tetapkanlah yang akan kita prioritaskan. Maka saran saya: tetapkan kondisi ideal yang memang relevan dengan kemendesakan Anda saat ini.
Langkah kedua, sadari lingkar peduli, lingkar kendali dan lingkar pengaruh Anda.
Bahasan tentang lingkar peduli, kendali dan pengaruh ini sebenarnya bahasan yang diulas di buku Stephen Covey yang berjudul 7 Habits of Highly Effective People, buku yang menurut saya salah satu buku terbaik di dunia pengembangan diri,
Sederhananya begini, lingkar peduli adalah segala hal yang kita pedulikan dan kita ingin ubah, tapi ia berada di luar kendali kita, sementara lingkar kendali adalah hal-hal yang pengerjaan atau pelaksanaannya berada dalam jangkauan kendali kita, kita memiliki daya dan kekuatan yang memadai untuk melakukan itu sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
Lingkar pengaruh adalah daya pengaruh kita atas lingkar peduli, sederhananya begini: apakah kita malah terlalu fokus pada hal-hal yang kita pedulikan tapi tidak bisa kita kendalikan sehingga energi kita habis karenanya? Artinya lingkar pengaruh kita kecil karena ia terdesak oleh lingkar peduli.
Ataukah kita bisa fokus pada hal yang berada dalam lingkar kendali kita dengan taktisnya sampai bisa ada begitu banyak perubahan terjadi karenanya, sampai-sampai bahkan lingkar peduli kita ikut berubah menjadi lebih sesuai harapan kita? Artinya, lingkar pengaruh kita besar sampai ia bisa mendesak kekuatan dari lingkar peduli.
Nah di tahap kedua ini mari sadari dulu, apa saja lingkar peduli yang ada dalam situasi Anda, apa hal yang Anda harap-harap harusnya tidak demikian adanya? Dengan kata lain: kondisi tidak ideal yang tidak sesuai harapan Anda dan memang Anda tidak bisa mengubahnya begitu saja karena ia berada di luar jangkauan kendali Anda.
Contohnya saja jika Anda berhadapan dengan sikap orang yang tidak menyenangkan, sadari bahwa sikap orang lain adalah termasuk ke dalam lingkar peduli, ia menjadi hal yang tidak bisa kita kendalikan karena berhubungan dengan isi hati dan pikiran orang lain, kita bisa melakukan berbagai hal untuk memberitahu mereka, tapi untuk berubah sikap semuanya bergantung pada keputusan mereka.
Cara Anda dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang itu akan termasuk ke dalam lingkar kendali, karena ini sesuatu yang bisa Anda lakukan mandiri pelaksanaannya.
Sekarang apakah cara Anda berkomunikasi dan berinteraksi bisa mempengaruhinya agar ia berubah? Inilah yang nantinya perlu disadari.
Jika bisa, maka jelas yang Anda lakukan ini menciptakan lingkar pengaruh yang lebih besar, Anda menciptakan pengaruh dari yang Anda lakukan pada situasi yang tadinya tidak bisa dikendalikan, inilah awal perubahan.
Atau bisa saja tidak perlu sampai mengubah orangnya, bisa saja Anda sadar bahwa jenis orang yang mengganggu ini bukan tipe orang yang ingin Anda ubah, maka paling tidak fokus Anda bisa ditujukan untuk memperbaiki respon emosi Anda atas orang ini sebagai lingkar kendali, sehingga apa pun sikapnya – yang berarti lingkar peduli – tidak mempengaruhi Anda secara negatif, lingkar pengaruh Anda tetap membesar karena apa yang ia lakukan tidak lagi mempengaruhi Anda secara negatif kali ini,
Begitu juga dalam bisnis, apa saja lingkar peduli dalam situasi yang Anda hadapi? Bisa saja kompetitor dan situasi eksternal, betul? Tentu saja, karena semua ini tidak bisa kita kendalikan, mereka berada di luar jangkauan kendali kita.
Lalu apa lingkar kendali kita dalam bisnis? Sudah tentu cara kita menjalankan bisnis kita. Inilah yang bisa kita kendalikan pelaksanaannya secara mandiri. Lingkar peduli jelas tidak bisa kita kendalikan begitu saja, tapi kita bisa fokus pada lingkar kendali agar lingkar peduli itu tidak mempengaruhi kita – yang berarti kita mempertahankan lingkar pengaruh kita – atau justru karena fokus kita pada lingkar kendali membuahkan tindakan yang tepat maka lingkar peduli itu justru jadi ikut berubah, ini tandanya lingkar pengaruh kita membesar!
Strategi kompetitor dan situasi eksternal tidak bisa kita kendalikan, yang bisa kita lakukan adalah fokus pada strategi bisnis kita agar strategi kompetitor dan situasi eksternal ini tidak mempengaruhi bisnis kita secara negatif dan justru – syukur-syukur – kita jadi bisa meningkatkan kinerja bisnis kita ketika menemukan strategi yang tepat.
Intinya adalah menyadari lingkar peduli, lingkar kendali dan lingkar pengaruh ini dimaksudkan agar kita bisa menjaga fokus kita, bahwa bukan fokus pada lingkar pedulilah yang seharusnya kita jaga, melainkan fokus pada lingkar kendali, nantinya seberapa jauh yang kita lakukan di lingkar kendali itu menciptakan kekuatan lingkar pengaruh atas lingkar peduli itulah yang kita evaluasi.
