Teknik Age Regression Dalam Hipnoterapi
Jika Anda sudah membaca artikel sebelumnya: ‘Tahapan Dalam Sesi Hipnoterapi‘, Anda akan mendapati bahwa satu tahap yang wajib dilalui klien sebelum klien memutuskan menjalani proses penanganan adalah sesi konsultasi penjajakan awal, dimana di sesi konsultasi ini hipnoterapis akan menerangkan seperti apa cara kerja hipnoterapi dan seperti apa mekanisme penanganan yang akan klien lalui.
Di proses penjelasan ini, saya sering kali menggunakan analogi sederhana yang diulas di artikel ‘Hipnoanalisis & 7 Simtom Psikodinamika‘, yaitu analogi tentang sebuah bunga yang cantik yang disimpan di taman penuh benalu, yang terjadi adalah bunga-bunga yang kita tanam di tanam itu akan selalu terlilit benalu tak peduli seberapa banyak pun bunga cantik itu ditanam, taman yang indah penuh bunga pun tidak akan pernah tercipta karenanya, maka yang perlu dilakukan adalah memberantas benalu itu terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan tanah yang bersih dan siap ditanam, baru kemudian bunga yang cantik itu bisa tumbuh dengan optimal.
Benalu dalam analogi itu adalah akar masalah yang pernah tercipta di pikiran bawah sadar, sebagaimana sudah dibahas di artikel ‘Terciptanya Masalah di Pikiran Bawah Sadar‘.
Hipnoterapi, dengan menggunakan kondisi hipnosis atau trance, sebagaimana sudah dibahas di artikel ‘Mengenali Fenomena Trance & Kedalamannya‘, memungkinkan pikiran bawah sadar menjadi lebih reseptif dalam menerima sugesti positif untuk ‘mengikis’ program bermasalah di pikiran bawah sadar, atau yang dilambangkan dengan ‘benalu’ pada ilustrasi di atas, namun demikian ada kalanya beberapa ‘benalu’ ini bisa menjadi sangat kompleks dan tidak bisa ‘dikikis’ begitu saja dengan sugesti positif, hal ini karena akar masalah yang melandasi keberadaan benalu itu ternyata bisa sangat kuat adanya.
Sebagus apapun sugesti yang diberikan kalau akar masalah yang kompleks dalam diri klien ini belum dibereskan maka ia akan senantiasa terlilit masalah lamanya kembali, maka di prosesi hipnoterapi yang lebih mendalam proses penanganan selalu dilakukan untuk terlebih dahulu menemukan akar masalah ini, lalu menetralisirnya sampai tuntas, sebelum menggantinya dengan program positif yang baru melalui sugesti pasca-hipnosis (post-hypnotic suggestion).
Ada kalanya ketika mendengar penjelasan ini klien bertanya: “Bagaimana kalau saya tidak tahu akar masalahnya?”
Jawabannya adalah: memang klien tidak tahu akar masalahnya, lebih jauh lagi bahkan meski klien mengklaim tahu akar masalahnya, tetap saja hipnoterapis tidak bisa menggantungkan proses penyelesaian akar masalah ini menggunakan asumsi yang klien sampaikan.
Tugas hipnoterapislah untuk menelusuri isi pikiran bawah sadar klien guna menemukan akar masalah sebenarnya yang melatari munculnya gejala masalah yang mengganggunya di masa kini!
Sekali lagi: akar masalah di pikiran bawah sadar yang sebenarnya, bukan asumsi klien atas apa yang dianggapnya sebagai akar masalahnya, hal ini karena sering kali asumsi klien bersumber dari asumsi pikiran sadar yang dengan segala keterbatasannya tidak mampu menjangkau lapisan memori yang menyimpan akar masalah sebenarnya di pikiran bawah sadar.
Ada kalanya di sesi konseling awal beberapa klien mengutarakan keluhannya atas sebuah permasalahan dan mereka juga mengutarakan hal yang mereka anggap menjadi akar masalah dari keluhannya di sesi konseling awal tersebut. Meski hal ini bisa saja benar, seorang hipnoterapis tetap hanya menggunakan informasi yang diungkapkan oleh pkiran bawah sadar – dalam prosesi hipnoanalisis – untuk memvalidasi akar masalah dalam diri klien.
