4 Pilar Penyusun Kualitas Keyakinan
Daftar Isi
Melanjutkan tulisan sebelumnya yang membahas ‘Sistem Keyakinan, Penentu Batasan Pencapaian Anda‘, seperti biasa berbagai interaksi bermasukkan, mendiskusikan isi dari tulisan tersebut.
Hal ini sangat bisa dipahami, mengingat dalam bidang coaching, konseling dan terapi, seorang coach, konselor atau terapis akan berhadapan dengan sistem keyakinan klien yang menyebabkannya terjebak di perilaku atau zona tertentu yang dikeluhkannya (dan ingin dirubahnya melalui proses coaching, konseling atau terapi). Tanpa memahami bagaimana sistem keyakinan ini terbentuk maka akan sulit memfasilitasi proses perubahan, itulah mengapa tulisan kali ini akan lebih jauh mengulas bagaimana sistem keyakinan dalam diri kita tersusun dan mempengaruhi kualitas pencapaian.
Ada banyak sekali ragam keyakinan dan pengaruhnya, namun saya mengerucutkan bahasan keyakinan ini hanya atas empat hal yang saya sebut sebagai ‘Empat Pilar Keyakinan’, dimana pilar-pilar ini menjadi penyusun dari kualitas keyakinan dalam diri seseorang.
Di banyak kesempatan saya sering menganalogikan istilah empat pilar ini sebagai kaki meja, dimana jika salah satunya rusak maka meja itu tidak akan berdiri stabil, begitu juga pilar keyakinan ini, jika salah satunya tidak terbangun efektif maka akan mempengaruhi kualitas kinerja, produktivitas dan pencapaian seseorang.
Untuk mempermudah pembahasan, saya akan mengulas empat pilar keyakinan ini dan keterhubungannya langsung dengan cara kerja pikiran bawah sadar dan hubungannya dengan kualitas pencapaian seseorang.
PILAR PERTAMA, KEYAKINAN ATAS YANG DITUJU
Yang dimaksud di pilar ini adalah bahwa kita idealnya memiliki keyakinan yang mendukung atau keyakinan positif atas tujuan pencapaian yang kita tetapkan, di sisi lain justru ada banyak orang memiliki keyakinan negatif tersembunyi yang tidak disadari sehubungan dengan pilar ini.
Contohnya saja, menetapkan peningkatan pencapain keuangan sebagai tujuan pencapaian namun ada keyakinan tersembunyi yang meyakini bahwa uang adalah ‘akar kejahatan’ dan ‘sahabat setan’, keyakinan bahwa kekayaan akan mengantarkan kita ke neraka, dan banyak lagi keyakinan-keyakinan lain yang nyeleneh dan bertolak belakang dengan harapan akan tercapainya tujuan pencapaian itu, hal ini membuat kita secara sadar menginginkan tujuan pencapaian tersebut namun pikiran bawah sadar meyakini resolusi itu bukanlah hal yang baik untuk kita, ia bahkan merasa takut kalau-kalau resolusi ini terwujud maka kita akan mendapat keburukan.
Salah seorang klien saya memiliki permasalahan sulit melangsing meski telah mencoba berbagai macam cara, ketika sesi terapi dilakukan untuk mengakses pikiran bawah sadar terungkaplah keyakinan dari pikiran bawah sadar bahwa ia takut untuk melangsing karena langsing dalam keyakinannya identik dengan kurus dan hal itu dianggapnya sebagai ancaman karena di masa lalu ia adalah sosok yang kurus namun memprihatinkan, di sini terjadilah konflik keyakinan yang dimenangkan oleh pikiran bawah sadar karena kekuatannya lebih besar.
PILAR KEDUA, KEYAKINAN ATAS PROSES MENUJU PENCAPAIAN YANG DITUJU
Pilar yang satu ini relatif lebih mudah untuk dideteksi, yaitu keyakinan kita atas proses yang kita lalui, yang akan mengantarkan kita menuju tujuan pencapaian yang kita tetapkan, dengan kata lain aktivitas yang kita lakukan, bisa berupa kegiatan atau profesi.
Langsung saja masuk ke contoh kasus, seorang klien yang saya coaching menekuni bidang Multi-Level Marketing (MLM), meski ia sudah memiliki keyakinan positif atas tujuannya sesuai pemaparan poin satu sebelumnya di atas, melalui sesi coaching ternyata terungkap bahwa ia memiliki keyakinan tersembunyi yang meyakini bahwa bisnis MLM bukanlah bisnis yang baik, hanya menguntungkan mereka yang bergabung lebih dulu.