Sekarang kita lanjut ke langkah ketiga, fokus pada lingkar kendali Anda, agar lingkar pengaruh Anda meningkat.
Yang satu ini agaknya sudah cukup jelas lah ya, penjelasan saya dari tadi harusnya sudah menjawab penjelasan atas langkah yang satu ini, yaitu bagaimana fokus kita pada lingkar kendali hendaknya diwujudkan menjadi tindakan nyata yang jelas-jelas bisa kita lakukan dan upayakan secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain.
Fokus pada lingkar kendali adalah kunci dari fokus yang menghasilkan energi perubahan, meski mungkin situasinya tidak langsung berubah tapi paling tidak kita mengarahkan fokus pada hal yang tepat, sehingga energi kita mengalir ke arah yang lebih berpotensi menghasilkan perubahan daripada pada hal yang membelengu potensi kita.
Cara untuk fokus pada lingkar kendali bisa kita mulai dengan menujukan pertanyaan pada diri kita sendiri: hal apa yang saya belum kuasai dengan baik, yang menjadikan lingkar peduli ini masih mempengaruhi saya secara negatif? Artinya: apa yang harus kita perbaiki dan kuasai agar dengan keahlian dan kesiapan itu lingkar peduli tidak bisa lagi mempengaruhi kita secara negatif dan justru kita bisa meningkatkan lingkar pengaruh kita atas lingkar peduli tersebut?
Jika kita terganggu oleh sikap orang lain yang kita rasa tidak nyaman, tanya diri kita: apa yang saya belum kuasai sehingga ketidaknyamanan ini terjadi terus-menerus? Apakah saya belum menguasai keahlian berkomunikasi yang tepat, yang bisa memberitahunya bahwa tindakannya tidak baik adanya? Ataukah saya belum menguasai keahlian mengelola emosi pribadi sehingga tindakannya masih bisa mempengaruhi saya? Yang satu ini lagi-lagi bergantung pada yang Anda tentukan di langkah kesatu, yaitu apa kondisi ideal yang Anda harapkan capai.
Jika kinerja bisnis kita terganggu oleh kompetitor, tanya diri kita: apa yang saya belum kuasai atau saya belum mampu lakukan di bisnis saya dengan baik sampai-sampai saya bisa tidak waspada dan tidak bisa mengantisipasi strategi kompetitor yang jadinya merugikan saya?
Pertanyaan tentang ‘apa yang saya belum kuasai dengan baik’ ini bukan dimaksudkan untuk menyalahkan diri, tapi untuk bisa fokus pada solusi, agar kita tahu apa yang harus kita fokus kembangkan agar situasi membaik dan bukan cuma menempatkan diri sebagai ‘korban’ yang meratapi keadaan.
Pada akhirnya kunci dari langkah ketiga ini yaitu tindakan nyata, bagaimana kita benar-benar fokus pada lingkar kendali dan melakukan tindakan nyata yang bisa kita lakukan sesuai porsi dan kapasitas kita agar kondisi ideal yang kita definisikan di langkah kesatu bisa tercapai pada akhirnya.
Terakhir, langkah keempat, yaitu evaluasi diri.
Yang satu ini adalah titik dimana kita harus benar-benar menjaga fokus kita pada lingkar kendali, ini adalah titik dimana godaan sering kali muncul, yaitu ketika kita sudah fokus pada lingkar kendali dan mengupayakan perubahan tapi ternyata kekuatan dari lingkar peduli masih terlalu kuat, sampai-sampai yang kita lakukan tidak membuahkan hasil, kita pun merasa gagal dan percuma karenanya.
No…no…jangan sampai itu terjadi, maksudnya bukan ketidakberhasilannya, tapi menyerahnya, melakukan sesuatu yang belum membawa hasil menjadi tanda bahwa kita hanya harus mencoba melakukan cara baru sebagai gantinya, itu adalah tanda agar kita mengganti cara lama yang sebelumnya kita lakukan, bukan berarti menyerah.
Maka, fokus pada lingkar kendali dan lihat pengaruhnya pada lingkar peduli, kalau yang kita fokuskan di lingkar kendali sudah membawa pengaruh perubahan pada lingkar peduli maka teruskan dan kembangkan prosesnya, tapi kalau ternyata belum membawa perubahan apa pun maka ganti caranya dengan cara baru yang lebih efektif, belajar dari yang sudah kita lakukan sebelumnya agar cara baru yang kita lakukan lebih efektif nantinya.
Seperti yang saya katakan di tengah episode tadi bukan, bahwa semua ini adalah soal mengarahkan fokus? Prosesnya sederhana, namun percayalah diperlukan kedisiplinan dan tekad yang kuat untuk bisa memiliki mental pemenang kehidupan untuk bisa melakukan semua pengarahan fokus tadi dengan baik, tapi ketika kita bisa mengarahkan fokus dengan konsisten pada keempat hal tadi maka energi yang stabil untuk menghasilkan perubahan pun siap kita gunakan untuk benar-benar menghasilkan perubahan nyata.
Nah, seperti itu bahasan kita di episode kali ini, sampai jumpa di episode berikutnya.
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.