Age regression adalah salah satu teknik yang digunakan dalam hipnoterapi untuk mencari akar masalah penyebab gejala masalah klien saat ini dengan mengeksplorasi memori masa lalunya di pikiran bawah sadar.
CARA KERJA AGE REGRESSION
Mengacu kepada pemahaman bahwa pikiran bawah sadar manusia senantiasa menyimpan memori yang dialaminya dari setiap kejadian, di balik ‘secuil’ informasi yang seorang klien ungkapkan atas apa yang diasumsikannya sebagai akar masalahnya, tersimpan detail lain yang sangat mungkin tidak klien sadari ada dalam dirinya karena memori di pikiran bawah sadar itu sudah tidak bisa diingatnya lagi oleh pikiran sadar.
Dalam sesi hipnoanalisis, hipnoterapis akan memandu klien memasuki kondisi hipnosis atau trance terlebih dahulu sampai ke kedalaman trance yang memadai (utamanya level kedalaman Profound Somnambulism) sebelum menggunakan teknik age regression untuk mengeksplorasi memori demi memori yang ada di dalamnya yang berhubungan dengan gejala masalah yang klien alami dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam perspektif hipnosis-hipnoterapi yang berbasis Psikologi-Psikodinamika, setiap kejadian di masa lalu memiliki peran dan keterhubungan dengan diri kita di masa kini. Setiap perasaan yang kita rasakan terhadap sebuah objek selalu memiliki momentum awal dimana perasaan itu untuk pertama kalinya tumbuh dalam diri kita, seiring dengan berjalannya waktu maka emosi itu menjadi semakin kuat dan semakin intens, sampai menjadi emosi yang kita rasakan saat ini.
Dengan kata lain, emosi yang kita rasakan saat ini, rasa takut terhadap objek atau situasi tertentu misalnya, sebetulnya adalah perasaan yang sama yang pernah muncul bertahun-tahun lalu di masa lalu kita sebagai ‘benih’ dan ‘bertumbuh subur’ seiring dengan berjalannya waktu sampai menjadi perasaan yang kita miliki sekarang.
Untuk mencontohkannya, ijinkan saya mengisahkan kisah salah seorang klien saya yang memiliki masalah fobia terhadap unggas, usianya sekarang adalah kurang lebih 23 tahun, setiap kali melihat unggas ia pasti tidak bisa mengendalikan dirinya karena sedemikian takutnya. Berdasarkan ceritanya di sesi konseling awal, ia menyimpulkan bahwa rasa takutnya terhadap ayam dimulai di usia 7 tahun ketika ia melihat ayam terbang berkelebat di depan matanya di pasar.
Saya mencatat kisahnya, namun lagi-lagi saya lebih suka menggantungkan analisa saya pada temuan dalam sesi age regression dan hipnoanalisis. Singkat cerita, dimulailah sesi terapinya bersama saya dimana saya lalu melakukan teknik age regression mulai mengeksplorasi emosi takut itu di pikiran bawah sadarnya untuk mengetahui asal-muasal pertama kalinya emosi takut itu muncul.
Perhentian pertama saya memang di usia 7 tahun dimana ia melihat ayam berkelebat di depan matanya, namun disinilah hipnoanalisis dilakukan, saya pun melakukan aspek pendalaman berikutnya untuk melihat dimana pikiran bawah sadarnya sebenarnya pertama kali memunculkan rasa takut ini yang di kemudian hari bermuara pada ayam.
Saya mendapati perhentian kedua kami tiba di usia 5 tahun dimana ia berada di pasar dan melihat ayahnya terkejut oleh ayam yang berkelebat di depan matanya, rupanya ayahnya pun sebenarnya takut ayam.
Pendalaman proses terus dilakukan sampai tiba di usia 3 tahun dan memang itulah perhentian terakhir dari fase age regression ini, di usia ini rupanya klien saya ini mengalami peristiwa tidak menyenangkan ketika bermain bersama teman-temannya dimana ia didorong ke kolam oleh temannya dan mengalami perasaan takut yang teramat sangat, disinilah rasa takut ini pertama kali muncul dalam hidupnya, rasa takut inilah yang di kemudian hari menjelma dan ‘tertumpahkan’ pada ayam di usia 7 tahun yang membuatnya menjadi takut terhadap ayam.
Tunggu dulu, apa hubungannya? Bukankah itu pertanyaan yang banyak bergelayut di benak banyak orang yang baru untuk pertama kali mendengarnya?