Di perusahaan yang ia jalani sekarang ia bergabung dengan sukarela karena merasa cocok dengan manfaat produknya, penjualan produk yang ia lakukan tergolong baik, namun ketika menekuni bisnis jaringannya disinilah muncul kendala pada kinerja karena keyakinan yang tidak sejalan dengan proses ‘merekrut anggota’, yang diyakininya hanya menguntungkan orang yang di atasnya.
Saya menemukan beberapa orang yang kinerja atau pergerakan menuju tujuan pencapaiannya ‘mandek’ pada dasarnya memiliki keyakinan yang tidak mendukung atas proses yang mereka lakukan, mereka (sistem keyakinananya) meyakini bahwa tujuan pencapaian yang mereka inginkan adalah hal yang baik untuk dicapai, namun prosesnya yang tidak baik untuk dilalui.
Ada lagi misalnya seorang sales yang bekerja di bidang penjualan namun tanpa disadari dalam dirinya ada keyakinan bahwa profesi menjual itu seperti mengemis atau meminta-minta, hal ini akan menghambatnya karena proses yang dijalaninya dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan memalukan, atau di contoh kasus lain seorang klien yang ingin menurunkan berat badan namun beranggapan bahwa proses menurunkan berat badan adalah hal yang sulit dan menyiksa.
Keyakinan negatif atas proses tak ubahnya seperti rem tangan yang masih terpasang pada mobil, di satu sisi secara sadar kita ingin menginjak gas namun keyakinan negatif ini mengunci roda dengan kencang, sehingga jalannya tidak maksimal.
PILAR KETIGA, KEYAKINAN ATAS KEAHLIAN DALAM MENJALANI PROSES (MENUJU PENCAPAIAN YANG DITUJU)
Setali tiga uang dengan dua poin sebelumnya, pilar keyakinan ini pun menjadi kendala yang cukup umum ditemukan, sering terjadi pada mereka yang merasa dirinya masih baru menekuni hal yang mereka lakukan atau merasa dirinya tidak sebagus orang lain dalam melakukan pekerjaan yang menghubungkannya dengan tujuan pencapaiannya.
Inti dari pilar ini adalah meyakini bahwa kualitas keahlian yang kita miliki saat ini belumlah mendukung dan belumlah pantas untuk mengantarkan kita menuju resolusi yang kita inginkan, cukup sering pilar ini muncul karena kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang sukses di bidang yang kita tekuni namun orang itu memiliki keahlian yang luar biasa, jauh di atas yang kita kuasai.
Ada lagi yang masih berhubungan dengan pilar ini, yaitu keyakinan yang menganggap bahwa keahlian yang dimiliki sekarang sebetulnya mampu mengantarkan kita menuju resolusi yang diinginkan, namun tidak yakin apakah keahlian itu bisa membuat kita mempertahankan tujuan pencapaian itu secara langgeng, biasanya muncul karena rasa takut kehilangan atau rasa takut mengecewakan harapan orang lain.
Seorang pebisnis jaringan yang saya coaching menyadari bahwa ia sebetulnya mampu menjual produk dan membuat temannya menjadi member jaringannya, dengan melakukan itu maka ia akan menjadi leader, yang memang menjadi resolusinya, namun di sisi lain ia takut bahwa ketika temannya sudah bergabung ia justru tidak bisa membuat mereka mendapatkan hal yang sama, ia takut mengecewakan mereka.
PILAR KEEMPAT, KEYAKINAN ATAS KELAYAKAN DIRI
Keyakinan yang satu ini sangat berhubungan dengan konsep diri, atau cara kita memandang diri kita sendiri, sabotase atas pilar keyakinan ini yaitu ketika kita memandang diri kita terlalu kecil atau tidak layak memperoleh tujuan pencapaian yang kita inginkan.
Pilar keyakinan yang satu inilah yang justru porsi vibrasinya paling besar dan mempengaruhi diri kita, bukan hanya sehubungan dengan kinerja untuk mewujudkan tujuan pencapaian, namun mempengaruhi kualitas hidup kita secara keseluruhan. Meskipun demikian, justru menelusuri pilar keyakinan yang satu inilah yang justru memerlukan waktu dan upaya tersendiri karena levelnya paling dalam.
Silakan renungkan sejenak bahasan dari keempat pilar keyakinan di atas, adakah salah satu atau lebih yang memberikan Anda kewaspadaan tersendiri dan berkata dalam hati: “Jangan-jangan yang satu ini yang menggembosi selama ini…”. Jika ada, cobalah untuk merenung lebih jauh dan menghubung-hubungkan kewaspadaan itu dengan berbagai kemungkinan yang ada, sering kali keyakinan yang membatasi itu hanya tersimpan kecil saja di pikiran bawah sadar, namun pengaruhnya yang luar biasa menghambat kemana-mana.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang NLP Coaching? Memerlukan layanan NLP Coaching untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari NLP Coaching secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.