Hipnoterapi dan Permasalahan Keuangan
Beberapa waktu lalu, di sesi konsultasi awal, seorang calon klien mengisahkan keluhannya seputar kondisi keuangan.
Calon klien ini, sebut saja Rudi (bukan nama sebenarnya), mengetahui tentang hipnoterapi dari penelusuran internet. Berdasarkan informasi yang ditemukannya, Rudi menyimpulkan bahwa ada “mental block” dalam dirinya yang menyebabkan ia bermasalah dengan keuangan.
Permasalahan keuangan termasuk ke dalam permasalahan yang tak jarang diangkat oleh klien yang akan menjalani sesi hipnoterapi.
Dalam penjelasan yang saya kerap sampaikan pada klien, permasalahan keuangan secara mendasar hanya diwakili dua hal: (1) uang masuk (money-in), dan (2) uang keluar (money-out). Jika dalam permasalahan “money-in”, pokok permasalahan terletak pada pemasukkan yang memang kurang optimal, dalam permasalahan “money-out”, pokok permasalahan terletak pada pengeluaran yang berlebih yang tidak seharusnya.
Kedua kondisi di atas bermuara pada hasil akhir yang sama: permasalahan keuangan dimana kondisi keuangan yang dimiliki tidak memadai untuk mengimbangi tuntutan pengeluaran masa kini atau tidak memadai untuk memenuhi tujuan pencapaian masa depan.
Klien yang mengalami permasalahan pada money-out saja biasanya berhadapan dengan situasi dimana pemasukan mereka bagus dan bahkan berlebih. Namun—dalam kaca mata hipnoterapi—ada permasalahan dalam pikiran bawah sadar (PBS) mereka yang tidak merasa nyaman dengan kepemilikan uang sehingga PBS melakukan segala macam cara agar uang yang sudah dimiliki itu keluar lagi.
Dari temuan praktik saya selama ini, permasalahan pada money-out kerap kali bermula dari pengalaman masa lalu yang tertanam di PBS yang menjadikan PBS memandang uang sebagai hal negatif. Karena PBS memiliki fungsi proteksi atas diri kita, setiap kali ada uang masuk—yang oleh PBS dianggap sebagai ancaman—maka ia menjalankan fungsi proteksi itu untuk menjauhkan diri kita dari ancaman itu, yaitu dengan “mengeluarkan” kembali uang itu.
Pemahaman kunci pada permasalahan money-out adalah: penghasilan yang masuk memang berada di kadar yang baik dan bahkan seharusnya berlebih untuk bisa disimpan, namun hal itu tidak terjadi.
Lain dengan permasalahan money-in, yang satu ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menghasilkan uang, atau “memasukkan” uang ke dalam hidupnya. Dalam permasalahan money-in, seseorang memang pada dasarnya tidak menghasilkan besaran penghasilan yang optimal.
Setelah mendengarkan penjelasan saya, Rudi menyimpulkan bahwa permasalahan yang ia alami berhubungan dengan money-in, karena memang penghasilan yang ia dapatkan tidak sebesar yang seharusnya untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan tujuan masa depan yang ia tetapkan.
Permasalahan money-in mensyaratkan kita untuk mengurai lagi isu permasalahan itu lebih dalam untuk menemukan faktor-faktor yang lebih spesifik yang membentuk keberadaan money-in tersebut.
Dalam penjelasan saya pada Rudi, saya menggunakan ilustrasi “kendaraan” yang terbagi atas empat penjelasan.
(1) Apakah pengemudi sudah menetapkan tujuan yang memadai.Apakah kita sudah memiliki kejelasan yang baik atas tujuan dan perencanaan hidup kita. Bagaimana pun juga uang hanyalah “alat”, ia baru membawa manfaat jika ada tujuan dan perencanaan yang jelas atas apa yang bisa kita capai dengan uang sebagai alat tersebut.
(2) Apakah kendaraan yang digunakan memadai untuk mencapai tujuan finansial yang kita tetapkan. Apakah bidang karir atau bisnis yang kita tekuni memberikan ruang untuk mendapatkan jumlah pemasukan yang kita harapkan. Jika sejak awal saja kendaraan yang digunakan ini tidak memadai maka secara logis sudah bisa kita pahami tentu tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.
(3) Apakah kendaraan yang digunakan sudah dikendarai secara optimal. Apakah kita sebagai pengendara sudah benar-benar menetapkan strategi yang baik dalam karir dan bisnis kita untuk bisa menciptakan pemasukkan yang kita harapkan, apakah keahlian kita memang terbukti mumpuni dan bisa “menghasilkan”, apakah jejaring (network) kita memadai untuk memperbesar ruang menciptakan penghasilan yang lebih besar dari waktu ke waktu, apakah sikap (attitude) kita baik adanya di network kita yang menjadikan orang-orang siap mempercayakan peluang pada kita yang bisa menambah pemasukkan kita.
(4) Apakah pengemudi kendaraan sudah memiliki sikap mental yang baik dalam mengendarai kendaraan itu. Yang satu ini akan berhubungan dengan program dalam PBS yang berhubungan konsep diri dan sistem keyakinan (belief system). Apakah diri kita sudah memiliki sistem keyakinan yang mendukung atas uang itu sendiri. Apakah keyakinan kita atas kepantasan dan kelayakan diri kita mendukung kita untuk memiliki uang di jumlah yang kita harapkan.
Dalam praktik bersama klien, saya mendapati bahwa untuk faktor nomor 1, 2 dan 3 di atas, sering kali klien memerlukan pembicaraan yang lebih mendalam untuk bisa menemukan kejelasan di balik situasi yang mereka alami, dimana hal ini diakomodir melalui proses coaching. Hipnoterapi sendiri menjadi solusi untuk membenahi masalah nomor 4, yaitu sikap mental, dimana kita membenahi program di PBS agar ia mendukung tujuan dan rencana keuangan yang kita tetapkan.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang konseling-hipnoterapi? Memerlukan layanan konseling-hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari konseling-hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.