Simak dulu sekali lagi cerita tentang klien saya di atas, pesan penting dari kisah itu adalah bahwa selalu ada titik dimana sebuah emosi spesifik muncul untuk pertama kalinya dalam hidup kita, namun emosi itu hanya sekedar ‘muncul’ saja, kemunculan emosi untuk pertama kalinya ini tak ubahnya sebagai sebuah ‘benih’ dalam diri kita, seperti yang dialami klien saya di usia 3 tahunnya, dalam istilah hipnosis kita mengenalnya sebagai initial sensitizing event (ISE).
Emosi yang muncul sebagai benih itu kemudian berkembang seiring dengan banyaknya ragam kejadian lain yang dialami seseorang, contohnya dalam kasus klien saya di usianya yang ke-5, melihat ayahnya ketakutan memicu ‘benih’ emosi di usia 3 tahun dan membuatnya semakin besar, titik berkembangnya emosi ini di kejadian berikutnya dalam hipnosis dikenal sebagai subsequent sensitizing event (SSE).
Dan kemudian ada titik dimana benih emosi yang semakin subur itu terpicu oleh sebuah objek atau situasi yang menjadikan takut atau fobia pada objek itu muncul, inilah yang dikenal sebagai symptom producing event (SPE), disusul kemudian dengan ragam kejadian lain yang muncul di kemudian hari yang membuat emosi ini semakin kuat.
Masih berpikir bahwa takut atau emosi spesifik tertentu pada sebuah objek atau situasi selalu muncul untuk pertama kalinya karena pengalaman negatif yang berhubungan dengan objek atau situasi itu? Sayang sekali, tidak selalu demikian adanya.
Bisa saja pengalaman negatif di masa lalu yang mencetuskan emosi itu untuk pertama kali (ISE) memang berhubungan dengan objek atau situasi tersebut, namun bisa juga ISE dalam pengalaman seseorang tidaklah berhubungan dengan objek atau situasi yang menjadi permasalahan di masa kini, yang terjadi adalah ISE memunculkan emosi spesifik tertentu karena stimulus situasi tertentu, namun di SSE emosi spesifik itu kelak tertumpahkan pada objek atau situasi lain, sehingga kemudian emosi spesifik itu terasosiasi dengan objek atau situasi tersebut.
Inilah esensi dari age regression, yaitu memandu klien menelusuri asal-muasal atau akar masalah tempat dimana emosi itu muncul untuk pertama kalinya.
Terdapat dua mode yang akan klien alami ketika menjalani prosesi age regression, yaitu:
Pertama: revivification, yaitu fenomena yang terjadi ketika dalam age regression klien memasuki kesadarannya di masa lalu dengan kembali menjadi sosoknya di masa lalu, klien berbicara dengan pemahaman dan pengetahuannya ketika ISE terjadi seolah itu sedang terjadi lagi dalam diri klien. Mode inilah yang paling efektif untuk memfasilitasi terapi. Di mode ini kita bisa melihat bahwa klien dewasa bisa berbicara dengan gaya berbicara yang seperti anak-anak, tergantung di usia berapa age regression dan revivification terjadi.
Kedua: hypermnesia, yaitu fenomena yang terjadi ketika dalam sesi age regression klien hanya sebatas ‘mengingat’ apa yang terjadi di masa lalu. Klien berbicara dengan cara berbicaranya saat ini dan mengungkapkan apa yang dialaminya di masa lalu seperti sekedar bercerita karena ia sekedar ‘menonton’ kejadian masa lalu itu dengan kesadarannya masa kini. Mode hypermnesia bisa dilakukan sebagai media terapi, namun kedalaman efektivitasnya berbeda dengan revivification.
HIPNOANALISIS & HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM AGE REGRESSION
Dalam prosesi age regression, kesadaran klien mulai mengeksplorasi berbagai kisah yang dialami di masa lalunya, pertanyaannya adalah: masa lalu yang mana? Betulkah itu adalah ISE di pikiran bawah sadar yang menjadikan munculnya gejala masalah saat ini? Maka sekarang waktunya menganalisa semua ini dengan teknik hipnoanalisis.
Hal pertama yang harus hipnoterapis pastikan adalah kejadian yang klien alami secara mendetail, yang menyebabkan kejadian itu menjadi ISE, atau kejadian pencetus keberadaan akar masalah untuk pertama kalinya.
Ketika klien sudah sampai di kejadian masa lalunya yang menjadi akar masalahnya, seorang hipnoterapis wajib mengetahui seperti apa kejadian yang klien alami, namun demikian akan cukup menyulitkan jika klien diminta menceritakan seperti apa kejadian yang dialaminya secara sekaligus karena pikiran bawah sadar pun memerlukan waktu untuk mengakses semua itu. Maka proses hipnoanalisis selalu dimulai dari potongan kejadian-kejadian kecil (seperti puzzle), munculkan puzzle-puzzle itu lalu tugas hipnoterapis adalah menganalisa keseluruhan gambar yang ada agar terhubung jadi satu.
Hipnoterapis tidak langsung bertanya: “Ceritakan yang terjadi” pada klien, karena dalam sesi age regression sekali pun klien tetap memerlukan waktu untuk memproses informasi yang dimunculkan oleh pikiran bawah sadarnya, sebelum kemudian informasi itu diceritakan pada hipnoterapis.
Sesi hipnoanalisis dilakukan dengan mengungkap detail dari para puzzle itu sampai semua kepingan yang ada bisa dipahami sebagai suatu informasi yang lebih utuh, detail dari puzzle itu diungkap dengan pertanyaan-pertanyaan kecil seperti:
- “Di kejadian ini…rasanya seperti sedang di dalam atau di luar ruangan…?”
- “Seperti pagi, siang, sore atau malam…?”
- “Seperti sedang duduk, berdiri, berbaring atau melakukan sesuatu?”
- “Sendirian atau ada orang lain…?”
- “Ceritakan yang terjadi…”
- “Berapa umurnya…?”
Perhatikan bahwa setiap pertanyaan di atas adalah pertanyaan dengan opsi jawaban terbuka yang bisa klien jawab sesuai yang sebenarnya terjadi. Yang harus dihindari adalah memberikan stimulus pada klien untuk memunculkan imajinasi tersendiri yang berpotensi memicu pseudo- regression atau regression palsu.
Ya, hal yang harus diperhatikan dalam age regression dan hipnoanalisis adalah seorang hipnoterapis haruslah berhati-hati dalam bertanya agar pertanyaan yang diungkapkannya bukan menjadi pernyataan yang diproses oleh pikiran bawah sadar sebagai sugesti, yang lalu dimunculkan dan dianggap sebagai kenyataan.
Dalam kondisi deep trance, pikiran bawah sadar menjadi sangat reseptif dalam menerima pesan mental atau sugesti, jika dalam kondisi reseptif ini hipnoterapis salah memberikan pertanyaan – yang malah terdengar seperti pernyataan – maka pikiran bawah sadar malah akan ‘menjalankan’ sugesti itu untuk dimunculkan dalam pikirannya.
Contoh pertanyaan dalam hipnoanalisis yang mengungkap detail kejadian secara netral adalah: “Seperti di dalam atau di luar ruangan?” maka pertanyaan itu bersifat netral dan memberikan ‘pilihan’.
Contoh pertanyaan yang salah adalah “Rasanya seperti di dalam ruangan apa…?” sebelum memastikan klien sedang berada di luar atau dalam ruangan. Kalimat pertanyaan yang bersifat ‘leading‘ (memandu) seperti ini berpotensi memicu klien untuk ‘terpengaruh dan memaksakan’ dirinya memunculkan sebuah gambaran bahwa ia berada di sebuah ruangan, meski aslinya mungkin tidak demikian. Sekali gambaran di awal ini salah maka keseluruhan ceritanya menjadi tidak lagi relevan dan menjadi tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Catatan penting dari age regression dan hipnoanalis ini adalah di awal prosesnya hipnoterapis belum tahu berapa usia klien di kenangan ini dan siapa nama panggilannya, maka hipnoterapis perlu memperkuat kualitas gambaran di benak klien dalam bentuk sugesti pengulangan atas apa yang diucapkan klien atas kisah yang dialaminya, sampai klien bisa menyebutkan detail informasinya dan hipnoterapis mengetahui di usia berapa klien berada.
Seperti dalam contoh transkrip di bawah ini:
Terapis: “Apa pun yang dirasakan atau dilihat…di kejadian ini rasanya seperti di dalam atau di luar ruangan…?”
Klien: “Dalam…”
Terapis: “Dalam ruangan…pagi, siang, sore atau malam?”
Klien: “Siang…”
Terapis: “Dalam ruangan…siang hari…sedang duduk, berdiri, berbaring atau melakukan sesuatu…?”
Klien: “Melakukan sesuatu…”
Terapis: “Melakukan apa…?”
Klien: “Menulis di depan kelas…”
Terapis: “Baik…dalam ruangan…siang hari…sedang menulis di depan kelas…sendirian atau ada orang lain di sana…?”
Klien: “Ada…banyak…”
Terapis: “Siapa…?”
Klien: “Teman-teman di kelas dan pak guru…”
Terapis: “Baik…dalam ruangan…siang hari…sedang menulis di depan kelas…bersama teman-teman dan guru…ceritakan yang terjadi…”
Klien: “Sedang menulis di depan kelas…terus tulisannya dibilang jelek oleh pak guru…teman-teman tertawa…”
Terapis: “Teruskan…”
Klien: “Malu sekali rasanya…”
Terapis: “Kelas berapa…?
Klien: “Kelas 2 SD”
Terapis: “Berapa umurnya…?
Klien: “8 tahun…”
Terapis: “Siapa nama panggilannya…?”
Perhatikan rangkaian pertanyaan di atas, pertanyaan di atas dibuat secara sistematis dan perlahan, sehingga dari keping demi keping informasi yang disampaikannya klien secara bertahap lebih berkesempatan memunculkan gambaran kejadian sebenarnya dengan lebih jelas dan senyata mungkin.
Dalam melakukan hipnoanalisis, hipnoterapis perlu berbicara sesuai level usia klien yang sedang dialami dalam mode regression, jika klien menjadi sosoknya di usia 7 tahun, hipnoterapis harus berbicara seperti layaknya sedang menghadapi anak berusia 7 tahun, memanggil mereka dengan panggilan yang konsisten dengan panggilannya di usia tersebut, jangan memanggil mereka dengan panggilan dewasa dengan sebutan “Pak/Bu” karena hal ini akan mengaktifkan area kritis kembali dan mengeluaran mereka dari mode regression.
Dalam melakukan hipnoanalisis dalam age regession juga seorang hipnoterapis harus siap mengantisipasi kalau-kalau klien mengalami ‘abreaction (abnormal-reation)‘ atau dikenal juga sebagai ‘abreaksi’.
ISE bisa berupa bermacam-macam peristiwa, dari peristiwa kecil biasa sampai ke yang traumatis, ketika klien berada di usia dimana ISE terjadi maka ia mengalami kembali semua muatan emosi yang dirasakannya di peristiwa itu, bergantung pada muatan emosi yang dirasakan di peristiwa itu maka reaksi klien pun bisa berbeda-beda, mengekspresikan yang dirasakannya di kejadian itu, inilah yang dimaksud abreaksi.
Sangat sering terjadi momen dimana klien mengalami ulang kejadian yang bersifat traumatis di ISE dan klien lalu mengekspresikannya dalam mode abreaksi secara intens, entah itu menangis, berteriak, memukul-mukul dan banyak lagi jenis reaksi lainnya, disinilah hipnoterapis harus menguasai ragam teknik yang diperlukan untuk memfasilitasi proses abreaksi dengan aman, sebelum meneruskan ke prosesi terapi yang sebenarnya.
Age regression bukanlah teknik terapi, melainkan bagian dari hipnoanalisis yang ditujukan untuk mengeksplorasi memori masa lalu dalam diri klien, untuk mengungkap detail kejadian yang menjadi akar permasalahan dalam dirinya, yang melatari akar masalahnya, atau dikenal sebagai ISE.
Prosesi terapi yang bersifat melepaskan muatan emosi negatif dan merekontruksi program di pikiran bawah sadar secara penuh sendiri baru dilakukan setelah klien sudah tervalidasi berada di ISE, disinilah hipnoterapis memperbaiki program yang bermasalah di masa kini dengan memperbaikinya tepat di sumbernya, di masa dimana program itu tercipta. Dengan ternetralisirnya program bermasalah tepat di sumbernya maka klien kembali ke kondisi ‘netral’, disinilah nantinya sugesti positif diberikan untuk ‘mengisi’ diri klien dengan program baru yang sesuai dengan harapannya.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.